Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
GURU Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI) Jimly Asshiddiqie mengatakan secara umum negara nondemokrasi mampu mengatasi pandemi virus korona atau covid-19 dengan efektif.
Manajemen bencana yang diterapkan negara nondemokrasi dinilai tepat untuk situasi darurat jika dibandingkan dengan negara demokrasi
"Jadi trennya ada negara demokrasi yang berhasil dan ada negara demokrasi yang tidak berhasil. Tapi secara umum makin tidak demokratis sistem negaranya, mudah mengendalikan keadaan krisis itu," jelas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu dalam diskusi virtual, Kamis (7/5).
Baca juga: Pesan Hari Waisak dari Jokowi: Kita akan Melewati Segala Ujian
Dijelaskannya, alasan negara nondemokrasi mampu menangani situasi darurat seperti saat ini dikarenakan manajemen pangambilan keputusan yang terpusat. Negara seperti Tiongkok dan Vietnam sudah membuktikannya dengan mampu mengendalikan covid-19.
Dalam menangani pandemi covid-19, kata dia, negara nondemokrasi dapat menerapkan kebijakan strategisnya dengan cepat tanpa perlu perdebatan. Sistem manajemen bencana benar-benar terpusat sehingga tidak terjadi gesekan atau perbedaan dalam penerapannya.
Baca juga: Pasien Covid-19 Sembuh di DKI Bertambah Jadi 718 orang
Selain itu, kata dia, negara komunis atau otoritarian membangun kepercayaan yang kuat pada pemimpinnya. Sehingga publik akan menaati imbauan atau kebijakan pemerintahnya dengan tertib.
Sementara negara demokrasi seperti Amerika Serikat, Prancis, Italia, Spanyol dan Inggris justru keadaannya makin parah. Padahal negara-negara tersebut merupakan negara besar yang menjadi rujukan dasar sistem demokrasi bagi negara lainnya di dunia.
Anggota DPD tersebut mengatakan pada saat-saat darurat seperti ini harus diakui sistem nondemokrasi mempu menangani dengan baik. Oleh karena itu, tidak heran dalam penerapannya negara-negara demokrasi mempunyai regulasi yang disebut UU darurat atau sementara.
"Boleh aja kita mengakui dalam sistem komunis, sistem otoritarian memang jauh lebih efektif. Bahkan dalam negara demokrasi memerlukan juga otorianisme itu sehingga muncul istilah constitusional dictatorship," imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa hal itu tidak sepenuhnya mengatakan sistem ideologi tertentu lebih baik atau tidak. Pasalnya, sistem ideologi suatu bangsa adalah suatu hal yang dianut sepanjang waktu dan tidak bisa dinilai hanya dalam kurun waktu tertentu saja.
Di Indonesia, Jimly mengungkapkan ada UU yang mengatur diberlakukannya situasi darurat. Pasal 12 UUD mengatur penerapan darurat sipil yang seharusnya bisa diberlakukan pada saat ini.
Namun, nampaknya bangsa ini masih trauma dengan sejarah masa lalunya. Selain itu, ditambah banyaknya kelompok masyatakat yang tidak paham terkait situasi darurat, sehingga selalu menilai dari kacamata situasi normal.
"Gara-gara trauma dan ketidaktahuan yang akut sarjana hukum kita, maka tidak ada yang berpikir menerapkan keadaan darurat meskipun itu sipil," pungkasnya.(X-15)
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved