Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PILKADA Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tahun ini diikuti tiga pasangan calon. Dua kandidat merupakan petahana yakni Marwan Hamami dan Adjo Sardjono yang tak lain ialah bupati dan wakil bupati periode 2015-2020.
Jika lima tahun lalu Marwan dan Adjo berduet, pada pilkada kali ini keduanya ‘pecah kongsi’. Marwan sekarang berpasangan dengan Iyos Somantri yang merupakan mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi. Pasangan nomor urut 2 itu didukung koalisi Partai Golkar, PKS, Demokrat, dan NasDem.
Adapun Adjo bertandem dengan Iman Adi Nugraha. Pasangan nomor urut 1 itu diusung Gerindra dan PAN. Satu lagi kontestan yakni Abu Bakar Sidiq dan Sirojudin yang merupakan pendatang baru. Tapi pasangan nomor urut 3 itu tidak bisa dipandang sebelah mata karena mendapat dukungan koalisi PDIP, PKB, dan PPP.
Dari ketiga paslon, yang cukup mendapat perhatian yakni calon petahana. Dalam perspektif pengamat politik di Sukabumi, Asep Deni, ada berbagai indikator yang bisa dijadikan tolok ukur untuk memotret peluang mereka. Indikator-indikator itu mulai dari popularitas, elektabilitas, dukungan partai, kompetensi kepemimpinan, dukungan anggaran/dana, strategi, jejaring (networking) yang di dalamnya termasuk kekuatan relawan, struktur partai koalisi, hingga tim sukses.
Dari sisi popularitas, ketimbang nomor urut 3, paslon nomor urut 2 dan nomor urut 1 tentu lebih populer. Adapun dari sudut dukungan dari parpol, setiap paslon relatif cukup kuat. “Koalisi partai yang mengusung pasangan Marwan-Iyos sangat luar biasa karena cukup banyak. Pasangan ini merupakan kolaborasi politikus dan birokrat,” tuturnya.
Asep berpandangan partai koalisi pengusung Marwan-Iyos selalu all out pada setiap perhelatan pemilihan. Pun koalisi pengusung Adjo-Iman.
“Kita tahu, Gerindra merupakan pemenang Pileg 2019 di Kabupaten Sukabumi dengan jumlah kursi terBASTIANDYbanyak dan tentunya jumlah suara terbanyak. Ditambah lagi kekuatan dari PAN yang juga cukup militan,’’ terang Asep.
Untuk pasangan Abu Bakar-Sirojudin, dukungan partai tak bisa dianggap remeh. Namun, kata Asep, pasangan itu perlu berjuang ekstra keras untuk bisa menyaingi kedua rival mereka.
Dari indikator elektabilitas, Asep melihat akan terjadi pertarungan sengit antara petahana karena peluang mereka tidak jauh berbeda. Yang nanti akan menentukan ialah kekuatan dan pergerakan dari kandidat calon wakil bupati. “Di kubu Pak Marwan ada Pak Iyos yang kelihatan luar biasa. Ini harus diimbangi Pak Iman yang perlu berjuang keras. Kalau dukungan partai saya kira sudah cukup.’’
Dukungan anggaran bisa pula menjadi penentu kemenangan di pilkada. Soal itu, pasangan petahana dinilai lebih unggul.
Optimistis
Tanpa mengeyampingkan calon lain, Pilkada Kabupaten Sukabumi tahun ini bisa dibilang merupakan pertarungan antara dua petahana. Adjo pun optimistis bisa memenangi kontestasi untuk menjadikan Sukabumi juara lahir batin.
“Secara lahirnya, kita ingin membangun fisik seperti infrastruktur jalan, irigasi, sarana, dan prasarana pendidikan, kesehatan, ekonomi, serta pemekaran Sukabumi Utara. Batinnya, kita ingin membangun nonfisik dan membangun rohani masyarakat yang disesuaikan dengan potensi,” ucap Adjo.
Marwan tak kalah optimistis. Dia bertekad melanjutkan pembangunan lima tahun terakhir dengan tetap mengedepankan aspek-aspek religiusitas. Baginya, keagamaan sangat penting untuk mengimbangi perkembangan era revolusi industri 4.0.
Abu Bakar Sidiq tak lantas inferior. Dia mengajak masyarakat Sukabumi berperan aktif di pilkada untuk menjadikan mereka tuan rumah di daerah sendiri. (X-8)
Kelima isu tersebut juga menjadi akar berbagai pelanggaran etik penyelenggara pemilu.
pemilu nasional dan lokal dipisah, , siapa yang bakal memimpin daerah setelah masa jabatan kepala daerah Pilkada 2024 berakhir?
MAHKAMAH Konstitusi (MK) memutuskan bahwa mulai tahun 2029, pemilihan umum (pemilu) di Indonesia harus diselenggarakan secara terpisah antara pemilu nasional dan pemilu daerah.
Keputusan MK terkait PHPU kepala daerah pasca-PSU semestinya bisa memberikan kepastian hukum dan terwujudnya ketertiban di daerah.
Ketua KPU Mochammad Afifuddin mengusulkan agar ke depannya anggaran penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
DIREKTUR DEEP Indonesia, Neni Nur Hayati menilai Bawaslu tidak serius dalam menangani proses penanganan politik uang saat PSU Pilkada Barito Utara
Pipanisasi merupakan langkah tepat memperkuat pondasi sektor pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Bekerja sama dengan Dompet Dhuafa, masyarakat di wilayah itu diberikan sumbangan perahu berikut alat keselamatannya.
Ayep Zaki menegaskan peningkatan PAD bertujuan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
PWI tak hanya sekadar organisasi profesi wartawan yang tugasnya hanya menjalankan kejurnalistikan.
Masyarakat Kota Sukabumi kini mendapatkan akses lebih mudah terhadap sembako berkualitas dengan harga yang wajar.
Penghargaan dari Bupati Sukabumi ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas upaya BWA bersama ratusan NGO dan relawan yang terlibat dalam aksi penanganan tanggap darurat bencana.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved