Mahfud Lebih Percaya Rekam Jejak daripada Visi Misi Para Kandidat

Melalusa Susthira K
16/4/2019 22:15
Mahfud Lebih Percaya Rekam Jejak daripada Visi Misi Para Kandidat
Mantan Ketua MK Mahfud MD(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

MANTAN Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD, mengatakan, dirinya tidak pernah percaya terhadap visi misi para kandidat presiden ataupun legislatif yang dinilainya hanya bersifat formalitas.

"Saya sejak dulu tidak pernah percaya pada visi dan misi yang resmi yang disampaikan kandidat, apakah itu kandidat presiden atau DPR. Itu yang formalitas begitu pertama kadang kala yang buatnya sendiri nggak ngerti, kemudian kalau ngerti nggak dilaksanakan juga itu kan janji-janji semua," ujar Mahfud saat ditemui di Kantor MMD Inisiative pada Selasa (16/4).

Mahfud menilai apa yang diutarakan oleh para kandidat saat menyampaikan visi misinya akan berbeda dengan yang nantinya dikerjakan.

"Karena apa yang diumumkan dan dikerjakan berbeda, itu sebabnya sekarang penting cek rekam jejak. Saya selalu percaya rekam jejak," tutur Mahfud.


Baca juga: TKN Sayangkan Masih Ada Politik Uang


Mahfud kemudian mencontohkan pengalamannya saat menjabat sebagai Ketua MK di mana kerap ia temui permufakatan jahat yang dilakukan oleh para legislatif dalam merancang undang-undang. Untuk itu lah Mahfud menghimbau agar masyarakat lebih menilai para kandidat yang berkontestasi dalam pemilu berdasarkan rekam jejaknya selama ini.

"Kalau kita mau milih DPR itu lihat rekam jejaknya. DPR-DPR yang saya ketika jadi Ketua MK itu banyak di antara mereka yang jual UU. Yang ketangkep itu, menjadi bukti bahwa, rakyat ini harus disarankan melihat rekam jejak," ujar Mahfud.

Pun begitu halnya dengan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo yang menganjurkan masyarakat agar secara rasional memilih para kandidat berdasarkan rekam jejaknya, dan bukan faktor samping lainnya seperti identitas kelompok dan lainnya.

"Kita diuji coba oleh situasi politik, apakah pemilih kita, pemilih rasional atau tidak. Ketika berbicara pemilih rasional, tentu mereka yang memilih berdasarkan informasi, berdasarkan rekam jejak, bukan berdasarkan identitas kelompok, atau identitas tertentu yang mengabaikan informasi data yang mereka punya," pungkas Adnan. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya