Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DI negeri ini, tidak ada hal yang tidak bisa dipalsukan. Barang, jasa dan profesi; semua bisa dipalsukan. Di negeri ini, anda bisa mendapatkan tas Hermes yang benar-benar seperti asli dengan harga beberapa juta saja. Padahal harga aslinya puluhan atau bahkan ratusan juta. Cerita jasa palsu sangat marak; setiap hari banyak tawaran pekerjaan, pinjaman uang atau kemudahan liburan yang semuanya palsu.
Profesi pun banyak dipalsukan. Cerita tentang polisi gadungan atau tentara gadungan sudah banyak. Yang terakhir, marak tentang dokter gadungan. Beberapa oknum sukses menjalankan profesi sebagai dokter gadungan dalam waktu yang cukup lama.
Efek dokter gadungan tentu saja sangat serius dan membahayakan. Dokter gadungan tidak memiliki pengetahuan medis yang memadai dan karenanya sangat mungkin membuat diagnosis yang keliru dan memberi pengobatan berbahaya. Kesalahan ini dapat menyebabkan kerusakan parsial atau total dan dapat bersifat permanen.
Baca juga: Pendidikan Agama Islam yang Pluralistis: Pengalaman Muhammadiyah
Semakin lama menjalankan penatalaksanaan yang diberikan dokter gadungan, semakin besar kemungkinan kerusakan atau cacat fisik, psikis dan mental. Bisa dibayangkan bila seorang dokter gadungan melakukan tindakan operasi; ujung-ujungnya dapat berakhir kematian.
Bukan hanya karena tidak adanya pengetahuan dan pengalaman melakukan operasi tetapi karena juga pemahaman dan praktik antiseptik dan sterilisasi yang minim yang sangat berpotensi menimbulkan penyebaran penyakit menular dan infeksi sistemik. Pasien juga mengalami kerugian waktu dan uang. Mereka akan terbelenggu oleh perawatan tidak tepat dalam waktu tertentu yang tentu saja terkait kerugian finansial.
Ujung-ujungnya, mereka harus mencari pengobatan lain yang tepat untuk mengoreksi pengobatan keliru yang dilakukan oleh dokter gadungan. Tindakan dokter gabungan memberikan pengobatan kepada pasien sama dengan seorang pilot gadungan yang berusaha menerbangkan pesawat. Kemungkinan besar pesawat akan jatuh dan menewaskan penumpangnya.
Efek katastrofi dan merugikan ini mesti dicegah. Ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat.
Hal yang sangat penting dilakukan adalah menerapkan regulasi ketat. Pemerintah harus memiliki regulasi ketat dalam hal pengakuan dan lisensi praktik medis. Ini melibatkan proses pendaftaran dan verifikasi dokter adekuat, yang memastikan bahwa hanya mereka yang memiliki pendidikan dan pelatihan medis yang sesuai yang diizinkan berpraktik.
Ini juga mencakup verifikasi kredensial. Lembaga kesehatan dan pemerintah perlu melakukan verifikasi kredensial dokter sebelum mereka diizinkan bekerja di fasilitas kesehatan atau berpraktik. Termasuk dalam hal ini memeriksa latar belakang pendidikan, pelatihan, dan pengalaman medis mereka.
Baca juga: Super Garuda Shield 2023 dan Ketidakpastian Geopolitik di Indo-Pasifik
Pada tingkat masyarakat perlu ada sistem surveilans atau pelaporan. Masyarakat perlu diberikan cara untuk melakukan pelaporan praktik medis ilegal atau mencurigakan. Dengan adanya saluran pelaporan yang aman, masyarakat dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi dokter gadungan.
Masyarakat perlu diberi pendidikan dan kesadaran tentang tanda-tanda dokter gadungan dan risikonya. Ini dapat membantu masyarakat lebih waspada dan skeptis terhadap praktik medis mencurigakan. Untuk urusan pengawasan ini, perlu pelibatan maksimal organisasi IDI karena institusi ini paling mengetahui dan mengenal dokter-dokter yang ada.
Dalam dunia yang semakin terhubung, kerja sama internasional dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi praktik medis ilegal. Pemerintah dapat bekerja sama dengan organisasi internasional untuk pertukaran informasi dan pengawasan lintas batas. Termasuk dengan melakukan verifikasi internasional dengan menggunakan institusi yang memiliki reputasi dalam verifikasi.
Saat bersamaan, fasilitas kesehatan dan praktisi medis harus secara rutin diaudit dan dipantau oleh otoritas kesehatan untuk memastikan bahwa mereka mematuhi regulasi dan standar medis yang berlaku.Tidak kalah pentingnya adalah memberikan hukuman tegas terhadap dokter gadungan sesuai dengan hukum yang berlaku. Hukuman yang tegas dapat menjadi deterrent bagi individu lain yang ingin mencoba praktik medis ilegal.
Dengan langkah-langkah tepat, fenomena dokter gadungan dapat dikurangi dan keamanan masyarakat dalam hal layanan kesehatan dapat dijaga dengan baik.
SEKJEN Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Yunus Nusi mengapresiasi pihak kepolisian yang berhasil menangkap dokter gadungan Elwizan Aminudin yang pernah menangani Timnas U-19.
Usai penangkapan Sunaryanto, dokter gadungan di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, kini klinik yang digunakan pelaku praktek medis ilegal sepi aktivitas.
POLISI menangkap Ria Agustina, 33, pemilik klinik kecantikan bernama Ria Beauty. Penangkapan itu dilakukan buntut praktiknya yang tidak memenuhi standar.
Ria ternyata bukan seorang dokter atau tenaga medis, melainkan lulusan sarjana perikanan.
Susanto, yang merupakan lulusan SMA, memalsukan data menggunakan ijazah korban dr Anggi asal Kabupaten Bandung agar bisa menjadi dokter gadungan.
FENOMENA dokter gadungan atau dokteroid sering terjadi di masyarakat. Yang teranyar, dokter gadungan bernama Elwizan Aminuddin yang sempat menangani Timnas U-19.
Pengurus Besar IDI memberikan tips kesehatan dan persiapan perjalanan di musim pancaroba, terutama pada bulan April yang merupakan musim libur panjang.
IDI juga mengingatkan masyarakat di wilayah berpotensi gempa agar selalu waspada dan memperhatikan peringatan dari badan otoritas bencana seperti BMKG dan tidak terpengaruh oleh isu
PENGURUS PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar menilai perlu adanya regulasi yang benar-benar kuat agar kekerasan
Kegiatan pengawasan yang menyeluruh ini sangat diperlukan untuk mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat terkait pencegahan penularan covid-19.
Ketua PB IDI menjelaskan perilaku masyarakat saat menjalani isolasi mandiri di rumah tidak disiplin.
Ketua IDI Bekasi meninggal pada pagi ini dalam proses perawatan akibat terkonfirmasi positif covid-19
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved