Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PARTAI NasDem menegaskan bahwa pemerintahan Joko Widodo periode ke dua tetap membutuhkan peran oposisi sebagai penyeimbang. Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Willy Aditya menegaskan, tanpa oposisi roda pemerintahan akan berjalan tidak seimbang.
"Ini demokrasi. Harus ada checks and balances dalam jalankan roda pemerintahan untuk jaga keseimbangan dalam negara kita," tutur Willy saat dihubungi di Jakarta, Senin (21/10).
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan partainya siap untuk keluar dari koalisi jika semua partai peserta Pemilu 2019 masuk ke dalam pemerintahan Jokowi. Surya menilai pemerintahan tidak akan berjalan sehat tanpa adanya kritikan luar dari peran oposisi.
Baca juga : Prabowo jadi Menteri Jokowi, PKS: Biar Rakyat Menilai
"Tamparan Seorang sahabat Itu lebih baik daripada ciuman seorang penghianat. Ini peringatan pada kita semua. Penegasan Pak Surya ialah kalau semuanya masuk," ungkap Willy.
Willy melanjutkan Indonesia telah melaksanakan proses pemilihan langsung dengan baik. Dari proses tersebut menghasilkan pihak yang kalah dan menang.
Meskipin tidak menerapkan sistem parlementer yang kontras akan oposisi namun, Willy menegaskan bahwa partai yang kalah dalam Pemilu lebih bijak jika melakukan kritik dari luar pemerintahan.
"Dulu kan menyerang secara luar biasa, tapi NasDem menilai kalau dianggap salah satu dari pihak yang berlawanan kemarin ditarik ke kabinet sebagai simbol rekonsiliasi itu hal yang wajar batasan yang bisa ditoleran. Tidak semuanya harus masuk kabinet," tuturnya. (OL-7)
Sebagaimana diketahui, Zainudin yang juga merupakan kader Golkar mengisyaratkan mundur dari kabinet setelah terpilih menjadi wakil ketua umum PSSI.
Kabinet Jokowi babak kedua, butuh menyeimbangkan antara kerja dan komunikasi atas kinerja.
Kemampuan implementasi itu membutuhkan leadership sekaligus kemampuan komunikasi politik yang mumpuni.
Stabilitas politik domestik yang lebih kuat dengan bersatunya koalisi besar Indonesia diharapkan membawa soliditas dalam implementasi kebijakan ekonomi yang lebih market friendly.
Komposisi profesional dan parpol sudah pernah diungkapkan oleh Presiden Jokowi dalam kesempatan sebelumnya. "Kira-kira 60:40 atau 50:50, kira-kira itu."
Arahan khusus disampaikan Jokowi saat memperkenalkan 12 wamen. Mulai dari perjanjian dagang, pengawasan infrastruktur hingga promosi wisata. (X-15)
Menu makan siang nanti dipersiapkan secara khusus oleh Megawati. Bahkan mantan Presiden kelima tersebut memilih sendiri bahan masakan yang akan digunakan.
OSO belum bisa memastikan apakah pertemuan itu merupakan sinyal bagi Gerindra untuk bergabung dengan koalisi pemerintah. Namun, kemungkinan itu dikatakannya memang ada
Berbagai respon positif muncul dari pertemuan antara Megawati dan Prabowo, salah satunya Khofifah Indar Parawansa
Pilihan di luar pemerintahan merupakan upaya membentuk iklim demokrasi tetap berjalan. Pemerintah butuh penyeimbang demi tegaknya asas demokrasi dengan checks and balances.
Keduanya memang sudah berencana bertemu sejak lama untuk memperlihatkan kepada publik, hubungan mereka baik-baik saja.
Sinyal akan bergabungnya kubu oposisi terlihat dari pertemuan petinggi partai seperti ketua umum (ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketum PDI P Megawati Soekarnoputri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved