Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Polri Tegaskan tak Gunakan Peluru Tajam Tangani Demontrasi Sultra

Ferdian Ananda Majni
26/9/2019 21:32
Polri Tegaskan tak Gunakan Peluru Tajam Tangani Demontrasi Sultra
karo Penmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo(MI/Ramdani)

KEPALA Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Dedi Prasetyo menegaskan, pihaknya dalam melakukan pengamanan demontrasi di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9) telah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di kepolisian.

"Yang jelas sesuai SOP seluruh anggota polri dalam pengamanan dan pengawalan pengunjuk rasa atau demo tidak dibekali peluru tajam, hanya dibekali tameng kemudian water canon dan gas air mata," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (26/9)

Oleh karena itu belum dapat disimpulkan  penyebab kematian mahasiswa Universitas Halu Oleo bernama Randy 21 saat melakukan unjuk rasa di Gedung DPRD Sultra.

"Jangan diframing peluru tajam kalau peluru tajam akan didalami. Harus dicek dulu ada tidak proyektilnya," sebutnya.

Dedi menegaskan proses tahapan pembuktian secara ilmiah harus dilakukan. Apalagi jika ditemukan proyekti tentunya membutuhkan waktu yang lama guna mendapatkan kepastian jenis senjata tersebut.

Baca juga : Polda Sultra Benarkan Ada Korban Jiwa Demo Mahasiswa di Kendari

"Kalau ditemukan proyektilnya masih panjang urusannya, uji balistik dulu untuk menentukan jenis senjatanya. Jenis senjatanya harus ketemu juga apa pembandingnya. Jadi tidak boleh disimpulkan penyebab kematiannya karena peluru tajam," pungkasnya.

Sebelumnya, mahasiswa jurusan perikanan semester 7 ini meninggal dunia usai terlibat bentrokan dengan polisi di gedung DPRD Sultra, Kamis (26/9)

Randy dibawa ke rumah sakit Korem Kendari sekitar pukul 16.18 WITA oleh sejumlah temannya usai diterjang peluru di bagian dada.

Warga asal Desa Lakarinta Kabupaten Muna itu sempat mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Korem Kendari. Nyawanya tidak bisa diselamatkan karena peluru menembus dada kanannya.

Selain korban meninggal, salah satu mahasiswa Teknik UHO Kendari bernama La Ode Yusuf Kardawi mengalami kritis setelah kepalanya dihantam oleh aparat.

Yusuf mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2018 yang sempat dirujuk ke Rumah Sakit Bahteramas Kendari, juga menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami luka parah bagian kepala dan tidak sadarkan diri. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya