Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KEBEBASAN berekspresi di Prancis memicu pertentangan karena melindungi penggambaran Nabi Muhammad SAW secara visual. Pemeluk agama Islam mesti menahan diri dengan menjauhi tindakan kekerasan dalam menyikapinya.
“Penggambaran Nabi Muhammad SAW dalam pandangan mayoritas ulama memang tidak dibolehkan. Kanjeng nabi tidak boleh digambarkan secara visual, tapi boleh digambarkan secara luas melalui verbal,” kata akademisi dari Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta, Ulil Abshar Abdalla dalam webinar bertajuk Kontroversi Presiden Macron dan Islam: Bagaimana Kita Bersikap, kemarin.
Menurut dia, penggambarannya bertujuan memuliakan, bukan sebaliknya menghina atau mengolok-olok. Ia mengatakan kekerasan di Prancis yang dituai majalah Charlie Hebdo setelah menayangkan karikatur Nabi Muhammad SAW tidak boleh berlanjut. Umat Islam tidak perlu terpancing dengan melakukan kekerasan dan pemerintah Prancis perlu mengevaluasi kebebasan berekspresi supaya tidak mencederai penganut agama tertentu.
Pada kesempatan sama, mahasiswa Universitas Lyon Prancis Andar Nubowo menilai persoalan utama yang memicu kekerasan di Prancis sangat kompleks. Penganut ajaran Islam mayoritas berasal dari kalangan imigran dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah.
Mereka, kata dia, kerap disusupi ajaran ekstrem yang bertujuan menjadikan Prancis menganut syariat Islam. Pemerintah Prancis kerap
mengabaikan ekonomi dan sosial muslim, khususnya yang berstatus imigran.
Tindak kekerasan di Prancis, menurut Andar, banyak pemicunya. Salah satunya kelompok radikal. Pemerintah Prancis di bawah Presiden Emanuel Macron tengah membangun kebijakan untuk menekan kelompok-kelompok sayap kanan itu.
“Dalam 20 tahun terakhir banyak kekerasan yang diduga dari kelompok radikal, seperti Hizbut Tahrir di Prancis,” jelasnya.
Pidato Macron mengenai Islam yang menambah daftar panjang kecaman dunia terhadap Prancis sebenarnya ditujukan untuk menekan kelompok ekstrem di negaranya. Tetapi, mengenai kebebasan berekspresi sulit ditiadakan karena tercantum dalam konstitusi Prancis.
“Masalah keyakinan, Prancis masih memberi ruang bagi rakyatnya menjalankan keagamaan seperti diperbolehkan mengenakan hijab di mal dan di kampus juga,” kata dia.
Dialog
Akademisi Muhammad Ali dari Universitas of California menilai Prancis mesti memahami mengenai Islam. Guna menekan kemunculan ekspresi yang menyakiti muslim lebih banyak lagi dan memicu kekerasan, pemerintah Prancis harus membuka dialog untuk meningkatkan pemahaman dan penghormatan.
Ia menjelaskan pemerintah dan perwakilan muslim di Prancis khususnya dan negara muslim umumnya harus menjalin komunikasi yang lebih intens. Tujuannya supaya kedua belah pihak saling memahami dan ketika ada persoalan dapat segera diredam.
“ Kalau itu disepakati persoalan kekerasan dan represi bisa dikurangi meskipun selalu ada pertentangan ideologi yang alami,” pungkasnya.
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya memerangi ‘separatisme Islam, bukan kepada Islam’. Hal itu diutarakan Macron menanggapi artikel Financial Times yang dia klaim salah mengutip. “Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengklaim bahwa Prancis, atau pemerintahnya, mendorong rasisme terhadap muslim,” kata Macron, seperti dikutip AFP, kemarin. (Medcom/P-5)
DISKUSI di Gedung Putih kembali menegaskan adanya perbedaan pandangan antara para pemimpin Eropa dan Rusia terkait perlunya gencatan senjata sebelum perundingan damai.
Insiden penembakan di SMA Dreierschuetzengasse, yang berada kota terbesar kedua di Austria, itu terjadi pada Selasa (9/6) pagi waktu setempat.
PENGAMAT Timur Tengah, Smith Alhadar, menilai pernyataan Presiden Prabowo Subianto terkait sikap terhadap konflik Palestina-Israel bukanlah hal yang mengejutkan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Negara Brigitte Macron bertemu kucing Presiden Prabowo Subianto, yakni Bobby Kertanegara di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5) malam.
Saat mendarat di Vietnam, Minggu (25/5), di depan pintu pesawat kenegaraan yang sudah dibuka, terlihat Presiden Prancis Emmanuel Macron didorong wajahnya oleh Brigitte.
NOMOR telepon yang digunakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan anggota penting pemerintahannya termasuk di antara target potensial untuk spyware Pegasus
Kekerasan Terhadap 8 Jurnalis di Serang, Alarm Bahaya bagi Keselamatan Jurnalis di Indonesia
UPAYA memperkuat perlindungan perempuan dan anak dari ancaman tindak kekerasan melalui pengintegrasian sistem antarlembaga terkait harus mendapat dukungan semua pihak.
Para arkeolog menganalisis tulang belulang 82 orang yang dikuburkan ke dalam lubang-lubang antara tahun 4300 hingga 4150 sebelum masehi (SM) di Prancis Timur Laut.
Marius Borg Høiby, putra tertua Putri Mahkota Norwegia Mette-Marit, didakwa 32 pelanggaran hukum, termasuk tuduhan pemerkosaan.
Wilayah urban yakni Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta tercatat sebagai 3 provinsi dengan pelaporan jumlah perempuan korban kekerasan tertinggi.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved