Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
KARO Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya terus mendalami terkait dugaan adanya kelompok garis keras yang terlibat di balik aksi demonstrasi berujung kericuhan di beberapa wilayah.
"Jadi di situ ada bermain, kemudian Anarcho-Syndicalism bermain, kelompok radikal garis keras itu ada bermain, semua akan didalami berdasarkan fakta hukum akan didalami," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (26/9).
Dia tak memungkiri seluruh demonstrasi mahasiswa di beberapa wilayah yang berakhir ricuh akan didalami secara optimal. Meskipun demikian, Polri tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah.
"Itu semua masih didalami, beberapa peristiwa yang terjadi di Sumut, kemudian di Sumbar sudah ada tersangka, kemudian Jakarta, Bandung Surabaya, Sulsel tambah lagi Sultra akan didalami semuanya," terangnya.
Sebelumnya, Mabes Polri telah merilis data jumlah para tersangka dalam demontrasi beberapa hari lalu yang berujung ricuh. Bahkan 99 orang ditetapkan sebagai tersangka diduga menjadi provokator kericuhan tersebut.
"Kami tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Polri dalam hal ini ketika menetapkan status hukum sekarang semuanya harus clear," kata Dedi di Mabes Polri.
Baca juga: Mabes Polri Tetapkan 99 Orang Tersangka Demo Ricuh
Dia menjelaskan, seluruh tersangka itu tersebar di beberapa wilayah Polda, yakni Polda Metro Jaya, Polda Sumatera Utara, Polda Jawa Barat, Polda Jawa Timur dan Polda Sulawesi Selatan.
Untuk Polda Metro Jaya 94 orang yang diamankan, 49 orang tersangka. Bahkan Polda Metro Jaya masih mendalami dan kasus ini bisa berkembang dengan mengelompokkan beberapa peran tersangka.
Kemudian di Polda Sumut, kata Dedi, jumlah tersangka ditetapkan 40 orang dari 56 orang yang diamankan. Sedangkan 16 orang yang diamankan sudah dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Di Polda Jawa Barat, jumlah orang yang diamankan terkait demonstrasi ricuh ada 35 orang. Dari proses pemeriksaan, hanya 4 orang terbukti melakukan suatu kejahatan sehingga sisanya 31 orang dipulangkan.
Keempat tersangka tersebut diduga anggota Anarcho-Syndicalism yang melakukan provokasi terhadap massa untuk merusak dan menyerang aparat pengamanan demontrasi.
"Inisialnya MD, RR, HJ dan BF. Yang bersangkutan juga setelah di tes urine dan (hasilnya) positif narkoba," papar Dedi.
Kemudian Polda Sulawesi Selatan mengamankan 207 orang yang diduga perusuh. Berdasarkan hasil pemeriksaan mengerucut pada 2 orang tersangka yakni MK dan AM bertindak sebagai provokator.
"Mereka terbukti memprovokasi ke mahasiswa melakukan tindakan anarkis. Barang bukti enam buah anak panah," lanjutnya.
Sedangkan di Polda Jawa Timur, telah ditetapkan 4 orang sebagai tersangka provokator dan vandalisme. Oleh karena itu, Polri akan mendalami keterkaitan para tersangka di satu wilayah dengan wilayah lainnya terkait pola dalam melakukan provokasi dalam demontrasi mahasiswa.
"Semua itu akan dikoneksikan dari beberapa polda, apakah para tersangka memiliki keterkaitan, untuk menentukan master mind-nya siapa," pungkasnya.(OL-5)
Kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam mengimplementasikan Tridarma Perguruan Tinggi.
Melihat eskalasi itu, aparat kepolisian langsung bertindak tegas dengan menyemprotkan air dari kendaraan taktis water cannon untuk membubarkan massa.
Program ini menghadirkan berbagai track tematik yang dapat dipilih sesuai minat dan rencana pengembangan diri mahasiswa.
DUNIA perkuliahan bukan hanya soal menuntut ilmu, tetapi juga perjalanan penting dalam menemukan jati diri. Mahasiswa diajak untuk mencari kebenaran di tempat yang tepat.
Stella mengutarakan masa kuliah merupakan waktu yang ideal untuk mengeksplorasi minat, mencoba hal-hal baru, dan tidak sekadar mengikuti arus.
Program beasiswa ini adalah bentuk penghormatan UBSI terhadap nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi karakter bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved