Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEJUMLAH survei dilakukan jelang Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bogor ternyata cukup mengejutkan, sebab masih tingginya angka persentase masyarakat yang belum menentukan pilihannya alias swing voters. Fakta ini membuat siapa saja pasangan calon (paslon) yang berkompetisi di Pilwalkot Bogor masih cair dan berpeluang menang pada pemilihan November nanti.
Agustus lalu, survei yang dilaksanakan Puspoll Indonesia menemukan bahwa sebesar 30% warga Kota Bogor masih berstatus swing voters.
Begitu pun survei Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) pada awal September yang mengungkap masih 8,25% masyarakat Kota Bogor belum memutuskan pilihannya ke paslon siapa.
Baca juga : Sendi-Melli Jaga Kerukunan Umat Beragama di Kota Bogor
Direktur Eksekutif LS Vinus, Yus Fitriadi, mengatakan yang membuat miris ada 3,25% masyarakat di Kota Bogor menyatakan akan bersikap abstain atau tidak memilih pada November mendatang.
"Masih ada juga sebagian yang bisa berubah pandangan pilihan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota menjelang hari pemungutan suara," ucap Yus Fitriadi, dalam keterangannya, Sabtu, (12/10).
Sedangkan hasil survei preferensi dari Charta Politika pada akhir September lalu memotret sebanyak 12,3% masyarakat Kota Bogor masih tidak menjawab dan tak tahu terhadap pilihannya di Pilwalkot Bogor.
Baca juga : Pilkada Kota Bogor, Habib Luthfi Doakan Sendi Fardiansyah
Peneliti Charta Politika, Ardha Ranadireksa, menuturkan, ada 3,8% warga Kota Bogor yang masih ragu berpartisipasi mengikuti hajatan Pilwakot Bogor.
"Selain itu, ada 16% responden yang memilih Wali Kota mayoritas karena pengalaman di pemerintahan," papar Ardha.
Diketahui, Pilwakot Bogor diikuti oleh lima paslon yang sah telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Bogor. Kelimanya adalah Sendi Fardiansyah-Melli Darsa; Atang Trisnanto-Annida Allivia. Kemudian Dedie A. Rachim-Jenal Mutaqin; Rena Da Frina-Teddy Risandi, serta terakhir yaitu Raendi Rayendra-Eka Maulana. (Ant/Z-9)
Lawang Salapan Kota BogorBberhias Kain Merah Putih
Apel Pengamanan Jeang Pilkada di Kabupaten Bogor
TKT lansia dan latihan kognitif untuk lansia dilakukan melalui aktivitas senam otak (brain gym) dan bermain puzzle (puzzle therapy).
tidak pernah mempersulit penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Survei Gallup dan Walton Family Foundation menemukan kebahagiaan generasi Z menurun ketika memasuki usia dewasa.
Hasil survei baru menunjukkan banyak orangtua merasa stres saat menghadapi waktu makan anak-anak mereka.
Survei Ohio State University Wexner Medical Center menemukan sekitar 66% dari 1.005 orangtua merasa tuntutan menjadi orangtua membuat mereka merasa kesepian.
Laporan Beauty Consumer Behavior and Trend dari Insight Factory by SOCO menunjukkan sekitar 48% Gen Z menghabiskan Rp150 ribu per transaksi untuk produk kecantikan.
Sebuah survei dari aplikasi Peanut yang melibatkan lebih dari 5.000 ibu mengungkapkan bahwa 84% ibu merasa gembira dengan peran mereka sebagai orang tua.
Faktor terbesar orang lebih memilih vacation dibanding staycation adalah kesempatan menjelajahi tempat baru (75%).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved