Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TOKOH senior Papua Paskalis Kossay berharap pemerintah mau mengungkapkan secara jujur hasil investigasi terhadap kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua, bulan lalu.
Pasalnya, ungkap Paskalis, masyarakat Papua sudah mengetahui siapa pelaku penembakan tersebut.
“Oleh sebab itu diharapkan kasus ini jangan dikaburkan. Karena nama oknum anggota TNI sudah diketehui umum di kalangan orang Papua,” katanya kepada Media Indonesia, Senin (19/10).
Baca juga: Aktivis Minta Usut Tuntas Kasus Munir
Menurut rencana, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akan mengumumkan hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Intan Jaya terkait penembakan di Distrik Hitapida, Intan Jaya, Papua, hari ini, Senin (19/10). TGPF sudah menyerahkan analisa hasil temuan itu kepada Mahfud, Sabtu (17/10).
Ia menambahkan, masyarakat Papua juga berharap pemerintah bisa menindaklanjuti kasus penembakan ini ke jalur hukum.
“Pemerintah harus konsekuen membuka secara terbuka dan memprosesnya sesuai hukum. Langkah begitu lebih baik baik dari pada ditutupi padahal rakyat Papua sudah tahu siapa pelaku penembakan,” pungkasnya.
Menurut Paskalis, pengakuan jujur pemerintah jauh lebih terhormat apabila dipandang dari kalangan komunitas HAM internasional, kalangan gereja, maupun masyarakat Papua secara umum.
“Kalau pemerintah sengaja menutupi pelaku pasti akan muncul ketidakpercayaan rakyat Papua terhadap pemerintah,” tegasnya.
Sementara itu, Pengamat Papua asal LIPI Adriana Elisabeth menyebutkan, apabila pelakunya berasal dari kalangan militer, sebaiknya pelaku diadili melalui pengadilan sipil.
“Jadi bukan melalui pengadilan militer. Supaya prosesnya lebih transparan dan memenuhi keadilan keluarga korban,” ujarnya. (OL-1)
Semua pihak diminta untuk tidak melibatkan masyarakat sipil dalam menangani konflik bersenjata yang kerap terjadi di daerah Intan Jaya, Papua.
Tokoh perempuan Papua, Rehina Belau menyebut ada tiga kelompok kriminal bersenjata yang hingga saat ini masih menjadi musuh nyata bagi aparat TNI/Polri di Kabupaten Intan Jaya.
Polda Papua menyebut bahwa tidak terjadi pengungsian di Kabupaten Intan Jaya, Papua, pasca-kekerasan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menembak warga sipil di Kampung Bilogai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Senin (8/2/2021).
Kelompok kriminal bersenjata dilaporkan telah menembak mati warga sipil Boni Bagau di perbatasan Distrik Sugapa-Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya karena dituduh mata-matan TNI/Polri.
Diketahui Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan pemerintah telah menyelesaikan laporannya terhadap penyelidikan kasus-kasus tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved