Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Perebutan Suara Milenial kian Sengit

MI
06/4/2019 08:40
Perebutan Suara Milenial kian Sengit
Talkshow Kopitalk Indonesia dengan tema Ke mana suara milenial berlabuh oleh Media Indonesia?, di jakarta, Jumat (5/4/2019)(MI/PIUS ERLANGGA)

Sebelas hari menjelang Pilpres 2019, perebutan suara di kalangan kaum milenial antara calon pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan calon pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dalam Pilpres 2019 semakin ketat.

“Perebutan di segmen milenial akan keras. Walaupun di hampir semua zona, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Bali, Maluku didominasi dari 01. Sementara tiga daerah lainnya, yakni Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, kubu 02 lebih dominan,” kata peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes dalam Talkshow Kopitalk Indonesia dengan tema Ke mana suara milenial berlabuh oleh Media Indonesia?, Koperasi Komunitas Kopi Indonesia, TV Desa, dan Most Radio di Ayookopi Iron Samurai, Jakarta Barat, kemarin.

Menurutnya, dengan jumlah mencapai sekitar 80 juta dari 187 juta pemilih, generasi milenial menjadi sasaran yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh kedua paslon. Namun demikian, Arya me­nyarankan kedua paslon harus membawa isu yang lebih mikro. 

“Yang harus dilakukan ialah kedua kandidat mengubah model kampanye, tidak lagi bicara isu yang makro, tetapi harus kepada hal yang lebih spesifik lagi agar bisa menarik perhatian milenial,” jelasnya. Misalnya, kata dia, isu pembe­rantasan korupsi, penguatan demokrasi, intole­ransi, dan reformasi internal parpol.

Di tempat yang sama, Ambassador Generasi Melek Politik, Aurelia Vizal, menyatakan kedua kandidat kerap salah mengartikan apa itu milenial. Menurutnya, milenial memiliki tiga tingkatan yang berbeda, yakni kelompok pasca-SMA, sudah bekerja, dan sudah menjatuhkan pilih­an politik.

Juru bicara milenial Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin, Deny Giovano, mengatakan pihaknya sudah menggulirkan program yang merepresentasikan kebutuhan milenial saat ini. ”Kartu KIP dan kartu prakerja, itu menyesuaikan kebutuhan milenial. Jokowi juga me­ngeluarkan Perpres tentang Penyatuan Pelayanan Kepemudaan yang tadinya terse­rak di kementerian/lembaga,” ungkapnya.

Sementara itu, juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Tryanza Maulana, menyatakan pihaknya mengeksplorasi sosok cawapres Sandiaga Uno sebagai milenial. “Kami tidak ingin menjadikan milenial sebagai objek, melainkan sebagai subjek. Contohnya, kami menciptakan enterpreneurship di kalangan anak muda melalui rumah siap kerja,” tandas Triyanza. (*/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya