Haedar Usulkan Istilah Deradikalisasi Jadi Moderasi

Ardi Teristi Hardi
12/12/2019 14:05
Haedar Usulkan Istilah Deradikalisasi Jadi Moderasi
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dikukuhkan sebagai guru besar ilmu Sosiologi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.(MI/Ardi Teristi Hardi )

DALAM pidato pengukuhan guru besar bidang sosiologi di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir pun menawarkan agar mengakhiri penyebutan deradikalisasi dan diganti dengan moderasi. Cara pandang yang berlebihan dengan orientasi deradikalisasi atau deradikalisme yang overdosis dapat menjurus pada suatu paradoks.

"Melawan radikal dengan cara radikal akan bermuara melahirkan radikal baru, sehingga Indonesia menjadi terpapar radikal dan radikalisme," kata Haedar, Kamis (12/12/2019).

Jika setiap hari isu radikalisme terus digulirkan, tanpa mengurangi usaha menangkal segala penyakit radikalisme, maka bumi Indonesia akan sesak-napas oleh polusi radikalisme.

Dengan mengarusutamakan moderasi, setidaknya tidak menciptakan sindroma radikalisme atau skizofrenia radikalisme yang melahirkan konstruksi tentang Indonesia dan keindonesiaan yang terpapar radikalisme secara TSM: terstruktur, sistematis, dan masif!

Sementara itu, dalam menghadapi radikalisme keagamaan seperti dalam sejumlah kasus teror bom dan serangan fisik atau dalam bentuk paham radikal, Haedar menawarkan untuk menempuh blocking-area di samping langkah penegakkan hukum. Langkah tegas tersebut diperlukan agar tidak memperlebar area radikalisme ke ranah lebih luas yang sesungguhnya berada di zona moderat, aman dan damai.

baca juga: Moderasi Sebagai Jalan Tengah Hadapi Radikalisme

Ia pun optimistis dengan masa depan Indonesia menghadapi radikalisme. Rumah dan lingkungan sosiologis Indonesia semestinya lebih menumbuhkembangkan energi positif bagi masa depan bangsa dan generasi emas Indonesia. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya