Headline

Reformasi di sisi penerimaan negara tetap dilakukan

Fokus

Operasi yang tertunda karena kendala biaya membuat kerusakan katup jantung Windy semakin parah

Hari Stroke Sedunia 2023 Bersama #LebihHebat

Dr. Feby Purnama, SpS. - KSM Neurologi Edelweiss Hospital Kota Bandung - Pengurus Pusat JDN IDI
03/11/2023 09:49
Hari Stroke Sedunia 2023  Bersama #LebihHebat
Dr. Feby Purnama, SpS. - KSM Neurologi Edelweiss Hospital Kota Bandung - Pengurus Pusat JDN IDI(Dok Pribadi)

Salah satu penyakit katastropik yang menjadi perhatian Indonesia dan masyarakat global dalam satu dekade ini adalah stroke. Tanggal 29 Oktober 2004 pada World Stroke Congress di Vancouver Canada, dideklarasikan sebagai Hari Stroke Sedunia untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap stroke. Hal ini berawal dari laporan kasus stroke yang semakin meningkat pesat, baik dari  data mortalitas maupun disabilitas yang disebabkan kurangnya kewaspadaan dan aksesibilitas terkait diagnosis dan tatalaksana stroke. 

Organisasi Stroke Dunia (World Stroke Organization) menetapkan Hari Stroke Sedunia tahun ini bertemakan, “Bersama kita lebih hebat daripada stroke” (Together we are #GreaterThan Stroke). Tahun demi tahun Hari Stroke Sedunia terlaksana dengan tema berbeda. Pada tahun 2022 dengan hashtag #Preciuoustime, tahun 2021 dengan tema: Learn The Signs, Say It’s a Stroke dan tahun-tahun sebelumnya dengan tema yang variatif dan bertujuan menarik perhatian masyarakat. 
Dengan adanya hari peringatan kewaspadaan stroke ini, terdapat pertanyaan apakah yang perlu dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah terkait stroke?

Edukasi Stroke

Di seluruh dunia stroke telah dikenali sebagai penyakit penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung di dunia. Dahulu stroke dikenali sebagai penyakit yang lebih sering mengenai orang lanjut usia (geriatri). Namun sekarang, usia lebih muda juga dapat ditemukan stroke pada usia dekade 30-40 tahun. Dahulu masyarakat mengenali stroke hanya dari gejala adanya kelumpuhan yang sangat terlihat seperti mulut mencong, bicara rero, dan kelumpuhan anggota gerak. 

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi diagnostik pencitraan otak, gejala dan tanda stroke dikenali lebih banyak lagi. semua gejala mendadak, baik yang global: penurunan kesadaran, kejang, nyeri kepala hebat, maupun fokal: kebas atau baal sesisi tubuh, gangguan pandangan, nyeri kepala hebat, pasien tampak bingung dan tidak bisa bicara lancar atau mengungkapkan suatu persepsi.. Secara garis besar, jenis stroke yang dapat diperkenalkan kepada masyarakat awam adalah stroke perdarahan – pembuluh darah otak yang pecah dan stroke non perdarahan yang ditandai dengan adanya penyumbatan pembuluh darah otak.

Mengedukasi masyarakat mengenali gejala dan tanda stroke merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan. Hal ini dapat dilakukan melalui promosi kesehatan Fasilitas Kesehatan baik dari tingkat primer hingga tersier. Sesuai dengan era media saat ini, para dokter pengguna media sosial sangat mungkin untuk membuat sebuah unggahan edukasi sehingga Masyarakat menjadi familiar dengan gejala dan tanda stroke.
Selain tentang pengenalan gejala dan tanda,  pencegahan rekurensi stroke itu sendiri adalah keharusan. 

Stroke dapat berulang dan jika telah terjadi stroke ulang baik dengan bentuk yang sama atau berbeda, penyembuhan dan pemulihannya akan lebih sulit. Sehingga masyarakat juga sangat perlu mengenal faktor risiko stroke, baik yang bisa dimodifikasi maupun yang tidak bisa dimodifikasi seperti: umur. jenis kelamin, dan faktor genetik. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi, seperti: tekanan darah tinggi, profil lipid, profil gula darah, dan asam urat yang tinggi. Faktor yang bisa dimodifikasi ini jika terkendali maka peluang rekurensi stroke akan lebih kecil.

Peran strategis tenaga kesehatan dan pemegang kebijakan

Saat ini code stroke sebagai sebuah algoritma rumah sakit yang bertujuan untuk mempercepat pelayanan pasien stroke hiperakut (onset kejadian < 6 jam sebelum sampai RS) sudah menjadi kebutuhan untuk dilaksanakan. Manfaat untuk pasien adalah jika pasien stroke hiperakut diberikan obat yang tepat dengan waktu yang cepat kemungkinan sembuh sempurnanya berpeluang 20% lebih besar. Sembuh sempurna berarti pasien pasca stroke pertama tidak ada hambatan (disabilitas) apapun dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari, pasien menjadi produktif kembali. 
PR besar bagi tenaga kesehatan adalah untuk terus belajar meningkatkan ilmu dan keterampilan dalam hal code stroke, dan pemegang kebijakan terus meningkatkan fasilitas untuk terlaksananya code stroke yang baik di rumah sakit. Fakta menarik lain dari stroke ini adalah tentang pembiayaan. Stroke telah diketahui sebagai diagnosis penyakit dengan pembiayaan terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Pada tahun 2022 disebutkan pembiayaan stroke sebesar 3,23 triliun rupiah. Sehingga tidak dipungkiri perhatian dan kewaspadaan stroke sedari dini merupakan suatu kebutuhan mendesak bagi sektor kesehatan Indonesia.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya