Hadapi Krisis dengan Semangat Juang

Emir Chairullah
19/8/2020 04:47
Hadapi Krisis dengan Semangat Juang
Wakil Presiden Ma’ruf Amin(MI/Adam Dwi )

WAKIL Presiden Ma’ruf Amin mengakui capaian pembangunan di Indonesia terpukul mundur karena disrupsi total akibat serangan pandemi covid-19. Namun, krisis multidimensi dan ketidakpastian itu harus di hadapi bersama dengan penuh semangat juang, sebagaimana yang dicontohkan para pendiri bangsa ketika merumuskan UUD 1945.

“Situasi krisis tidak boleh membuat kita lemah ataupun lengah, apalagi menyerah, putus asa, dan kehilangan arah. Mari kita jadikan situasi sulit ini sebagai momentum untuk memacu inovasi dan bekerja lebih keras untuk melakukan reformasi di segala bidang dan meraih prestasi, mengejar semua ketertinggalan kita,” ujar Wapres saat memberi sambutan dalam peringatan Hari Konstitusi melalui konferensi video, kemarin.

MPR menggelar peringatan Hari Konstitusi 2020 secara sederhana dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat, termasuk memberlakukan pembatasan peserta dan jaga jarak.

Ma’ruf mengatakan, sebelum terjadinya pandemi, capaian Indonesia di sejumlah sektor terkait dengan amanat Pembukaan UUD 1945 cukup membanggakan. Ia memberi contoh capaian yang terkait dengan butir pertama amanat Pembukaan UUD 45, yakni terjadi peningkatan indeks demokrasi dari 72,39 pada 2018 menjadi 74,92 di 2019.

“Begitu pun pada peningkatan kapasitas pelayanan serta perlindungan WNI dan badan hukum Indonesia di luar negeri, dari 22.240 kasus pada semester II 2019 menjadi 28.596 kasus pada semester I 2020,’’ ujar Wapres.

‘’Indeks pembangunan hukum dari 0,61 tahun 2018 menjadi 0,62 pada 2019, dan tingkat kejahatan atau crime rate yang menurun dari 93 orang/100.000 penduduk pada 2019 menjadi 50 orang/100.000 penduduk pada semester I 2020,” tambahnya.

Kedaulatan pangan

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Benny Susetyo mengatakan peringatan HUT ke-75 RI harus menjadi momentum untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yakni kedaulatan di segala bidang, terutama dalam hal pangan sebagai sumber ekonomi.

Menurut Benny, pada dasarnya kedaulatan pangan adalah bentuk kemandirian negara dalam menentukan kebijakan dan menjamin terpenuhinya pangan bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali.

“Sudah 75 tahun kita merdeka. Namun, kita belum bisa memaknai arti berdikari alias berdiri di atas kaki sendiri. Sampai saat ini kita tidak menyadari bahwa ketergantungan terhadap negara lain membuat bangsa kita tidak mampu menyejahterakan rakyatnya,” ujar Benny, kemarin.

Bangsa Indonesia, lanjut dia, adalah bangsa besar dengan potensi yang luar biasa.

“Oleh karena itu, kita semestinya bisa mengembangkan sumber daya alam yang kita miliki secara mandiri sehingga bisa memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat,” ucapnya.

Ia juga mengatakan visi mem- bangun kedaulatan pangan semestinya diusung para calon kepala daerah yang akan berkontestasi dalam Pilkada Serentak 2020.

Kepala daerah harus memiliki kemampuan mengapitalisasi produk lokal dan potensi daerah. Dengan begitu, kemandiran ekonomi lokal akan terwujud.

“Saya berharap calon kepala daerah mampu memberikan pemikiran dan strategi yang mampu mengolah potensi lokal dan bahkan dapat menggali lebih dalam potensi-potensi besar yang belum digali di masyarakat,” tandas Benny. (Pra/X-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya