Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Bangun Pertahanan Komprehensif dengan Alutista Nasional

Dero Iqbal Mahendra
31/3/2019 22:55
Bangun Pertahanan Komprehensif dengan Alutista Nasional
Alutsista diperagakan saat apel TNI di lapangan silang Monas, Jakarta pada akhir 2018.(Ramdani/MI)

PUTRI Presiden keempat Abdurahman Wahid, Yenny Wahid menilai Indonesia harus terus mendorong pengembangan industri strategis alutista nasional. Sehingga bukan hanya tujuan pertahanan nasional yang kuat yang bisa tercapai, namun juga kesejahteraan dapat tercapai.

"Ini yang dimaksud dengan sistem pertahanan yang komprehensif, tidak parsial saja dan tidak bergantung pembelian alutista luar negeri. Tetapi lebih membangun industri pertahanan nasional," tutur Yenny di Jakarta, Minggu (31/3).

Oleh sebab itu Yenny menegaskan Indonesia harus mendorong agar BUMN strategis nasonal seperti PT PAL maupun Pindad mampu membangun dan memasok kebutuhan alutista nasional. Ia pun mencontohkan sekarang ini banyak kapal speed boat Indonesia yang sudah dipesan banyak negara di dunia.

Sebagaimana diketahui dalam lima tahun terakhir ini Indonesia telah mampu mengekspor dua kapal perang Keno Strategic Sealift Vessel (SSV) senilai US$90 juta ke Filipina, selain itu Filipina juga menambah pesanan dua kapal SSV, satu kapal SSV untuk hospital ship, dan dua KCR 60 meter.

Malaysia termasuk negara yang mengajukan pesanan untuk kapal jenis LPD atau Multirole Support Ship (MRSS) dengan diameter 163 meter. Selain itu sejumlah negara Asia Tenggara juga meminati kapal perang buatan PTKetua DPR Dukung Modernisasi Alutsista TNI PAL.

Baca juga: Ketua DPR Dukung Modernisasi Alutsista TNI

Dalam kesempatan itu Yenny juga menyayangkan adanya data yang tidak tepat yang disampaikan oleh Prabowo dalam debat Sabtu malam (30/3) kemarin. Misalnya Indonesia disebut memiliki anggaran pertahanan yang kecil dibandingkan Singapura.

Prabowo menyampaikan anggaran untuk pertahanan dan keamanan di Indonesia hanya 5% dari APBN dan 0,8% dari GDP. Padahal menurut Yenny APBN Indonesia jauh lebih besar dari APBN Singapura artinya secara angka real tidak jauh berbeda.

Terlebih berdasarkan hasil survei Global Firepower (GFP) Indonesia berada di peringkat 15 sebagai negara dengan kekuatan militer terbaik di dunia dan peringkat 1 di ASEAN dan Asia Tenggara, sedangkan Singapura di level dunia berada pada rangking ke 59.

"Dari situ saja sudah terlihat bahwa kita jauh lebih kuat dari Singapura. Jadi TNI kita sangat kuat dan prajurit prajurit kita disegani di seluruh dunia dengan banyak prestasi yang ditorehkan," tutur Yenny.

Salah satunya anggota kesatuan elit Denjaka yang merupakan satuan khusus dari TNI Angkatan Laut itu sering sekali mendapatkan mendali emas dalam kompetisi sharp shooting (penembak jitu) di seluruh dunia.

Selain itu menurut Yenny fokus pemerintahan Jokowi dalam membangun sistem pertahanan dan keamanan yang kuat bukan sekedar membeli alat maupun alutista. Namun juga memikirkan tentang kesejahteraan prajurit, sehingga ada alokasi kenaikan tunjangan kinerja hingga 70% untuk TNI dan Polri.

"Kalau punya senjata canggih tetapi prajuritnya merana yah sama saja bohong," pungkas Yenny. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya