Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penting Mengevaluasi Tingginya Angka Golput di DKI

Irvan Sihombing
05/12/2024 20:52
Penting Mengevaluasi Tingginya Angka Golput di DKI
rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Kota Jakarta Pusat pada Pilkada Jakarta 2024 di Rabu (04/11/2024).(MI/Usman Iskandar)

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengumumkan tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Jakarta 2024 hanya mencapai 58%. KPU DKI Jakarta akan melakukan evaluasi dan mengkaji lebih dalam lagi untuk mengetahui penyebab turunnya angka partisipasi pemilih.

“Hasil rekapitulasi dari masing-masing kota ini sudah selesai dan kami mencatat tingkat partisipasi di DKI Jakarta ini mencapai 58%,” kata Komisioner KPU DKI Jakarta, Fahmi Zikrillah.

Hal itu dikatakan Fahmi usai menghadiri penetapan hasil penghitungan suara Pilkada Jakarta tingkat Jakarta Pusat di kawasan Gambir, Kamis (5/12/2024).

“Tentu kami akan lakukan evaluasi dan kajian secara komprehensif untuk mendapatkan data yang lengkap, apa yang menjadi alasan ataupun menjadi faktor penyebab dari menurunnya tingkat partisipasi di Jakarta,” ujar Fahmi.

Duet Mas Pram dan Bang Doel meraih sekitar 50,7% suara sah yang masuk. Kontestan lain, Ridwan Kamil-Suswono mengumpulkan sekitar 39,4% suara. Sementara itu, Dharma Pongrekun-Kun Wardana yang merupakan calon jalur perseorangan berhasil meraup sekitar 10,5% suara.

Di sisi lain, Ketua Gerakan Jakarta Menggugat (Gerjagat), Yerie Benie Putong, sepakat tentang pentingnya KPU melakukan evaluasi dan mengkaji lebih dalam lagi untuk mengetahui penyebab turunnya angka partisipasi pemilih.

“Angka 58% ini menunjukkan realitas menyedihkan bahwa banyak warga Jakarta merasa tidak memiliki pilihan yang benar-benar merepresentasikan aspirasi mereka. Hasil pilkada ini mencerminkan krisis kepercayaan rakyat terhadap demokrasi," ujar dia.

Ia menyebut perlu digulirkan wacana untuk dilakukannya pemilu ulang agar legitimasi demokrasi terjaga.

"Tingginya angka golput dan meningkatnya dukungan untuk suara mandiri rakyat menunjukkan bahwa rakyat ingin perubahan,” ujarnya menambahkan.

Yerie menambahkan Gerjagat adalah sebuah gerakan rakyat mandiri yang lahir dari keresahan mendalam terhadap kemerosotan demokrasi akibat politik transaksional dan manipulasi elite.

Menurut dia, gerakan tersebut tidak memiliki afiliasi dengan kandidat mana pun dalam Pilkada Jakarta. Gerjagat hadir untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dalam mendapatkan proses demokrasi yang adil dan transparan. (Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya