Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Jepang Dukung ASEAN Outlook

Nur Aivanni
22/10/2020 03:58
Jepang Dukung ASEAN Outlook
Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga (kanan) menyampaikan sambutan saat bertemu dengan Asosiasi Alumni Jepang di Indonesia di Jakarta(ANTARA/GENTA TEBRI MAWANGI)

PERDANA Menteri Jepang Yoshihide Suga mendukung ASEAN Outlook on Indo-Pacific yang dipelopori Indonesia. Meski demikian ia menegaskan bahwa itu bukan berarti pihaknya akan membuat NATO versi Indo-Pasifik.

“Sama sekali tidak ada niat untuk membuat NATO ala Indo-Pasifik,” ujar Suga dalam konferensi pers secara daring, kemarin, saat ditanya mengenai kritik dari Menlu Tiongkok terkait konsep Indo-Pasifik.

Bagi Jepang, katanya, konsep Indo-Pasifik bersifat bebas dan terbuka, tidak ditujukan kepada negara-negara tertentu saja dan bisa menjalin kerja sama dengan negara manapun yang memiliki pandangan yang sama.

Dalam sambutannya, Suga mengutarakan bahwa ASEAN dan Jepang memiliki tujuan yang sama di kawasan Indo-Pasifik. Konsep Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka juga memiliki banyak kesamaan dengan yang dicanangkan Jepang. Oleh karena itu, pihaknya mendukung ASEAN Outlook on Indo-Pacific secara keseluruhan.

“Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, saya menyampaikan keinginan untuk menciptakan masa depan kawasan Indo-Pasifik yang damai dan makmur bersama ASEAN dan Jepang dan melaksanakan kerja sama yang konkret untuk itu,” ujar Suga. Dia juga
mengatakan hampir semua keinginannya itu disetujui Presiden Jokowi.

Jika Jepang dan ASEAN saling meningkatkan konektivitas, tambahnya, hal itu bisa membawa kemakmuran di kawasan tersebut dan menjadi sebuah potensi dari Indo-Pasifi k yang bebas dan terbuka.

PM Suga lalu menekankan bahwa Jepang menolak semua tindakan dan gerakan yang meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. Semua pihak harus berusaha menyelesaikan konfl ik tersebut secara damai.

“Betapa pentingnya semua pihak yang terkait dengan persoalan seputar Laut China Selatan untuk berusaha semaksimal mungkin menyelesaikan konflik secara damai melalui hukum internasional, bukan melalui kekuatan dan intimidasi,” katanya.

Di Laut China Selatan, sambungnya, Jepang telah membantu keamanan melalui kegiatan patroli, salah satunya untuk mencegah terjadinya
illegal fishing.

Bukan kunjungan biasa

Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel menilai kunjungan PM Suga membawa pesan khusus dalam rangka menjaga kerja sama kedua negara.

Kunjungan itu memberi sinyal kepada pemerintah agar tidak melupakan peran strategis Jepang dalam membangun harmoni geopolitik dan ekonomi dunia bersama negara para mitra.

Menurut dia, Jepang tidak saja menjadi investor asing terbesar di bidang industri migas dan nonmigas, tetapi juga berperan besar dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Politikus Partai NasDem itu juga mengharapkan hubungan kedua negara dapat terjaga dengan baik melalui regulasi yang adil untuk semua negara mitra Indonesia.

Terpisah, Human Rights Working Group (HRWG) mendesak pemerintah Jepang untuk melakukan negosiasi ulang kerja sama dalam skema magang technical intern training program (TITP).

Alasannya, maraknya praktik perekrutan tidak adil yang ditandai penarikan biaya berlebih hingga eksploitasi tanpa pengawasan dan penindakan yang tegas dari pemerintah Indonesia terhadap pelaku saat proses prakeberangkatan. Begitu juga halnya dengan eksploitasi kerja saat masa magang di Jepang. (Mir/Hym/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya