Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SEBANYAK delapan orang yang terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta masih diperiksa intensif oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Termasuk Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan.
"Saat ini sudah ada delapan orang yang diperiksa. Tim penyelidikan masih bekerja," kata Pelaksana tugas juru bicara KPK Ali Fikri saat dikonfirmasi, Kamis (9/1).
Belum diketahui siapa saja yang turut diperiksa selain Wahyu Setiawan. KPK masih menutup rapat nama-nama yang digiring penyidik. Pun masih irit bicara terkait dugaan perkara yang menyeret Wahyu dan tujuh orang lainnya.
Baca juga: KPU Diminta Tetap Fokus Pilkada 2020, meski Ada OTT
Lembaga Antirasuah hanya memastikan OTT kali ini berkaitan tindak pidana suap. KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum pihak-pihak yang diamankan dalam OTT tersebut. KPK akan menggelar keterangan pers terkait operasi senyap yang menyeret petinggi lembaga penyelenggara pemilu itu.
"Siang nanti KPK akan menentukan sikap status terhadap para terperiksa," ujar Ali.(OL-5)
Padahal, sektor kehutanan mengelola aset negara dengan nilai triliunan rupiah dan memiliki peran penting dalam keberlanjutan lingkungan.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di kantor Inhutani V Jakarta.
Fitroh menyebut KPK menangkap pejabat badan usaha milik negara (BUMN), dalam OTT ini. Nama lengkapnya masih dirahasiakan, saat ini.
Fitroh mengatakan operasi itu berhsil mengamankan sembilan orang.
Fitroh menjelaskan, operasi senyap itu menyeret INHUTANI V. Ada direksi badan usaha milik negara (BUMN) yang terjaring.
WAKIL Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak menegaskan tidak ada yang perlu ditakuti terkait rencana Komisi III DPR RI memanggil KPK untuk rapat dengar pendapat (RDP).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved