Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PENDIRI Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA berpandangan ruang publik memerlukan lebih banyak perdebatan gagasan. Jika tidak diisi dengan aneka ide, lontaran pikiran, yang mengisi ruang publik, maka akan lebih banyak hoaks dan berita korupsi.
Denny mengatakan hal itu di Jakarta, Senin (19/8), saat diminta pendapatnya soal pengumuman Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) tentang pemenang lomba tulisan yang menjadikan tulisan Denny JA sebagai bahan yang ditanggapi, yaitu NKRI Bersyariah atau Ruang Publik yang Manusiawi.
Menurut dia, isu yang dia angkat memang penting untuk dieksplorasi. Indonesia kini masih di simpang jalan akan menuju ke mana.
"Saya mengusulkan, justru dengan menggunakan Islamicity Index, sebaiknya Indonesia menempuh jalan demokrasi dan hak asasi manusia. Itulah pangkal polemik," katanya.
Denny meyakini, Indonesia harus menjadi negara mayoritas muslim pertama yang sukses sebagai negara demokrasi yang terkonsolidasi.
Sebelumnya, PWI mengumumkan juara penulisan artikel kebangsaan dalam rangka hari ulang tahun ke-74 kemerdekaan RI. Tulisan karya wartawan Republika, Selamat Ginting, dan Wakil Rektor I IAILM Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Asep Salahudin, menjadi juara lomba penulisan artikel kebangsaan yang diselenggarakan PWI bekerja sama dengan Inspirasi.co.
Baca juga: Konflik di Hanura tidak Kunjung Padam
Tulisan Ginting berjudul 'Kehadiran Pancasila sebagai sebuah ideologi bagi bangsa Indonesia adalah rahmat dari Tuhan' terbit di Koran Republika edisi 12 Mei 2019. Sedangkan Asep Salahudin menulis dua artikel, yakni berjudul 'Trajektori Politik Kebangsaan' yang dimuat di Koran Kompas dan 'NKRI Bersyariah dan Politik Kewargaan' yang dimuat di Media Indonesia.
Dua artikel ini meraih nilai tertinggi dan dewan juri memutuskan satu artikel, yakni 'NKRI Bersyariah dan Politik Kewargaan' yang meraih juara pertama. Lomba penulisan semula berlangsung 1 Januari-15 Februari 2019 tetapi kemudian diperpanjang hingga akhir Juli 2019.
Dewan juri dalam lomba penulisan kebangsaan ini ada lima orang. Mereka adalah Ketua Umum PWI Atal S Depari (sebagai ketua dewan juri) beserta empat anggota juri lainnya, yaitu pakar komunikasi Dr Rully Nasrulah, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) M Cholil Nafis, Lc MA PhD, Wakil Sekjen PWI Suprapto, dan wartawan senior Nurcholis MA Basyari.
Dewan juri setelah bekerja mulai awal Agustus sampai hari ini, akhirnya sepakat untuk memilih 10 artikel dari kategori wartawan dan 10 artikel dari kategori umum sebagai pemenang penulisan artikel kebangsaan.
"Ke depan, PWI akan terus mengampanyekan semangat kebangsaan melalui berbagai tulisan demi kemajuan Indonesia. Lomba penulisan ini adalah bagian dari upaya PWI dalam merawat semangat kebangsaan tersebut," ujar Atal, Jumat (16/8). (OL-1)
Jaga NKRI! Temukan tantangan persatuan & strategi memperkuatnya. Artikel ini wajib dibaca untuk Indonesia yang solid!
Pada eklarasi tersebut, sekitar 1.400 orang perwakilan mantan anggota Jamaah Islamiyah siap kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mantan narapidana teroris dan pengikut kelompok Jamaah Islamiyah (JI) wilayah Sulawesi menyatakan membubarkan diri dan kembali bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
PERAN aktif generasi muda dalam proses pembangunan harus terus ditingkatkan dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam empat konsensus kebangsaan yang kita miliki.
Inche Abdoel Moeis adalah pejuang nasionalis tanpa pamrih, yang berjuang dari Kalimantan Timur dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II Pemuda Katolik menggarisbawahi tentang kesatuan NKRI
PEMUDA Katolik kobarkan semangat tokoh yang berkontribusi besar dalam melahirkan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia, Ignatius Joseph (IJ) Kasimo.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan peran besar Nahdlatul Ulama (NU) dalam merawat dan menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia saat pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama.
Masalah Palestina bukan sekadar persoalan penduduk atau sengketa geografis, tetapi perjuangan sebuah bangsa untuk mendapatkan hak-hak sah dan historis mereka.
Peringatan Hari Ibu ke-96 juga menjadi momen mengenang betapa agung dan mulianya peran perempuan dalam membangun fondasi bangsa Indonesia
Di rumah ini, Bung Karno dan Bung Hatta diamankan oleh para pemuda sebelum memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sejarah perjuangan. Para pahlawan nasional adalah individu-individu yang memberikan kontribusi besar pada kemerdekaan bangsa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved