Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Pusat Studi Hukum dan Teori Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana Umbu Rauta berharap, seusai Joko Widodo-Ma'ruf Amin ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih, tidak semua parpol merapat ke pemerintah.
Keberadaan partai oposisi tetap penting menjalankan fungsi kontrol dan keberimbangan.
"Oposisi berharga dan bermartabat dalam rangka mengawasi dan menjamin pemerintahan yang baik dan bersih, sehingga terhindar dari kekuasaan yang mutlak dan bahkan otoriter," kata Umbu, ketika dihubungi Minggu (30/6).
Baca juga: Jokowi Bahagia Jika Prabowo Hadir ke Pelantikannya
Umbu menilai, parpol oposisi dibutuhkan guna mengontrol roda pemerintahan agar kebijakan pemerintah bisa terawasi dengan baik. Jika tidak ada oposisi, kontrol terhadap pemerintah melemah sehingga kebijakan-kebijakan tidak terawasi dengan baik. Bahkan, bisa lahir kebijakan yang kurang sesuai dengan aspirasi masyarakat.
"Kita tidak dapat membayangkan jika pemerintahan berjalan tanpa pengawasan, sehingga berpotensi tergelincir pada hal-hal yang tidak diinginkan bersama," kata Umbu.
Maka dari itu, ia menilai koalisi yang sudah terbentuk sebelum Pilpres tetap mempertahankan posisi di luar pemerintahan dan menjadi pengawas.
"Saya usul sebaiknya PAN dan Demokrat tetap memerankan diri sebagai penyeimbang dan pengawas terhadap rezim pemerintahan Jokowi Ma`ruf," kata Umbu. (OL-8)
Bahlil Lahadalia, menyampaikan apresiasi kepada generasi muda Indonesia yang telah membantu untuk memenangkan pasangan calon nomor urut 2.
Relawan Muda Airlangga Hartarto (Rumah Indonesia) memberi dukungan Prabowo Subianto-Erick Thohir sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pada pemilu 2024.
Ketegasan karakter Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi poin positif bagi Prabowo dalam kontestasi pemilu mendatang.
"Saya meyakini kebesaran hati dan kenegarawanan dari sahabat baik saya Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno," kata Jokowi.
"Tidak ada lagi kosong satu dan kosong dua, yang ada hanya persatuan Indonesia," kata Jokowi.
Ia justru mengatakan akan mencari langkah hukum selanjutnya dalam menyikapi putusan MK yang bersifat final dan mengikat itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved