Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KELUHAN umum dari masyarakat saat ini diantaranya adalah rumah sakit dan ICU yang penuh serta lamanya jadwal operasi untuk pasien elektif. Hal ini mencerminkan adanya tekanan besar pada sistem kesehatan kita. Dalam berbagai diskusi dan webinar, pakar kesehatan sering menekankan perlunya penguatan pelayanan primer. Fokus pada pelayanan primer dapat membantu mencegah penyakit, menjaga kesehatan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pengalaman dari negara-negara seperti Kosta Rika menunjukkan betapa efektifnya pelayanan kesehatan primer. Di Kosta Rika, setiap desa memiliki dokter tetap yang memastikan pelayanan kesehatan dasar berjalan dengan baik. Jika model ini diterapkan di Indonesia, puskesmas dapat memainkan peran yang lebih besar dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Dengan populasi yang besar, puskesmas perlu dibekali dengan tim kesehatan yang lengkap, termasuk dokter, dokter gigi, perawat, bidan, farmasis, dan tenaga medis lainnya. Tim ini juga harus melakukan kunjungan rutin ke rumah-rumah pasien untuk memastikan mereka mengikuti protokol pengobatan dan menjalani gaya hidup sehat.
Baca juga : Anak Sering Terpapar Overtreatment di Fasilitas Kesehatan
Namun, penerapan model ini di puskesmas di Indonesia menghadapi berbagai kendala. Keterbatasan tenaga medis, pembiayaan yang tidak memadai, dan pelaksanaan program promotif-preventif yang belum optimal menjadi masalah utama. Puskesmas saat ini lebih fokus pada tindakan kuratif—mengobati orang sakit—yang seharusnya bisa dialihkan ke klinik, praktik pribadi, atau rumah sakit.
Pembiayaan puskesmas, yang sebagian besar berasal dari uang kapitasi BPJS Kesehatan, seringkali menyebabkan puskesmas berubah menjadi rumah sakit kecil, bahkan dengan dokter spesialis, sehingga pelayanan promotif-preventif sering terabaikan. Pemerintah daerah juga sering tidak mematuhi alokasi anggaran kesehatan sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji, dan lebih bergantung pada uang kapitasi BPJS. Sebaiknya, APBD digunakan untuk memastikan kesehatan masyarakat, bukan untuk mencari keuntungan.
Jarak antara tempat tinggal penduduk dan puskesmas menjadi masalah signifikan. Faktor seperti jarak, transportasi, dan biaya untuk datang ke puskesmas serta kebutuhan akan pendamping pasien di daerah terpencil seringkali menjadi hambatan. Program posyandu, meskipun efektif, juga memerlukan dukungan yang lebih besar.
Baca juga : Layanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas dan RS Masih Minim
Puskesmas pembantu (Pustu) merupakan solusi yang baik, namun seringkali tidak berfungsi optimal karena kekurangan tenaga medis, alat kesehatan, dan obat. Pustu sering hanya buka beberapa jam sehari, sementara kebutuhan kesehatan bisa muncul kapan saja, termasuk malam hari, terutama di daerah pegunungan, pulau terpencil, atau wilayah yang sangat terpencil.
Klinik desa adalah konsep yang bukan baru dan beberapa daerah telah mencoba menerapkannya. Dengan adanya rumah sakit pemerintah dan bantuan dari rumah sakit swasta di kota, desa juga seharusnya memiliki klinik swasta milik desa. Klinik ini bisa dikelola oleh desa, koperasi, masyarakat, perusahaan, atau individu.
Klinik desa diharapkan memiliki akreditasi, bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, dan menyediakan tenaga medis 24 jam, termasuk dokter dan dokter gigi, serta peralatan dan obat yang memadai. Klinik ini harus mampu memberikan pelayanan kesehatan 7 hari seminggu dan anggota masyarakat diharapkan terdaftar sebagai peserta BPJS di klinik tersebut.
Pemerintah diharapkan dapat memberikan subsidi atau mempermudah izin dan ketersediaan yang diperlukan untuk klinik ini. Klinik desa diharapkan dapat mendukung program puskesmas, terutama dalam aspek promotif-preventif, dan tetap berada di bawah pengawasan puskesmas serta dinas kesehatan setempat. Klinik desa juga akan sangat membantu program posyandu dengan menyediakan fasilitas yang mendukung pengawalan kesehatan masyarakat secara personal.
Regulasi untuk kerja sama antara klinik desa yang bersifat swasta dengan pemerintah perlu dibuat agar masyarakat desa merasa tenang dengan adanya dokter, perawat, bidan, dan tenaga medis lainnya yang siap 24 jam. Jika klinik desa berkembang dan menghasilkan keuntungan, dana tersebut dapat digunakan lebih jauh untuk kepentingan masyarakat desa. (H-2)
Kampanye digital pencegahan katarak #EyeCareForAll diluncurkan melalui aplikasi Campaign #ForABetterWorld.
Penyakit jantung bawaan merupakan suatu kelainan struktural atau fungi pada jantung atau pembuluh darah besar pada jantung yang muncul sejak lahir.
Vertigo bisa disebabkan banyak hal, antara lain kekurangan semburan oksigen ke otak, infeksi gigi, dan infeksi organ lain.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak merupakan pelayanan yang berkesinambungan, saling terkait dan kesehatan anak sangat ditentukan sejak berada dalam kandungan.
Buang jauh mindset yang menyebutkan bahwa kita butuh olahraga yang canggih-canggih.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian depresi pascamelahirkan sebesar 25,4%.
Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menyiagakan puskesmas-puskesmas di sepanjang jalur mudik selama 24 jam.
Memakai angkutan umum untuk mudik juga tidak membuat lelah, karena pemudik lebih leluasa beristirahat.
Pasangan Ahmad Ali-Abdul Karim punya keseriusan memberikan iuran kesehatan gratis kelas pekerja informal di Sulteng lewat BPJS Ketenagakerjaan.
Namun, mengingat penambahan angka kasus covid-19 semakin tinggi, Anies tetap meminta warga untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.
Ahli epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah perlu mengambil opsi karantina wilayah atau lockdown di situasi genting ini.
Taufik menyatakan, ini untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif Covid-19 di rumah sakit yang hampir kolaps jika penambahan terus terjadi dengan jumlah signifikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved