Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PENGADUAN warga masyarakat mengenai aparatur sipil negara (ASN) terpapar radikalisme terus berdatangan ke meja Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Laporan itu merupakan fenomena baru yang harus segera diredam bersama-sama.
Demikian pernyataan Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris dalam diskusi Mengapa Teror pada Polisi Terjadi Lagi? di Kedai Sirih Merah, Jakarta, kemarin.
“Kepala BNPT masif mendatangi kementerian. Bahkan ada menteri mengundang Kepala BNPT untuk memberikan materi tentang bahaya radikalisme bagi ASN. Harus ada perhatian khusus. Bila perlu, ada program pemantauan dan pembinaan,” kata Irfan.
“Kami tidak kuat untuk mengubah semua seperti membalikkan telapak tangan. Tren baru sekarang yang terpengaruh kuat itu istri. Istri mengajak anak. Anak pun mengajak bapak,” lanjut Irfan.
Faktor ekonomi keluarga, menurut Irfan, bukan lagi pemicu meruyaknya paham radikal. “Kalau alasan ekonomi, itu pejabat eselon II di Batang sudah sejahtera. Seorang eselon IV di Kemenkeu bahkan tamat S-2 dari Flinders University ditemukan di Suriah dengan lima gadisnya berjuang.”
Irfan menilai kekecewaan terhadap penyelenggara negara bisa menjadi faktor pemicu seseorang terpapar paham radikal. “ASN atau bukan, kalau sudah kecewa dan merasa terpinggirkan, akan membenarkan perilakunya untuk melawan.”
Pengamat gerakan Islam dari UIN Jakarta M Zaki Mubarak mengungkapkan tidak satu pun lembaga kebal dari paparan radikalisme. Kelompok pengusung radikalisme dan terorisme menyusup ke lembaga pemerintahan, TNI, dan Polri.
“Tidak ada yang kebal dari infiltrasi kelompok jihadis. Ada yang menyusup ke pemerintahan, kepolisian, dan tentara. Sebagian tidak menyusup, tetapi hijrah ke kelompok salafi dan sementara ini mereka menahan diri tidak melakukan jihad amaliah,” ujar Zaki.
Sebelumnya, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi telah menandatangani surat keputusan bersama dengan 10 kementerian dan lembaga dalam rangka menangkal radikalisme di lingkup ASN. Selain itu, pemerintah juga meluncurkan portal aduan untuk menampung informasi ASN yang terpapar radikalisme dengan alamat http://aduanasn.id.
Toleransi
Masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya apabila ada pihak-pihak yang mengampanyekan toleransi di Indonesia menurun. Pasalnya, tingkat toleransi antarwarga di Indonesia mengakar dalam budaya dan hati nurani.
“Jangan percaya kepada orang yang mengatakan Indonesia sudah tidak toleran atau banyak sekali aksi intoleransi di Indonesia,” kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Lubis, dalam peringatan Hari Toleransi Internasional di Kedubes Oman di Jakarta, kemarin.
“Kita tidak boleh menggeneralisasi toleransi di Indonesia melemah. Upaya kita harus sinambung, bukan saat konflik baru bahas meningkatkan kebersamaan. Di saat aman dan damai pun kita harus merawat kebersamaan,” lanjut Amany.
Dubes Uni Eropa untuk Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan, Jan Figel, sependapat dengan Amany. Indonesia ialah negara yang mendukung gagasan penghormatan terhadap martabat manusia.
“Kebebasan beragama penting selain kebebasan berpendapat. Nilai manusia untuk kebebasan berpikir dan kebebasan beragama sangat berharga, tetapi juga rentan. Karena itu, harus diberikan perhatian,” tandas Figel. (Zuq/Nur/Ant/X-3)
Pemerintah Indonesia akan meningkatkan perlindungan untuk kepulangan jamaah haji.
Pencegahan tidak hanya dilakukan dari sisi keamanan tapi juga harus bisa memanfaatkan teknologi IT
Gubernur Khofifah dan BNPT RI berkomitmen tanamkan moderasi beragama sejak dini di sekolah untuk cegah radikalisme. Jatim perkuat sinergi pusat-daerah.
KELOMPOK Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Bidang Kerjasama Internasional Darmansjah Djumala menegaskan pembubaran Jamaah Islamiyah (JI) pantas diapresiasi.
BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Komisi XIII DPR RI terus memperkuat upaya pencegahan radikalisme dan terorisme.
EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved