Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 diwanti-wanti agar jangan memunculkan klaster atau gelombang baru penularan covid-19. Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir meminta calon kepala daerah dan lembaga pemilu menjamin tidak ada penularan yang masif saat pesta demokrasi itu berlangsung pada 9 Desember.
"Kemarin kami sudah undang calon-calon (kepala daerah), kita buat statement keras. Kami enggak mau ada second dan third wave (covid-19) yang ganggu kehidupan masyarakat," jelas Erick dalam webinar 'Transportasi Sehat, Indonesia Maju', Jakarta, Selasa (15/9).
Pasalnya, dalam ajang Pilkada tersebut dikhawatirkan ada kerumunan atau pengumpulan massa, baik saat masa kampanye atau saat pemilihan. Erick menegaskan, keberhasilan calon kepala daerah akan terlihat dari pencegahan penularan covid-19.
"Protokol kesehatan jadi prioritas. Kalau covid-19 gagal (ditekan), berarti itu kegagalan calon pemimpin," tukas Menteri BUMN itu.
Baca juga : Presiden Perintahkan Luhut dan Doni Tangani Korona di 8 Provinsi
Guna memperketat disiplin akan protokol kesehatan, Pemerintah meluncurkan operasi yustisi yang bekerja sama dengan TNI dan Polri. Namun, operasi itu bukan sesuatu yang represif atau dengan cara paksaan.
"Operasi yustisi jangan disalahartikan resperesif. Ini untuk diprioritaskan pada masyarakat, karena jumlah OTG banyak. OTG ini bisa mengakibatkan fatality (kematian) yang besar kepada masyarakat yang punya kondisi komorbid," kata Erick.
Terpisah, Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan kepada calon kepala daerah untuk menerapkan protokol kesehatan ketat demi mencegah penularan covid-19 pada seluruh tahapan Pilkada 2020.
"Kampanye Pilkada harus semakin kreatif, agar visi dan misi calon tetap tersampaikan ke masyarakat dan protokol cegah Covid-19 harus tetap terjaga," kata Puan. (P-5)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved