Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Militer Rusia Mulai Latihan Tempur Bersama Militer Belarus

Atikah Ishmah Winahyu
10/2/2022 16:27
Militer Rusia Mulai Latihan Tempur Bersama Militer Belarus
Kementerian Pertahanan Rusia merilis foto manuver pesawat pembom Tupolev Tu-22M3 Backfire dan jet tempur Su-35 yang ikuti latihan tempur.(Handout / Russian Defence Ministry / AFP)

RUSIA dan Belarus memulai latihan militer bersama terbesar mereka dalam beberapa tahun pada Kamis (10/2).

Ribuan tentara yang didukung tank, pesawat tempur, dan sistem pertahanan rudal S-400 yang canggih terlibat dalam latihan "Allied Resolve 2022" di Belarus yang berlangsung hingga 20 Februari 2022.

Latihan tersebut termasuk latihan di dekat perbatasan dengan Ukraina serta dekat dengan Polandia dan Lithuania, keduanya anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Rusia dan Belarus menghadapi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang sifat dan konsentrasinya sekarang, sayangnya, jauh lebih besar dan jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu (9/2).

Baca juga: Enam Kapal Perang Rusia dalam Perjalanan ke Laut Hitam untuk Latihan

“Sementara Rusia melakukan latihan reguler dengan Belarus, latihan ini mungkin dalam skala yang lebih besar dari sebelumnya sebagai tanggapan atas tekanan dari NATO,” terangnya.

“Sekitar 30.000 tentara Rusia mungkin berada di Belarus, menjadikannya penumpukan militer terbesar di sana sejak Perang Dingin,” Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan, Senin (7/2).

“Aliansi telah bergerak untuk memperkuat sayap timurnya dan tetap waspada karena kami telah melihat Rusia menggunakan latihan militer sebelumnya sebagai kedok untuk tindakan agresif,” imbuhnya.

Rusia telah berulang kali membantah rencana serangan terhadap Ukraina setelah AS dan sekutu NATO memperingatkan penumpukan hampir 130.000 tentara Rusia di dekat perbatasan Ukraina, mungkin persiapan untuk invasi segera bulan ini, termasuk melalui Belarus dari utara.

Kremlin menuduh Barat mencoba merusak keamanan Rusia dengan menarik Ukraina lebih dekat ke NATO.

Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov tiba di Belarus untuk memeriksa persiapan latihan, lapor kantor berita Belta pada hari Rabu.

Kementerian Pertahanan di Moskow belum mengatakan berapa banyak tentara Rusia yang ambil bagian, meskipun mengatakan latihan itu tidak melebihi batas berdasarkan perjanjian 2011 tentang langkah-langkah membangun kepercayaan di Eropa.

Mereka menetapkan bahwa latihan yang melibatkan setidaknya 9.000 tentara memerlukan pemberitahuan dan bahwa pengamat asing harus diundang jika lebih dari 13.000 tentara.

Rusia juga mengirim enam kapal pendarat besar ke Laut Hitam dari Mediterania untuk mengambil bagian dalam latihan angkatan laut, kata Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Militer Ukraina akan mengadakan latihannya sendiri mulai Kamis hingga 20 Februari termasuk dengan drone Bayraktar buatan Turki dan senjata anti-tank yang disediakan oleh Inggris, kata Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov pada Selasa.

Presiden Rusia Vladimir Putin ingin AS dan Eropa mengecualikan Ukraina dari keanggotaan NATO di masa depan sebagai bagian dari jaminan keamanan baru yang dicari oleh Moskow, permintaan yang kemudian mereka tolak.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan selama kunjungan ke Moskow dan Kyiv minggu ini bahwa Putin telah setuju untuk tidak meningkatkan kebuntuan atas Ukraina, meskipun Kremlin menolak untuk mendukung klaim ini.

"Tidak ada tanda-tanda de-eskalasi dari Rusia,” Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu di sebuah pangkalan udara di luar ibukota, Tallinn, bersama timpalannya dari Belgia Alexander De Croo.

Jet tempur Belgia sedang dalam rotasi di Estonia di bawah misi kepolisian udara Baltik NATO.

Rusia belum mengumpulkan pasukan yang cukup di dekat Ukraina untuk operasi skala besar, meskipun latihan tersebut memungkinkan Moskow untuk membangun kehadiran militer permanen di Belarus, kata Mikhail Barabanov, pakar pertahanan di Pusat Analisis Strategi dan Teknologi, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Moskow.

“Itu akan menjadi tanggapan dari pihak Rusia terhadap penumpukan pasukan NATO di Polandia dan Lithuania,” katanya.

Rusia dan Belarus mengatakan latihan mereka bersifat defensif dan bertujuan untuk melindungi perbatasan negara kesatuan mereka dari agresi eksternal. Pasukan Rusia akan kembali ke pangkalan mereka setelah latihan selesai, kata Peskov pada hari Selasa.

Namun, Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan kepada Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di Minsk pekan lalu bahwa negaranya ingin membuat pusat pelatihan bersama baru termasuk untuk sistem pertahanan udara canggih sebagai bagian dari penguatan keamanan di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina.

Rusia mungkin meninggalkan peralatan militer di Belarus dekat perbatasan Ukraina meskipun latihan tersebut kemungkinan dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan pada Barat untuk membuat konsesi daripada pendahuluan untuk invasi, kata Yahor Lebiadok, seorang analis militer independen yang berbasis di Minsk.

"Mengapa menyerang ketika semua orang sudah siap?" ujarnya. "Seseorang harus menyerang ketika tidak ada yang siap,” tandasnya. (Aiw/Straitstimes/OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya