Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Cirebon menyiapkan bom beracun dengan daya ledak tinggi.
"Kemudian Bom ini berbeda dengan yang biasanya dirakit oleh kelompok JAD maupun teroris yang lainnya. Campuran kimianya lebih berbahaya," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).
Dedi menjelaskan, biasanya kelompok JAD lainnya hanya menggunakan TATP dalam pembuatan bom. Tetapi terduga teroris yang ditangkap di Cirebon berinisial SA dan LT merakit bom dengan menggunakan bahan kimia beracun abrin, yang merupakan ekstrak biji saga. Racun itu sangat berbahaya karena bisa membunuh ratusan orang.
"Disini racunnya dari hasil uji laboratorium forensik namanya abrin. Karakteristiknya cukup berbahaya dengan jumlah kurang lebih hanya 0.7 mikrogram. Racun ini dapat membunuh 100 orang," sebutnya.
Baca juga: Dalam 5 Hari, Polisi Tangkap 26 Terduga Teroris
Sebelumnya Dedi Prasetyo menyebut tim Densus 88 Antiteror kembali menangkap 4 orang terduga teroris, masing-masing 2 orang JAD Bandung dan 2 orang JAD Cirebon.
"Terkait JAD di Jawa Barat, ada dua JAD yang dilakukan upaya penegakan hukum yaitu JAD yang di Bandung maupun JAD yang Cirebon," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/10).
Dedi menjelaskan, Densus 88 Antiteror menangkap empat terduga teroris itu di lokasi berbeda. Yakni terduga teroris berinisial S dan LT diringkus di Cirebon sedangkan terduga teroris berinisial DP dan MNA di Bandung.
"Kemarin JAD Cirebon saya sampaikan kepada rekan rekan sudah dilakukan penagkapan atau preemtive strike tiga orang atas nama RF kemudian BA dan YF. Yang Hari ini ditangkap oleh Densus 88 atas nama S dan LT," sebutnya.
Menurutnya, dalam penangkapan S bersama LT cukup banyak ditemukan barang bukti dan diamankan seperti sepeda motor, handphone, beberapa kartu ATM, senjata tajam dari berbagai macam jenis.
"Kemudian ada beberapa buku-buku dasar untuk mikrologi coba untuk merakit. Kemudian ada juga buku-buku kimia, kemudian ada beberapa buku-buku terorisme dan berbagai macam peralatan kimia dan berbagai macam bahan yang sudah siap dijadikan bom," terangnya.
Selanjutnya, Densus 88 Antiteror menangkap 2 terduga teroris di Bandung yakni berinisial DP dan MNA. Lanjut Dedi, untuk JAD Bandung sasaranya memang anggota kepolisian, Mako yang ada di Bandung dan tempat ibadah.
"Yang baru ditangkap DP dan MNA. Dari MNA barang bukti ada airsoftgun, pisau lipat, dan satu botol cairan putih yang didalami labfor. Untuk JAD Bandung sasarannya polisi dan tempat ibadah. Kalau Cirebon suicide bomber, kalau Bandung penyerangan menggunakan senjata itu tadi,"pungkasnya. (OL-4)
Tentara Italia dipanggil ke pusat pelatihan AS Roma setelah ditemukan beberapa bom peninggalan Perang Dunia Kedua yang tidak meledak.
KETUA Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan lembanganya bakal meningkatkan kewaspadaan setelah peristiwa pengeboman rumah salah satu bacagub Aceh Bustami Hamzah.
Polisi sedang mengupayakan negosiasi agar anak dan istri terduga teroris di Sibolga mau menyerahkan diri
29 bom rakitan terkait rencana aksi kerusuhan pada 28 September merupakan bom ikan yang memiliki daya ledak tinggi
Bom rakitan tersebut sebenarnya dibuat dari botol minuman berenergi. Di dalamnya dimasukkan serbuk korek api yang sudah dihaluskan serta deterjen yang sudah dicampur bahan bakar.
Selain akan membuat rusuh di Aksi Mujahid 212, Basith juga diduga terlibat dalam peledakan bom molotov saat unjuk rasa di daerah Pejompongan, Jakarta Pusat pada 24 September 2019.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved