Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Pimpinan MPR Tak Berdasarkan Koalisi Pilpres

Dero Iqbal Mahendra
28/7/2019 19:18
Pimpinan MPR Tak Berdasarkan Koalisi Pilpres
Sekjen PAN Eddy Soeparno(MI/M. Irfan)

PAKET pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2023 diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Amanan Nasional (PAN) Eddy Soeparno akan lebih berwarna dan tidak berpatokan pada koialisi partai politik pada Pilpres 2019 lalu.

Ia menegaskan, paket pimpinan MPR yang diajukan nanti akan menunjuukan betapa cairnya hubungan antar-parpol. Berbeda dengan penentuan posisi menteri dalam kabinet yang sifatnya lebih ketat.

"Saya kira nanti sifatnya akan sangat cair, Komunikasi politik intas partai itu tidak serta-merta berpedoman kepada eks 01 maupun eks 02," tutur Eddy saat dihubungi Minggu (28/7).

Komunikasi antar-partai pun, ungkap Eddy berlangsung dengan cair dan tidak eksklusif. Sehingga tak menutup kemungkinan ada paket pimpinan MPR yang mengakoimodasi parpol pendukung capres 01 dan 02.

Eddy menilai posisi pimpinan MPR sebagai satu posisi yang sangat penting. Salah satunya berkaitan dengan isu-isu kenegaraan dan ketatanegaraan, khusunya konstitusi maupun ideologi negara yang dibicarakan di MPR.

Baca juga : NasDem: Pimpinan Paket MPR Ditetapkan Melalui Resolusi Konsensus

"Posisi pimpinan MPR sangat penting untuk pembahasan agenda MPR dan juga profil daripada partai. Karena meraka mereka akan aktif terlibat di posisi pimpinan untuk membahas isu isu yang sangat fundamental seperti konstitusi dan tata negara," jelas Eddy.

"Jangan dianggap MPR itu seremonial saja, tidak seperti itu. Saya kira peran yang dimainkan oleh MPR itu juga sangat sentral," imbuh Eddy.

Lebih lanjut Eddy berpendapat dengan situasi yang sangat cair di parlemen saat ini yang memungkinkan munculnya paket pimpinan lintas partai dapat juga diartikan sebagai simbol rekonsiliasi.

Menurutnya pembicaraan dan komunikasi di parlemen memiliki tradisi yang jauh lebih cair dibandingkan pembahasan posisi di eksekutif. Pembicaraan di eksekutif akan lebih kaku karena ada rasa sebagai pemenang pemilu, dan hal tersebut sangat wajar terjadi.

"Itu kita maklumi saja kok, tetapi untuk posisi MPR saya kira semua pihak akan bekerja keras," pungkas Eddy. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya