Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Erick Thohir Masih Pelajari Kasus ASABRI

Putra Ananda
10/1/2020 19:36
Erick Thohir Masih Pelajari Kasus ASABRI
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.(MI/Yose Hendra)

MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir masih mempelajari kasus Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) terkait anjloknya portofolio investasi saham. Kasus Asabri memiliki kemiripan dengan Jiwasraya. Dirinya pun belum bisa berkomentar lebih lanjut.

"Saya belum siap bicara soal Asabri karena belum tahu. Sama kalau ditanya PTPN Perkebunan belum tahu orang belum review," ungkap Erick singkat di Jakarta, Jumat (10/1).

Keengganan Erick berkomentar lebih lanjut juga dikarenakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga belum mengeluarkan hasil audit laporan keuangan ASABRI.

"BPK baru keluarkan audit untuk Jiwasraya, kalau ASABRI belum ada. Saya belum siap bicara soal ASABRI karena belum tahu," pungkasnya.

Seperti halnya dengan PT Asuransi Jiwasraya, Asabri memiliki masalah anjloknya portofolio investasi saham. Misalnya saja, ASABRI memiliki 5,04% saham di PT Trada Alam Mineral (TRAM), sejak awal saham tersebut dibeli yakni pada 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2020 harga sahamnya mencatatkan penurunan hingga 65,75%.

Selain itu, ASABRI juga memiliki saham di PT Alfa Energi Investama (FIRE), sejak awal saham tersebut dibeli pada 27 Juli 2018 hingga 8 Januari 2020 harganya telah anjlok 94,97%. Lalu, harga saham PT Hartadinata Abadi (HRTA) sejak 30 Oktober 2017 hingga 8 Januari juga merosot hingga 27,4%.

Baca juga : Mahfud: Kasus Dugaan Korupsi di PT Asabri Capai Rp10 Triliun

Sebelumnya, Erick menyebutkan akan membentuk induk usaha (holding) yang bergerak di bidang asuransi dan dana pensiunan. Tujuannya untuk menghindari kasus tekanan likuiditas seperti yang terjadi pada Jiwasraya. Nantinya, Jiwasraya dan Asabri akan masuk dalam induk usaha tersebut

Erick tidak ingin pensiunan dari perusahaan-perusahaan pelat merah tidak mendapatkan dana pensiun karena adanya oknum yang merugikan perusahaan. Pembentukan holding dana pensiun itu sejalan dengan rencana pembentukan holding perusahaan asuransi.

"TNI dan Polri kasihan yang sudah kerja puluhan tahun tidak ada kepastian. Makanya kami konsolidasikan, dicari figur yang bagus," kata Erick pekan lalu. (Uta/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik