Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
KEMENTERIAN Pertahana dan TNI perlu menginvestigasi secara intensif kecelakaan helikopter MI-17 di Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6). Pasalnya pesawat angkut buatan Rusia milik TNI AD serupa juga dua kali mengalami kejadian naas di Oksibil, Papua.
“Kemenhan dan TNI perlu melalukan investigasi intensif terhadap beberapa kejadian kecelakaan MI-17 ini. Kalau dua kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, nampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam,” kata Anggota Komisi I DPR, Willy Aditya dalam keterangan resmi, Minggu (7/6) .
Baca juga: Pengamat Dorong Pengawasan Ganjil Genap Lewat E-TLE
Dia menambahkan, heli yang tercatat dalam alutsista TNI AD itu merupakan hal penting penunjang operasi pasukan sehingga Kemenhan dan TNI harus benar-benar memastikan kelaikannya. Selain itu, sebagai pembeli, menurutnya Indonesia perlu menekankan transfer penguasaan teknologinya supaya tahap pemeliharan lebih baik.
“Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknikal bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknikal, maka Kemenhan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, maka ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai,” ucapnya.
Politikus Partai NasDem ini mengatakan, kecelakaan yang kerap terjadi terhadap MI-17 sudah menjadi perhatian publik. Untuk itu Kemenhan dan TNI perlu memberi penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar terntang apa yang sebenarnya terjadi.
“Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya, karena itu mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kemenhan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya, agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” ucapnya.
Baca juga: Ganjil Genap Sasar Motor, Proyeksi Kebijakan Transportasi Jakarta
Willy berharap dalam waktu dekat TNI maupun Kemenhan dapat memulai investigasinya. Itu bisa dengan berkoordinasi bersama KNKT serta pabrikan. Itu untuk mengetahui penyebab kecelakaan dan langkah perbaikan ke depan.
“Dari kejadian Februari 2020, Juli 2019 tentu sudah ada hasil investigasi, nah ditambah dengan hasil investigasi saat ini tentu akan menjadi makin banyak bahan analisa yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Saya kira Menteri Pertahanan yang juga mantan TNI AD akan menaruh perhatian besar terhadap hal ini,” pungkasnya. (OL-6)
KETUA Komisi XIII DPR dari Fraksi Partai NasDem Willy Aditya optimistis Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Hukum Adat bisa disahkan di era pemerintahan Prabowo Subianto.
Ketua Fraksi NasDem MPR itu mengatakan semangat program itu bagus, tetapi perlu digodok matang.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
SEJUMLAH partai politik menyatakan penolakannya terhadap Putusan MK Nomor 135/PUU-XXII/2024 soal pemisahan pemilihan umum (pemilu) nasional dan daerah atau lokal.
PUTUSAN Mahkamah Konstitusi No. 135/PUU-XXII/2024 tentang pemisahan pemilu nasional dan pemilu lokal menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
MAJELIS Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN KAHMI) akan mengadakan Rakornas I & Silaknas 2025 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada 10-11 Juli 2025.
Empat belas orang tewas dalam kecelakaan bulan lalu ketika helikopter militer Azerbaijan Mi-17 jatuh selama penerbangan pelatihan.
Menurutnya, pesawat, helikopter, atau kendaraan militer yang digunakan TNI harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
"Kita tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil. Namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih."
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mendesak TNI dan Kemenhan untuk memperdalam investigasi jatuhnya heli jenis MI-17 buatan Rusia ini setelah korban meninggal bertambah.
Salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 Penerbad, Lettu Cpn Vira Yudha, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat intensif selama 7 hari di RS Kariadi, Semarang.
Diketahui, helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan sebagai helikopter angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved