Jokowi Belum Baca Tabloid Indonesia Barokah

Antara
25/1/2019 16:08
Jokowi Belum Baca Tabloid Indonesia Barokah
(ANTARA)

PRESIDEN RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum pernah membaca Tabloid Indonesia Barokah yang dinilai menyudutkan salah satu pasangan calon presiden/wakil presiden pada Pilpres 2019.

"Saya belum pernah baca. Kalau baca baru nanti 'ngomong'. Wong ini belum baca," kata Jokowi usai acara peninjauan Program Mekar binaan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Alun-Alun Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/1).

Baca juga: Tabloid Indonesia Barokah, Ribuan Eksemplar Batal Dikirim ke Salatiga dan Semarang

Jokowi belum bisa menilai apakah isi tabloid itu merupakan kampanye hitam atau bukan. Ia meminta waktu untuk mencari dan mempelajari tabloid itu.

"Saya baca dahulu apakah yang disampaikan sebuah 'black campaign' atau 'negative campaign', beda-beda. Apakah itu fakta-fakta. Saya belum pernah baca. Saya cari sebentar lagi. Saya cari kalau sudah ketemu baru baca, baru komentar," katanya.

Sementara itu, mengenai adanya desakan pencabutan remisi kepada pembunuh wartawan di Bali, Presiden Jokowi meminta wartawan menanyakan kepada Menkumham. "Tanyakan ke Memkumham," katanya.

Terkait dengan Tabloid Indonesia Barokah, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto/Sandiaga Uno melaporkan Tabloid Indonesia Barokah ke Dewan Pers.  BPN menganggap pemberitaan "Indonesia Barokah" mengandung fitnah kepada Prabowo dan Sandiaga.

Laporan kepada Dewan Pers dibuat oleh anggota Direktorat Advokasi dan Hukum BPN Prabowo/Sandiaga, Y. Nurhayati, ke Kantor Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat ini.  

"Karena tabloid 'Indonesia Barokah' edisi pertama Desember 2018 baik judul maupun isi kontennya mengandung fitnah dan ujaran kebencian kepada Bapak H. Prabowo Subianto selaku capres dan Bapak Sandiaga Salahudin Uno selaku cawapres nomor 02," kata Nurhayati.

Baca juga: Ribuan Tabloid Indonesia Barokah Tertahan di Kantor Pos Sragen, Bawaslu Kaji Isinya

BPN Prabowo/Sandiaga juga menyertakan Tabloid IIndonesia Barokah kepada Dewan Pers sebagai bukti. Menurut BPN, pemberitaan di halaman 6 tabloid tersebut mendiskreditkan Prabowo dan Sandiaga.

"Beberapa isi konten tabloid 'Indonesia Barokah' tersebut memberitakan makna negatif yang mendiskreditkan Capres RI H. Prabowo Subianto dan Cawapres Sandiaga Salahudin Uno di halaman 6 yang berjudul 'Membohongi Publik untuk Kemenangan Politik?'," kata Nurhayati. (Ant/OL-6)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya