Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SEKJEN Partai NasDem, Johnny G Plate, mengatakan pihaknya menginginkan pos menteri pada kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin diisi dari kalangan profesional. Dengan begitu, kata dia, para profesional diharapkan mampu mendukung kesuksesan pemerintahan ke depannya.
"Presiden harus mendapat dukungan agar mempunyai keleluasaan membentuk kabinet yang diisi oleh tenaga-tenaga atau figur profesional nasional, baik itu berasal dari partai koalisi maupun dari nonpartai politik," kata Johnny, ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/7).
Baca juga: Menhan: Masalah Rizieq Politik, Saya Enggak Mau Ikutan
Johnny mengatakan pihaknya sendiri memiliki kader parpol yang berasal dari kalangan profesional dan bisa masuk ke jajaran menteri Jokowi-Ma'ruf. Namun, ia tidak merinci siapa saja figur potensial dan berapa kursi yang di dapat NasDem nantinya.
"Itu presidential prerogative right, itu dihormati betul. Keputusan ada di Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf. NasDem sendiri mempunyai kader profesional itu banyak. Kan diketahui umum, nasdem ini diisi oleh tokoh-tokoh profesional," kata Johnny.
Lebih lanjut, Johnny mengatakan, bagi pihaknya para menteri dari kalangan profesional ini harus sejalan dengan gagasan partai, yakni untuk perubahan dan restorasi Indonesia selama lima tahun ke depan.
"Karena NasDem memiliki komitmen mendukung pemerintah presiden terpilih, tanpa syarat pembagian portofolio kabinet, tapi mendukung supaya pemerintahan itu sukses," pungkasnya. (OL-6)
Selain Tom Lembong, masih ada beberapa mantan menteri era Jokowi yang terjerat kasus korupsi. Berikut beberapa mantan menteri tersebut.
Seharusnya Prabowo berkaca pada kabinet pemerintahan Jokowi.
“Setahu saya ada. Kan Pak Prabowo sudah ngomong kalau nama-nama dari kabinet Pak Jokowi yang bagus-bagus akan juga dipakai untuk membantu beliau."
MENTERI Sosial Tri Rismaharini bungkam saat ditanya rencana mundur dari kabinet Presiden Jokowi. Ia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke awak media, Selasa (3/9).
PDIP berharap reshuffle kabinet di akhir masa jabatan ditujukan untuk meningkatkan kinerja. Pasalnya, persoalan perekonomian rakyat mendesak untuk diselesaikan.
Saat ditanya lebih lanjut soal Menteri ESDM Arifin Tasrif yang akan digantikan oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Presiden enggan menjawab kabar tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved