Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Bukan Lone Wolf, Polisi Sebut Bom Medan sebagai Society Bomber

Tri Subarkah
18/11/2019 19:21
Bukan Lone Wolf, Polisi Sebut Bom Medan sebagai Society Bomber
Polisi memerika sepeda motor yang digunakan terduga teroris yang meledakkan diri di Mapolresta Medan(Antara/Septianda Perdana)

PENANGKAPAN 23 orang terkait serangan bom di Mapolrestabes Medan pada Rabu (13/11) mematahkan teori bahwa serangan itu bersifat lone wolf. Dugaan awal yang dikemukakan polisi pascaserangan itu, Rabbial Muslim Nasution melakukan aksi lone wolf.

"Kemarin kita sampaikan bahwa Polri dari hasil pemeriksaan dugaan sementara oleh fakta yang ditemukan bahwa pelaku ini (Rabbial) melakukan serangan tunggal," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (18/11).

Namun, kini polisi memastikan bahwa serangan bom di Mapolrestabes Medan merupakan society boomber. Hal itu disimpulkan setelah polisi melakukan proses invetigasi terhadap para tersangka yang telah ditangkap.

"Dalam proses investigsinya, pemeriksaan terhadap beberapa orang terdekat tersangka tersebut baru terungkap siapa-siapa yang berperan untuk siapkan saudara RMN itu melakukan society boomber," terang Dedi.

Dedi menyebut Tim Densus 88 Antiteror dan jajaran polisi daerah terkait menindak 23 orang tersangka di Sumatera Utara dan Aceh. "Ini yang memiliki keterkaitan langsung dengan jaringan JAD dengan amirnya adalah saudara Y (Yasir)," sebutnya.

Baca juga ; Empat Terduga Teroris di Medan Serahkan Diri

Dari jumlah tersebut, pihak kepolisian masih memeriksa 20 orang. Hal itu diketahui setelah tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Ketiganya adalah Rabbinal, dan dua perakit bom yang ia bawa, yakni NP dan K.

"Bom itu dirakit oleh orang-orang yang meninggal dunia (NP dan K-red). Orang yang meninggal itu memiliki kemampuan untuk merakit bom dan mengetahui ransel yang digunakan untuk melakukan bom bunuh diri," terang Dedi.

Menurut Dedi, NP dan K terpaksa ditembak karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.

"Kedua orang tersebut melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam dan menggunakan air softgun, yang menyebabkan satu anggota Densus 88 mengalami luka di bagian tangan akibat sabetan senjata tajam dan luka di bagian belakang. Oleh karenanyaya, dua orang tersebut dilakukan tindakan tegas dan terukur, meninggal dunia di TKP," katanya.

Selain itu, turut ditangkap istri Rabbial yakni DA dan amir atau pemimpin jaringan JAD mereka, yakni Yasir. Tersangka lain yang sudah ditangkap adalah MAI, MN, AL, AS, F, S, DH, KS alias Abu Munzir, S, S, Z alias Jaka, MFJ, SS, W alias Yunus, DS alias Hendro, IF, DS, dan AH. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya