Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan bahwa pemerintah telah meminta bantuan pemerintah Filipina uguna membebaskan3 WNI yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Retno menuturkan permintaan tersebut disampaikan oleh Kemlu maupun Presiden RI Joko Widodo secara langsung kepada pemerintah Filipina di sela-sela acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Republic of Korea (RoK) Summit yang dihelat di Busan, Korea Selatan, pada 25-26 November.
“Kita memohon, meminta bantuan otoritas Filipina untuk dapat mengintensifkan upaya membebaskan 3 WNI dengan selamat, dan ini direspon dengan baik oleh mereka,” ujar Retno di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Rabu (27/11).
Pada kesempatan itu, sambung Retno, ia berbicara langsung dengan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, sedangkan Presiden Jokowi berbicara dengan Presiden Filipina Rodirigo Duterte.
“Saya bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina dan kemudian Presiden (Jokowi) melakukan pembicaraan dengan Presiden Filipina Duterte. Intinya pesan yang disampaikan presiden dan saya adalah sama,” terang Retno.
Ia pun berharap pemerintah Filipina dapat bekerja sama dengan baik dalam membantu membebaskan tiga WNI yang disandera sejak dua bulan lalu itu.
“Karena itu kita mengharapkan kerja sama Filipina bagi upaya pembebasan ketiga saudara kita tersebut,” terangnya.
Sebelumnya, tiga nelayan Indonesia ditangkap oleh kelompok militan Abu Sayyaf pada September lalu. Ketiga nelayan Indonesia yang bekerja di Malaysia tersebut diidentifikasi bernama Maharudin Lunani (48), putranya Muhammad Farhan (27), dan kru kapal Samiun Maneu (27).
Mereka ditangkap saat sedang berada di atas kapal pukat nelayan yang terdaftar di Sandakan, perairan Tambisan, Malaysia. Ketiganya kemudian dibawa kelompok Abu Sayyaf ke markasnya yang terletak di selatan Filipina, dan kelompok tersebut meminta uang tebusan sebesar 30 juta peso atau sekitar Rp8,3 miliar. (OL-8)
Pemilik kapal baru baru mengetahui terjadi pembajakan pada 26 Maret 2016, saat menerima telepon dari seseorang yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf.
KBRI Manila belum bisa memastikan apakah pembajakan kapal berbendera Indonesia itu melibatkan kelompok milisi bersenjata Abu Sayyaf.
Semua informasi terkait penyanderaan itu harus lewat satu pintu yaitu Kemenlu RI di Jakarta.
Langkah konkret pemerintah Indonesia sangat segera diperlukan mengingat, pertama adalah kewajiban negara untuk memberi perlindungan bagi warganya.
KASUS penyanderaan 10 awak tug boat Brahma 12 milik PT Patria Maritim Line hingga kini masih berlangsung. Penyandera yang diduga anggota kelompok Abu Sayyaf tersebut meminta tebusan Rp15 miliar.
Salah satu perbedaan utama kuliner Malaysia dan Filipina yang ditemui Erwan Huessaff adalah dalam penggunaan rempah-rempah dan intensitas rasa.
Kopi Kenangan menggunakan biji kopi dari Dampit (Malang), Sidikalang (Sumatera Utara), Gayo (Aceh), dan Kintamani (Bali) untuk membuat espreso.
Filipina merupakan negara dengan kekayaan kuliner hasil perpaduan berbagai budaya.
Kontak dagang ini ditandai dengan kesepakatan ekspor kopi specialty asal Kabupaten Bandung ke Filipina sebanyak tiga kontainer.
KEMENANGAN jadi hal yang tidak bisa ditawar Persija Jakarta saat menjamu wakil Filipina
Ia menegaskan, perfoma Egy Maulana Vikri dkk. semakin menanjak, apalagi setelah Garuda Muda menang dari laga uji coba melawan timnas U-23 Iran
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved