Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
PETERNAKAN ayam pedaging merupakan salah satu industri terpenting di Indonesia. Data Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa peternakan ayam menghasilkan produksi protein hewani yang dominan, mencapai 71,35% dari produksi daging nasional. Dari sisi sumber daya yang terlibat, jumlah sumber daya manusia (SDM) yang menjadi tenaga kerja dalam industri peternakan ini cukup banyak. Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, tenaga kerja di subsektor ini pada 2021 mencapai 4,9 juta jiwa, dan mayoritas hanya memiliki pendidikan dasar.
Berdasarkan data itu, industri peternakan ini memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Namun pada kenyataannya, kelompok ini masuk kelompok marginal. Terdapat banyak masalah yang dijumpai di lapangan. Ada persoalan mendasar dalam sistem industri yang berlaku. Hal itu kelihatan melalui berbagai bentuk ungkapan aspirasi yang dilakukan para petani peternak yang terus menyuarakan masalah yang mereka hadapi.
Dalam beberapa tahun terakhir misalnya, peternak ayam mandiri berulang kali menggelar demonstrasi di Indonesia. Petani mengeluhkan masalah yang mereka hadapi. Mereka mencurigai adanya kecurangan dalam peternakan ayam, ayam pedaging, dan ayam petelur. Hal ini tercermin dari selisih harga antara harga yang berlaku di tingkat konsumen dengan harga unggas hidup di tingkat peternak. Sugeng Wahyudi, Sekjen Gabungan Peternak Unggas Nasional (Gopan), mengumumkan bahwa harga pasaran ayam potong mendekati Rp40.000 per kilogram. Padahal, harga ayam hidup bervariasi hanya sekitar Rp21.000 per kilogram.
Sistem industri yang timpang
Pembahasan tentang persoalan ini dapat dilihat dari analisis sistem industrinya. Sistem industri adalah suatu sistem yang dibangun dari beberapa unsur yang saling berhubungan dan terorganisasi yang bertujuan menciptakan, memproduksi, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Sistem ini mencakup berbagai aspek seperti teknologi, manajemen, dan SDM.
Dalam konteks industri peternakan ayam, elemen-elemen pembentuk sistemnya berkaitan dengan proses bisnis utama budidaya peternakan ayam yaitu mulai dari produksi bibit, pemberian pakan, pemeliharaan, pengolahan dan pemasaran produk ayam. Masing-masing elemen sistem tersebut memiliki saling ketergantungan yang tinggi untuk berjalannya sistem industri secara efektif. Secara ringkas akan digambarkan dalam bagian berikut.
Pertama, produksi benih. Anak ayam diproduksi untuk pembibitan ayam pedaging atau petelur berkualitas tinggi. Kualitas genetik bibit ayam yang dihasilkan harus baik agar dapat tumbuh dengan cepat dan sehat. Peternakan ayam dapat dilakukan secara tradisional atau modern dengan menggunakan teknik pembibitan seperti inseminasi buatan pemeliharaan.
Kedua, produksi makanan. Pakan ayam harus memiliki kandungan nutrisi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam. Produksi pakan dapat dilakukan secara mandiri dengan membuat pakan sendiri atau membeli pakan dari produsen pakan.
Ketiga, pemeliharaan ternak. Saat ayam mencapai umur panen, maka dikumpulkan dan diolah menjadi produk olahan ayam seperti daging ayam, telur dan hasil olahan lainnya. Teknologi modern dan higienis digunakan dalam pengolahan daging ayam sehingga produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi.
Keempat, pemeliharaan kesehatan. Aktifitas utama ini meliputi upaya untuk menjaga kesehatan ayam melalui vaksinasi serta pemberian obat untuk pencegahan atau mengatasi penyakit.
Terakhir, pemasaran. Produk industri peternakan ayam tersebut kemudian dijual dalam berbagai bentuk dan dikemas di pasaran. Produk ayam dipasarkan melalui berbagai saluran seperti pasar tradisional, toko modern, restoran dan supermarket.
Setiap proses bisnis utama yang juga dikenal dengan panca usaha ini, dapat dijalankan aktor atau pelaku yang sama ataupun berbeda. Hanya saja, untuk dapat menjalankan keseluruhannya dibutuhan skala ekonomi yang sesuai. Mayoritas peternak rakyat tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan keseluruhannya. Hal itu disebabkan di antara proses tersebut membutuhkan investasi besar serta teknologi tinggi dan mahal. Karena itu, para peternak mandiri biasanya hanya fokus pada pengelolaan pemeliharaan di kandang.
Di lain pihak, perusahaan pemilik modal yang memiliki akses dana kuat mampu menjalankan keseluruhan proses bisnis itu secara integratif. Mulai dari pembibitan, memproduksi pakan berkualitas, penguasaan distribusi obat, pemeliharaan di kandang hingga mengelola pemasaran. Dengan model integratif tersebut, maka akan diperoleh efisiensi yang tinggi. Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengontrol input hingga output. Mereka mampu mengontrol biaya produksi, sekaligus posisi tawar harga jual yang kuat.
Hidup mati peternak mandiri
Jika dilihat dari perspektif supply chain dan value chain, kita akan dapat melihat saling ketergantungan antara proses bisnis utama dan aktor pada setiap segmen. Namun, pihak yang menguasai lebih banyak proses bisnis akan menjadi penentu dalam industri ini, kemudian menjelma menjadi sistem industri yang monopolistik. Sistem industri peternakan ayam di Indonesia menunjukkan bahwa segelintir perusahaan besar memiliki penguasaan sangat dominan pada keseluruhan aktifitas utama. Sehingga perusahaan itu menjadi pengatur berjalannya sistem.
Persoalan utama yang ada saat ini adalah nyaris seluruh peternak rakyat atau peternak mandiri berada pada posisi yang sangat lemah. Mereka tidak memiliki posisi tawar terhadap supplier yang memasok komponen input seperti bibit, pakan dan obat, dan pada saat yang sama, juga tidak memiliki posisi tawar dari sisi penjualan karena pasar dikuasai oleh pemain besar.
Dengan posisi peternak rakyat sedemikian di dalam sistem industri peternakan ayam, maka hidup mati mereka ditentukan oleh pemain besar. Pemain besar dapat menentukan harga bibit, harga pakan, dan harga obat, sekaligus menentukan harga jual kepada konsumen. Sering menjadi keluhan peternak mandiri bahwa pada saat harga input naik, tidaklah serta merta diikuti dengan harga jual produksinya. Mereka menghadapi situasi sulit, bahkan seringkali harga penjualan lebih tinggi dari biaya pokok produksi yang telah dikeluarkan.
Perlu intervensi pemerintah
Sistem industri peternakan ayam seperti yang telah dipaparkan ini adalah sistem yang timpang dan tidak adil. Terjadi kondisi monopoli atau oligopoli yang parah, sebagai akibat penguasaan mutlak yang ada pada tangan segelintir perusahaan atas proses bisnis utama. Jika terus dibiarkan, peternak rakyat atau peternak mandiri akan terusir dari sistem industri ini. Atau pada akhirnya mereka bersedia hanya menjadi buruh atau pekerja bagi pengusaha besar. Meski dikemas dengan istilah kemitraan, namun tidak sejajar.
Sikap keberpihakan pemerintah mendesak untuk diwujudkan. Bahkan di negara ekonomi liberal seperti Amerika Serikat pun sangat sensitif terhadap isu monopoli. Perusahaan raksasa, seperti Microsoft, Google, Facebook menuai begitu banyak gugatan. Dalam beberapa kasus perusahaan itu telah merasakan tajamnya pisau regulasi antimonopoli seperti Google yang didenda US$270 juta atau setara Rp3,86 triliun akibat monopoli periklanan pada 2021 lalu.
Pemerintah perlu segera membuat regulasi untuk mencegah berlanjutnya praktik monopoli dalam sistem industri ini. Perusahaan besar perlu dibatasi penguasaannya, agar peternak rakyat atau peternak mandiri memiliki posisi tawar, berbekal regulasi yang berpihak pada rakyat. Ada jutaan jiwa yang menggantungkan harapan masa depan dalam industri peternakan ini. Untuk itu, agar berjalan sehat maka bagian dari kewajiban pemerintah yakni mengatur permainan di industri ini sehingga berjalan secara adil. (RO/S-2)
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat upaya stabilisasi harga ayam ras hidup (livebird) guna melindungi peternak rakyat dari tekanan harga yang tidak wajar.
Penyebabnya, saat ini terjadi penumpukan produksi yang terus-menerus, sehingga terjadi oversupply ayam di tingkat nasional yang mencapai 20% hingga 25%.
Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya untuk melindungi peternak ayam rakyat. Selepas Lebaran, harga ayam hidup (livebird) terpantau turun dan berada di bawah HPP.
Di pusat pasar daging ayam pedaging kawasan Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie misalnya, harga ayam pedaging yang sepekan lalu Rp19.000/kg, sekarang naik menjadi Rp 25.000/kg.
Stabilnya harga, lanjut dia, akibat pasokan ayam melimpah di pasar sehingga berdampak pada harga jual.
Penurunan harga, lanjut dia, akibat pasokan ayam melimpah di pasar sehingga berdampak pada harga jual.
Obligasi ini dijamin sepenuhnya, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan oleh CGIF selaku lembaga penjamin kredit dengan kekuatan finansial tingkat tertinggi (idAAA/stabil).
Tanpa mau belajar dari pengalaman negara lain, kita akan terjerumus ke dalam lubang menganga yang sudah kita ketahui sebelumnya.
Dari sisi fiskal dan makroekonomi, Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengingatkan bahwa kebijakan ini dapat menghambat target pertumbuhan ekonomi nasional.
Penghargaan ini diselenggarakan oleh La Tofi School of Social Responsibility, dengan fokus pada pencapaian ESG perusahaan dalam kerangka SDGs PBB.
PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2025 kembali mencatatkan kontraksi. Berdasarkan data S&P Global, PMI Indonesia turun 0,5 poin menjadi 46,9, dibandingkan Mei 2025 yang berada di level 47,4.
Strategi keamanan siber yang tangguh dimulai dengan visibilitas yang lengkap, mengetahui apa yang perlu dilindungi dan ketika risiko terbesar berada.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved