Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Unjuk Rasa Depan Bawaslu, Massa GDR Bawa Keranda

Melalusa Susthira K
15/5/2019 17:13
Unjuk Rasa Depan Bawaslu, Massa GDR Bawa Keranda
Massa yang tergabung dalam Gerakan Daulat Rakyat (GDR) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung bawaslu RI, Rabu (15/5).(MI/Melalusa Susthira K)

SEJUMLAH massa yang tergabung dalam Gerakan Daulat Rakyat (GDR) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rabu (15/4). Massa yang berjumlah puluhan tersebut terlihat mulai berdatangan pada pukul 13.30 WIB. Mereka tampak berdatangan dengan pakaian dan atribut serba hitam, membawa spanduk, bendera merah putih, hingga keranda mayat.

Menurut Ketua Koordinator Gerakan Daulat Rakyat, Sangap Surbakti, keranda mayat sengaja diusung dalam aksi unjuk rasa tersebut untuk menyimbolkan matinya demokrasi di Indonesia karena adanya kecurangan yang terjadi dalam Pemilu 2019.

Baca juga: KPU Buka Kemungkinan Kembali Perpanjang Waktu Rekapitulasi di DKI

"Itu adalah simbol matinya demokrasi, kecurangan yang terjadi itu sama dengan mematikan demokrasi. Hak tertinggi rakyat itu telah dibunuh oleh para penguasa," ungkap Sangap.

Dalam aksi tersebut, massa yang mengaku tidak mewakili relawan mana pun juga menuntut agar dilakukannya investigasi atas wafatnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal. Untuk itulah massa sengaja menggunakan pakaian serba hitam sebagai bentuk belasungkawa.

"Kami menuntut bukan dibentuk tim independen dari dalam negeri, tidak. Kami tidak setuju dengan statemen beberapa elit. Kami menginginkan independen dari luar. Kalau tim dari dalam negeri, semua akan diintervensi, mau kubu siapa pun karena deal politik bisa terjadi," tandas Sangap.

Baca juga: IAD Kejaksaan Bantu Korban Kebakaran di Kampung Bandan

Sangap mengaku, pihaknya juga akan melanjutkan aksi unjuk rasa juga di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menuntut agar kedaulatan yang telah dirampas oleh para penguasa dapat kembali ke tangan rakyat.

"Untuk itu kami hari ini bukan hanya ke Bawaslu tapi juga ke KPU. Kami ingin kembali mengembalikan bahwa hak tertinggi itu ditangan rakyat," pungkasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya