Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Pemred Tirto.id Minta Maaf

Dero Iqbal Mahendra
18/3/2019 16:38
Pemred Tirto.id Minta Maaf
Permintaan maaf di laman Tirto.id(Tirto.id)

PEMIMPIN Redaksi Tirto.id Atmaji Sapto Anggoro mengakui meme yang beredar terkait debat calon wapres pada Minggu (17/3) sebagai kesalahan fatal dari medianya. Untuk itu dirinya meminta maaf kepada seluruh pihak yang merasa dirugikan oleh meme tersebut.

Sapto menjelaskan kesalahan pada meme tersebut terjadi karena kesalahan teknis dari aplikasi yang digunakan.

"Jika diurut, ini terjadi karena adanya faktor teknis. Sebetulnya tulisan kutipan Pak Ma'ruf Amin panjang, tetapi dipenggal karena di aplikasi tersebut hanya bisa cukup sekian karakter. Sehingga terpotong kalimatnya dan tidak sesuai dengan konteks sehingga menjadi terbalik," terang Sapto saat dihubungi Media Indonesia, Senin (18/3).

Sapto mengaku pihaknya tidak ingin melakukan pembelaan dan mengakui hal tersebut sepenuhnya merupakan sebuah keteledoran dan kesalahan fatal yang dibuat Tirto secara keseluruhan. Meski meme tersebut hanya ada di twitter Tirto dan tidak terdapat di halaman maupun platform Tirto lainnya, namun Sapto merassa dirinya bertanggung jawab pada seluruh akun dan konten Tirto.

Begitu juga untuk meme terkait cawapres Sandiaga yang akan 'menghapuskan UN' namun dipelesetkan menjadi 'menghapuskan NU'. Sapto menjelaskan hal tersebut tidak seperti yang dipikirkan banyak pihak .

"Sebetulnya NU di sini dapat diartikan banyak hal, tetapi karena kita sudah melakukan kesalahan (pada meme) yang pertama sehingga hal yang kedua menjadi sensitif," tutur Sapto.

Oleh sebab itu untuk menghindari berbagai kesalahpahaman, Sapto menjelaskan, pihaknya sudah melakukan klarifikasi dan secara umum telah menghubungi Sekjen Nahdatul Ulama (NU) Helmy Faishal Zaini.

Ia menjelaskan pihak PBNU mengapresiasi permintaan maaf atas kesalahan kami, termasuk juga menghubungi pihak Tim Kampanye Nasional (TKN) maupun Gusdurian.

"Sebetulnya kami dijadwalkan untuk bertemu dengan Ketum PBNU Said Aqil Siroj tetapi kami mendapat kabar kalau Said Aqil sedang berada di Singapura. Tetapi insya Allah, pesan kami sudah disampaikan," jelas Sapto.

"Saya selaku Pemimpin Redaksi Tirto mengakui kesalahan ini dan secara terbuka meminta maaf kepada pihak pihak yang merasa dirugikan, khususnya dari kubu TKN dan juga keluarga besar NU. Tidak ada niatan sekecil apapun untuk memperkeruh suasana atau memanas manasi situasi," pungkas Sapto.

Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Usman Kansong, menyesalkan dan protes keras dengan adanya meme tersebut. Meme tersebut menurutnya terkesan melegalisasi perzinaan dengan memotong kalimat Ma'ruf Amin ditambah dengan kata kata 'cap tiga jari di kondom'.

"Ini jelas bumbu tidak sedap dan merendahkan Kiai Ma’ruf sebagai ulama. Tidaklah masuk akal sebagai ulama yang menjadi calon wakil presiden, Kiai Ma’ruf melegalisasi perzinaan," terang Usman.

Padahal dalam pernyataan penutup, Ma'ruf jelas dan tegas mengatakan dirinya tidak akan melegalkan perzinaan, melarang azan, menghapus pelajaran agama.

Pihak TKN mengapresiasi langkah Tirto mengoreksi dan meminta maaf atas publikasi yang keliru tersebut. Namun meme yang keliru dan menyesatkan itu telanjur viral, serta umumnya lebih viral daripada meme koreksinya serta rawan dimanipulasi pihak-pihak tertentu dan jejak digital sulit dihapus.

Baca juga: Tim Jokowi Dongkrak Elektabilitas di Medsos dengan Meme

Untuk itu TKN meminta Tirto.id memviralkan seluas-luasnya koreksi dan pernyataan maaf atas meme yang keliru itu. TKN juga meminta ke depannya Tirto dapat lebih berhati-hati dan memeriksa dengan seksama sebelum memublikasikan suatu konten dengan mempertimbangkan dampaknya. (A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya