Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Jokowi kian Meyakinkan

Dero Iqbal Mahendra
18/2/2019 06:15
Jokowi kian Meyakinkan
(ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

DI akhir debat calon presiden yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, tadi malam, calon presiden no 02 Prabowo Subianto mengakui dirinya memiliki ratusan ribu hektare di berbagai wilayah di Indonesia.

“Saya juga minta izin tadi disinggung tentang tanah yang katanya kita kuasai di berbagai tempat. Itu benar, tapi itu adalah hak guna usaha (HGU), itu adalah milik negara,” kata mantan Danjen Kopassus itu.

Menurut dia, hal itu lebih baik daripada lahan tersebut dikuasai ­asing. “Daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam debat yang mengangkat tema infrastruktur, ­energi, pangan, sumber daya alam, dan lingkungan hidup, capres no 01 Joko Widodo menegaskan pembagian konsesi lahan di era peme-rintahannya dilakukan hanya bagi rakyat berekonomi sulit agar bisa menjadi aset produktif.

“Pembagian yang saya sampaikan sebesar 2,6 juta hektare itu agar produktif, kami tidak berikan ke perusahaan yang gede-gede. Saya tahu Pak Prabowo memiliki lahan luas di Kaltim sebesar 220 ribu hektare dan di Aceh Tengah 120 ribu hektare. Saya hanya ingin sampaikan pembagian seperti ini tidak dilakukan di masa pemerintahan saya,” ujar mantan Wali Kota Solo itu.

Dari lima tema tersebut, capres petahana tampak lebih menguasai perdebatan yang bergulir dalam enam segmen ketimbang capres oposisi. Jokowi menyampaikan fakta, data, dan solusi.

Selain soal penguasaan lahan yang dikuasai Prabowo, hal lain yang menjadi sorotan publik di media sosial pascadebat ialah tentang  unicorn (perusahaan rintisan milik swasta yang nilai kapitalisasinya lebih dari US$1 miliar).

Jokowi mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan kepada Prabowo, yakni rencana Prabowo jika memimpin nanti terkait dengan strategi pembangunan infrastruktur dalam pengembangan unicorn.

Namun, hal itu tampaknya kurang dipahami Prabowo. “Unicorn, apa yang dimaksud unicorn?” tanya balik Prabowo. “Apa itu unicorn, yang online-online itu?”

Bunuh diri
Pengamat politik Djayadi Hanan menilai Jokowi unggul telak dari capres Prabowo. Bahkan, alih-alih menyanggah Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra itu malah melontarkan pernyataan ‘bunuh diri’ karena menyatakan setuju dengan apa yang dikemukakan Jokowi.

“Prabowo banyak bilang setuju dengan Jokowi. Pertanyaannya kan, kalau dia setuju, lantas buat apa ingin mengganti Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC) itu dalam diskusi di studio Metro TV, Jakarta, tadi malam.

Menurut Djayadi, Jokowi juga lebih terukur dan konkret dalam debat. Capres petahana itu dari gestur dan olah kata lebih baik dan memperlihatkan sisi kepemimpinan yang kuat. Sebaliknya Prabowo sebagai penantang tidak mampu membuat diferensiasi.

Hal berbeda diungkapkan juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Bidang Lingkungan dan Pangan, Gari Primananda. Ia mengatakan Prabowo lebih menguasai panggung dan materi debat.

Ketua BPN Djoko Santoso kurang berkenan dengan pernyataan Jokowi yang dinilai menyerang pribadi Prabowo mengenai kepemilikan tanah. “Di aturan itu kan tidak boleh menyerang perorangan. Debat itu sesungguhnya bukan saling mengalahkan,” ujarnya.

Namun, tudingan itu dibantah Jokowi. “Tidak ada nyerang pribadi. Itu kebijakan,” katanya sesuai debat. (Dhk/Ins/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya