Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pertandingan sudah Selesai

Akmal Fauzi
09/5/2019 06:10
Pertandingan sudah Selesai
Tim TKN Jokowi meluapkan kegembiraan setelah pencapaian 80 juta suara berdasarkan hasil real count War Room TKN di Jakarta, kemarin.(MI/MOHAMAD IRFAN)

TIM Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengklaim pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 itu berhasil memperoleh angka 80 juta suara. Angka tersebut diperoleh dari data real count form C1.

Wakil Direktur Saksi TKN Jokowi-Amin, Lukman Edy, mengatakan angka 80 juta merupakan angka kemenangan psikologis atau telah mencapai 50%+1 suara dari partisipasi pemilih.

Adapun partisipasi pemilih, kata Lukman, diambil dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yakni mencapai 155 juta suara atau 81%.

"Kalau sudah 80 juta, artinya pertandingan sudah selesai. Sisanya itu formalitas saja. Mau diambil sisanya oleh 02 enggak pengaruh lagi karena kami lewati angka psikologis," kata Lukman Edy di War Room TKN, Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta, kemarin.

Dari data yang dibeberkan di War Room TKN, hingga kemarin pukul 17.37 WIB Jokowi-Amin mendapat 80.002.474 suara atau 56,08%, sedangkan Prabowo-Sandi mendapat 62.665.908 suara atau 43,92%. Data itu diambil dari 716.703 TPS.

Ketua TKN Jokowi-Amin, Erick Thohir, mengatakan ekspose 80 juta suara dilakukan bukan bermaksud untuk jemawa. Erick menyebut ekspose dilakukan untuk memperlihatkan transparansi penghitungan yang dilakukan TKN.

"Inilah yang harus kita jaga. Kami tidak mungkin memulai sesuatu yang besar itu dari kecurangan," kata Erick.

Terkait dengan klaim angka tersebut, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilainya sah-sah saja asalkan ditunjang dengan data.

"Tentu saja klaim boleh datang dari pihak mana pun, tetapi ujungnya yang menjadi perhatian publik ialah apakah ditunjang data atau tidak," kata Burhanuddin.
Pihak TKN menjadikan dua hal yang menjadi dasar klaim mereka, yaitu TKN memiliki data hard copy dan soft copy C1.

Burhanuddin pun mengajak untuk membandingkan hasil klaim dengan Situng KPU karena hasilnya dipastikan tidak berbeda jauh.

"Jika dicek hasil hitungan TKN dan Situng KPU, meskipun persentase data masuknya berbeda, hasilnya tidak beda jauh, yaitu antara 56,23% dan 56,06%. Jangan lupa, jika dibandingkan dengan data quick count yang sudah 100% dari sampel 2.000 sampai 6.000 TPS, itu persentasenya sekitar 54%-55%. Itu tidak terlalu jauh,'' ungkap Burhanuddin.

Di sisi lain, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut pihaknya akan melakukan langkah-langkah untuk menanggapi perkembangan proses penghitungan.

Bentuknya antara lain dengan melakukan workshop dan mengumpulkan ahli-ahli teknologi informasi untuk meneliti proses penghitungan seilmiah mungkin.

"Kami akan melakukan ekspose, paparan kepada umum pada hari yang tepat minggu depan," ujar Prabowo saat konferensi pers di kediamannya di Jakarta, kemarin.

Rekap nasional
Komisi Pemilihan Umum menargetkan rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional sudah dimulai pada 9 atau 10 Mei.

"Hampir semua provinsi masih berjalan. Namun, memang ada beberapa yang belum selesai di kabupaten dan kota. Kalau Panitia Pemilihan Luar Negeri sudah selesai rekap, kita rencanakan mulai sekitar tanggal 9 atau 10 (dimulai rekap nasional)," ungkap komisioner KPU Viryan Aziz di Gedung KPU RI, Jakarta, kemarin.

Rekapitulasi dilakukan secara berjenjang dari kecamatan berlanjut ke kabupaten kemudian ke tingkat provinsi dan nasional. Menurut Viryan, baru Provinsi Gorontalo yang sudah menyelesaikan rekapitulasi di tingkat provinsi.

Komisioner KPU lainnya, Ilham Saputra, mengusulkan tiga panel dalam rapat pleno rekapitulasi suara tingkat kabupaten secara nasional. Hal itu dianggap bisa mempercepat rekapitulasi suara yang harus selesai pada 22 Mei.

"Kami sedang cek juga, bisa saja nanti di tingkat provinsi dibuat jadi tiga panel," ucap Ilham. (Yan/Ins/X-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya