Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Koalisi Prabowo belum Menyatu

Ghani Nurcahyadi
31/7/2018 07:50
Koalisi Prabowo belum Menyatu
(MI/MOHAMAD IRFAN)

MESKIPUN belum resmi melakukan deklarasi, empat partai politik dipastikan bakal mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2019.

Akan tetapi, penentuan siapa calon wapres yang kelak mendampingi Prabowo masih menjadi arena negosiasi alot bagi Gerindra, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Prabowo mengaku berhati-hati memilih pendamping. Pernyataan Prabowo itu menanggapi tawaran PKS agar mempertimbangkan usulan Forum Ijtima dan Tokoh Nasional Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama yang merekomendasikan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri atau Ustadz Abdul Somad sebagai cawapres.

"Kami tidak mengambil keputusan ringan. Saya katakan saya terima rekomendasi, tetapi rekomendasi adalah rekomendasi. Mari kita pelajari hasil ijtima klausul demi klausul," kata Prabowo seusai bertemu Salim Segaf dan petinggi PKS lainnya, kemarin.

Prabowo melanjutkan pemilihan capres dan cawapres mutlak melalui parpol. "Itu sistem politik kita. Kami hargai masukan, tetapi mekanisme terakhir dari parpol. Ingat, ini yang ingin saya tegaskan," lanjut Prabowo yang berencana bertemu Ustaz Abdul Somad, hari ini.

Salim Segaf beralasan oposisi seyogianya bisa menerima ijtima ulama yang mengusung dirinya sebagai pendamping Prabowo. "Saya pikir jerih payah ulama harus diapresiasi."

Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid, pun berharap SBY menyepakati Salim Segaf sebagai cawapresnya Prabowo. "SBY menegaskan AHY tidak harga mati. Kami juga memahami Pak Prabowo hadir dalam ijtima ulama yang menjadi landasan mendukungnya."

Akan tetapi, Presiden PKS Sohibul Iman legawa menerima apabila Gerindra, Demokrat, ataupun PAN menampik ijtima ulama yang meminta Salim Segaf menjadi cawapres.

"Kami komunikasikan ke Majelis Syuro. PKS menerima kesepakatan partai-partai," ujar Sohibul di Kantor DPP PKS.

Modal logistik

Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam konferensi pers di kediaman Prabowo di Jl Kertanegara, Jakarta, kemarin, sepenuhnya menyerahkan soal cawapres kepada Gerindra. Yang penting, kata SBY, rakyat memberikan dukungan kuat. "Pak Prabowo calon presiden kita. Insya Allah kami bisa membawa perubahan dan perbaikan ke arah yang lebih baik," ungkap SBY.

Wakil Ketua Umum Demokrat Max Sopacua berkeyakinan Prabowo akan memilih cawapres yang bisa membantunya memenangi pertarungan di pilpres nanti. Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay mengapresiasi bergabungnya Demokrat ke koalisi Prabowo. "Tetapi aspirasi ulama perlu dikomunikasikan."

Dalam menanggapi alotnya penentuan cawapres di kubu oposisi, pengamat politik dari Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, menilai daftar cawapres Prabowo kian panjang meski SBY terang-terangan menyerahkan urusan tersebut kepada Gerindra.

"Agus Harimurti Yudhoyono punya modal elektabilitas dan logistik untuk mendongkrak Prabowo ketimbang cawapres lain. Pertarungan memang terlihat antara PKS dan Demokrat. Di sisi PKS, Salim Segaf memiliki dukungan militansi kader dan mesin partai yang kuat," tandas Hanta. (Mal/Dro/*/Ant/X-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya