Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
PRESIDEN Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin menggelar sidang kabinet paripurna perdana dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10). Dalam arahannya, Jokowi menekankan kerja tim di kabinet periode keduanya.
“Kerja kita adalah kerja tim. Bukan kerja menteri per menteri, bukan kerja sektoral. Ini membangun sebuah negara besar, enggak mungkin menteri berjalan sendiri-sendiri,” kata Jokowi, Kamis (24/10).
Ia menekankan, para menteri koordinator yang akan mengordinasi kerja kementerian di bawahnya. Jangan sampai, ada menteri yang berjalan sendiri.
Tidak hanya itu, Jokowi kembali mengingatkan tidak ada visi misi menteri.
Baca juga: Presiden Perintahkan Tito Tertibkan Aturan yang Tumpang Tindih
Pengalaman periode pertama, kata Jokowi, ada beberapa menteri yang belum paham sehingga menimbulkan tidak jalannya koordinasi antarkementerian.
“Silahkan ramainya di dalam rapat, mau debat di dalam rapat, saya dengarkan. Tapi kalau sudah diputuskan, dengan segala risiko harus kita laksanakan. kalau ada perubahan2 dan kondisi tertentu, marilah kita tarik lagi dalam rapat internal atau rapat terbatas,” jelas Jokowi.
Agenda rapat hari ini adalah mendengar arahan dari Presiden Jokowi dan membahas soal realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020. (OL-2)
Selain Tom Lembong, masih ada beberapa mantan menteri era Jokowi yang terjerat kasus korupsi. Berikut beberapa mantan menteri tersebut.
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Jokowi.
“Setahu saya ada. Kan Pak Prabowo sudah ngomong kalau nama-nama dari kabinet Pak Jokowi yang bagus-bagus akan juga dipakai untuk membantu beliau."
MENTERI Sosial Tri Rismaharini bungkam saat ditanya rencana mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media, Selasa (3/9).
PDIP berharap reshuffle kabinet di akhir masa jabatan ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, persoalan perekonomian rakyat mendesak untuk diselesaikan.
Saat ditanya lebih lanjut soal Menteri ESDM Arifin Tasrif yang akan digantikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden enggan menjawab kabar tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved