Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

TKN Nilai Jokowi Kembali Unggul dan Prabowo Bicara tanpa Solusi

M Ilham Ramadhan Avisena
31/3/2019 21:45
TKN Nilai Jokowi Kembali Unggul dan Prabowo Bicara tanpa Solusi
Politisi Partai Golkar yang juga juru bicara TKN Ace Hasan Syadzily saat konperensi pers di Posko Cemara, Jakarta, pada September 2018.(Susanto/MI)

JURU Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin Ace Hasan Syadzily menilai calon Presiden yang diusungnya kembali mengungguli lawannya pada debat keempat kemarin.

"Secara umum, Jokowi telah menujukan kualitas pemimpin yang matang, teruji dan lebih solutif. Beliau sangat tenang dalam menjawab serangan-serangan Prabowo. Sementara Prabowo menujukan pemimpin yang emosional dan meledak-ledak," kata Ace di Jakarta, Minggu (31/3).

Pada segmen ideologi, Ace menilai Jokowi mampu menyampaikan langkah-langkah yang lebih maju pada generasi muda. Jokowi juga mampu memberikan penjelasan merinci dan memberikan jawaban yang solutif.

"Selain melalui pendidikan, beliau juga mencontohkan penanaman nilai Pancasila melalui visual di media sosial, agar penanaman nilai Pancasila sejalan dengan generasi muda," kata Ace.

Sementara Prabowo, kata Ace, memberikan jawaban yang memang sudah terlaksana terkait dengan pendidikan Pancasila. "Pendidikan sejak dini hingga kuliah S3 ini sudah sejak lama telah diberikan dalam dunia pendidikan," terangnya.

Kemudian, saat membahas topik pemerintahan, Jokowi dianggap memberikan penjelasan yang mumpuni melalui dari dua sudut pandang. Salah satunya ialah terkait dengan pemanfaatan teknologi digital pada pemerintahan.

Baca juga: Jokowi Sebut Dilan, Ini Penjelasan Petinggi TKN

"Jokowi dalam pemerintahannya telah memulai e-government seperti e-planning, e-budgeting, e-procurement, dan e-reporting. Jokowi juga memperkenalkan istilah milenial, yaitu Dilan atau digital melayani. Konsep ini jelas akan mempertegas fungsi sejati pemerintahan ialah memberikan pelayanan yang cepat, memangkas birokrasi yang berbelit-belit, bertele-tele dan rawan korupsi," jelas Ace.

Sementara Prabowo dinilai hanya mengulang isu sama dan tidak memberikan solusi dari masalah yang diungkapkan. Prabowo juga dinilai tidak memahami isu yang terkait dengan pelayanan pemerintahan.

Lebih lanjut, Jokowi, kata Ace, meski tidak memiliki latar belakang militer tetapi pemahamannya terkait masalah keamanan dinilai mengesankan. Sedangkan Prabowo yang memiliki pengalaman segudang di militer, lanjut Ace, justru dinilai seolah tidak mempercayai institusi yang membesarkan namanya.

"Penjelasan Jokowi tentang reorganisasi gelar pasukan yang ditempatkan di pulau-pulau terluar yang dilengkapi dengan perlengkapan seperti radar menunjukan bahwa Jokowi sebagai Panglima Tertinggi menguasai pertahanan, sedangkan kritik Prabowo soal kemampuan pertahanan kita yang lemah dan anggaran pertahanan yang dinilai rendah tidak disertai dengan solusi yang masuk akal dan dapat diterima," ungkap Ace.

Keunggulan juga didapatkan oleh Jokowi pada topik hubungan internasional. Petahana mampu menggambarkan peranan Indonesia di kancah internasional.

"Pak Jokowi menyampaikan modalitas Indonesia sebagai penduduk muslim terbesar di dunia yang menunjukan Islam moderat dan nilai toleransi. Peran Indonesia dalam pergaulan internasional digambarkan Jokowi seperti Afganistan dan Rohingya, menujukan bahwa Indonesia diperhitungkan dalam relasi global tersebut," tukas Ace.

Berbeda, Ace menilai Prabowo dinilai terlalu menunjukkan sikap skeptis pada kemampuan diplomasi Indonesia. Prabowo juga selalu merujuk pada kondisi domestik yang sejatinya urusan penguatan domestik terdampak dari kemampuan diplomasi.

"Kemampuan diplomasi luar negeri yang kuat, justru akan mendatangkan kepercayaan internasional terutama dalam bidang ekonomi kepada Indonesia sehingga urusan dalam negeri kita akan dapat kepercayaan investasi asing, perluasan pasar ekspor di luar negeri, dan lain-lain," jelas Ace.

Ace menyimpulkan, Jokowi menguasai betul sola pemerintahan, pertahanan, keamanan dan hubungan luar negeri yang menjadi tema debat kemarin. Berbanding terbalik dengan Prabowo yang dinilai hanya mampu memberikan kritik tanpa menawarkan solusi.

"Jokowi mampu menyampaikan program-program konkret dan menguasai tema yang diperdebatkan. Sementara Pak Prabowo sebaliknya, tidak dapat mengelaborasi visi & misinya di bidang tersebut dengan baik. Prabowo lebih banyak mengkritik tapi tak menawarkan solusi konkret," tandasnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya