Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Pesan Korban Bom Bali I: Masyarakat Jangan Cuek

Thomas Harming Suwarta
13/10/2020 16:07
Pesan Korban Bom Bali I: Masyarakat Jangan Cuek
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar.(Instagram)

KEMARIN, 12 Oktober menjadi peringatan 18 tahun tragedi Bom Bali I yang merenggut setidaknya 202 jiwa dan ratusan orang lainnya terluka. Peristiwa yang mengguncang kawasan Kuta dan Denpasar dengan tiga buah bom yang meledak telah banyak meninggalkan banyak luka terutama bagi para korban dan keluarga korban yang sampai saat ini harus menerima kondisi cacat.

Mereka saat ini perlahan bangkit dari trauma yang begitu mendalam, dan mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan aksi-aksi terorisme. Pada masyarakat para korban meminta untuk jangan cuek jika menemukan siapa pun di masyarakat yang menunjukkan tanda-tanda mencurigakan.

Baca juga: Peringatan Bom Bali I, Momen Penting Mengingatkan Tanggung

“Memang peristiwa ini meninggalkan duka dan trauma yang tidak ringan apalagi saya saat ini harus menerima kondisi cacat mata seumur hidup, sehingga sampai detik ini pun jika ada berita ada penangkapan teroris misalnya seperti di Bekasi pada 5 Oktober lalu, itu ada semacam trauma yang muncul. Artinya mereka masih ada di sekitar kita. Mereka belum sepenuhnya hilang. Ini harus jadi peringatan terutama bagi masyarakat agar kita waspada,” kata salah seroang korban Bom Bali I Thiolina Marpaung saat berbincang bersama Jurnalis Media Indonesia Irvan Sihombing, dalam program Journalist on Duty yang disiarkan melalui Instagram Live @mediaindonesia, Senin (12/10/2020).

Thiolina yang saat peristiwa Bom Bali I berada di Jl Legian tersebut berpesan agar masyarakat harus mengambil peran aktif melakukan pengawasan.

“Kita tentu tidak bisa hanya berharap pada kepolisian tetapi kita sebagai masyarakat harus aktif karena mereka hidup di tengah-tengah masyarakat. Jadi kita sebagai masyarakt menurut saya jangan juga terlalu cuek,” kata Thiolina yang mengalami kerusakan mata akibat bom tersebut.

Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar yang juga menjadi narasumber di program Journalist on Duty mengakui bahwa terorisme masih menjadi ancaman potensial bagi Indonesia saat ini. Maka itu BNPT menyusun kerangka kebijakan dan program nasional sebagai upaya mengatasinya.

“Ada pencegahan, yaitu kesiapsiagaan nasional, dengan mendorong masyarakat untuk peduli atau peka terhadap pergerakan jaringan teror yang masuk ke segenap lapisan masyarakat. Karena bagaimana pun mereka berusaha mencari orang yang bisa direkrut. Orang yang dianggap potensial menjadi pelaku bom bunuh diri,” ujar Boy.

Selain pencegahan, BNPT juga melakukan upaya kontra radikalisasi untuk membendung paham-paham radikalisme termasuk yang dilakukan melalui berbagai propaganda di media-media sosial.

Baca juga: Buku Kisah Nyata Para Korban Tandai Peringatan 15 Tahun Bom Bali

“Kalau kita lihat di sosial media yang melalukan propaganda ini disiarkan dari luar Indonesia. Dan ini dijadikan sebagai pedoman yang ada di Indonesia. Mereka jadikan itu sebagian referensi. Bahkan tokoh mereka melakukan propaganda, apabila tidak bisa berangkat ke Irak dan Suriah, tapi bersiaplah melakukan teror di dalam negeri. Ini kita perlu antisipasi,” jelasnya. (Thx/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya