Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
ADA sebuah pepatah kuno menyatakan 'dengan membaca, kita dapat menjelajahi dunia' dan 'dengan menulis, kita dapat meyakinkan dunia'. Sebuah filosofi yang walaupun dikatakan sudah tua tetapi menurut penulis masih relevan saat ini. Filosofi ini lebih memotivasi kita agar gemar melakukan kegiatan membaca dan menulis. Mengapa dikatakan membaca dapat menjelajahi dunia? Mengapa menulis dikatakan dapat meyakinkan dunia?
Melalui kegiatan membaca kita akan memperoleh banyak ilmu pengetahuan. Baik tentang situasi masa lalu, saat ini, maupun masa yang akan datang. Baik teori yang dikemukakan ahli dalam negeri maupun ahli luar negeri. Inilah yang dikatakan melalui membaca kita dapat menjelajah dunia. Begitu juga maksud 'menulis dapat meyakinkan dunia', yaitu tulisan yang kita susun lebih meyakinkan orang lain tentang apa yang kita pikirkan.
Kemampuan membaca dan menulis penting untuk dikuasai. Kemampuan menguasai keduanya sering disebut kemampuan literasi. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah bagaimanakah kemampuan membaca dan menulis siswa kita saat ini? Berdasarkan hasil pemotretan penulis lakukan beberapa tahun ini, kemampuan literasi siswa kita di beberapa sekolah masih rendah. Hasil wawancara dengan beberapa siswa di beberapa sekolah, diperoleh data bahwa minat baca siswa kita masih rendah.
Hasil ini sebagaimana terlihat dari buku kunjungan siswa ke perpustakaan yang ada. Rendahnya minat baca juga berdampak pada kemampuan menulis mereka. Jumlah karya literasi siswa masih sedikit. Hal ini terlihat jelas pada publikasi karya literasi siswa di majalah dinding sekolah. Rendahnya kemampuan siswa dalam menghasilkan karya literasi juga berdampak pada jumlah keikutsertaan mereka dalam berbagai ajang lomba literasi, yang diadakan di sekolah maupun luar sekolah.
Hal ini tentunya sangat disayangkan. Mengingat saat ini kegiatan Festival Literasi Nasional (FLN) sedang hangat-hangatnya di kalangan siswa di berbagai sekolah. Bahkan bukan hanya siswa juga di kalangan guru-guru di berbagai sekolah. Guru-guru melalui kegiatan Gerakan Guru Menulis Buku, diwajibkan untuk mampu menyiapkan tulisannya, kemudian diterbitkan.
Dengan demikian, guru-guru tersebut dapat menjadi peserta dalam ajang FLN tersebut. Tentunya hal ini sebagai kabar gembira dalam dunia pendidikan kita. Sehingga kemampuan literasi siswa dan guru di berbagai sekolah yang ada di nusantara ini semakin baik mutunya.
Husnul Fuadi di 2020 melakukan penelitian berkaitan dengan kemampuan literasi siswa. Adapun judul yang diangkat adalah 'Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi Sain Peserta Didik'. Hasilnya, dia menemukan biang keladi penyebab kemampuan literasi siswa rendah, yaitu pemilihan buku ajar yang tidak tepat oleh guru.
Pemilihan buku ajar yang tidak tepat berakibat minat baca siswa rendah. Oleh sebab itu, ia merekomendasikan kepada guru agar dapat memilih buku ajar yang tepat agar kemampuan literasi siswa tinggi. Begitu juga para pakar dan praktisi pendidikan agar dapat merancang model pembelajaran literasi yang menarik dan melaksanakan. Sehingga kemampuan literasi siswa kita semakin baik untuk bersaing dengan siswa di negara lain, khususnya di era revolusi industri 4.0.
Buku konsep literasi digital
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Jakarta 2017 menerbitkan buku berjudul Konsep Literasi Digital dalam Kurikulum 2013. Dalam buku itu dijelaskan bahwa pembelajaran literasi yang dilaksanaka guru di kelas, tidak hanya sebagai entitas mata pelajaran saja, melainkan juga sebagai indikator penilaian implementasi kurikulum.
Jika kemampuan literasi siswa baik, dapat dikatakan tujuan kurikulum sudah diimplementasikan dengan baik. Begitu juga sebaliknya, jika kemampuan literasi siswa rendah, dapat dikatakan tujuan kurikulum belum dilaksanakan dengan baik.
Dalam buku tersebut juga dinyatakan bahwa di dalam kurikulum di negara tetangga kita, seperti Australia, dinyatakan bahwa literasi merupakan proses untuk mencapai tahap pemaknaan (interpreting) teks melalui proses mendengar, membaca, dan mencermati. Begitu juga dalam PISA (The Programme for International Studet Assessment) juga menyatakan bahwa literasi digital merupakan refleksi kompetensi kognitif, yaitu proses penerjemahan atas struktur dan karakteristik penyajian tekstual hingga pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam.
Dalam upaya untuk mengembangkan pemahaman pengetahuan tersebut, kompetensi metakognitif menjadi sarana penerjemahan. Baik pada tahap pemahaman terhadap struktur dan penyajian tekstual, sampai dengan pemahaman pengetahuan tentang fenomena alam.
Apa yang dapat diambil makna dari buku adalah Konsep Literasi Digital dalam Kurikulum 2013 adalah kegiatan literasi merupakan kegiatan serius, berkaitan dengan pemaknaan teks, melalui kegiatan mendengarkan, membaca, dan mencermati. Serius karena membutuhkan penguasaan ilmu pengetahuan yang cukup. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan dalam PISA.
Menurut penulis, rendahnya kemampuan literasi siswa dapat disebabkan beberapa hal; pertama, pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat oleh guru sehingga motivasi membaca dan menulis siswa rendah. Oleh sebab itu, metode pembelajaran yang digunakan guru haruslah diperhatikan. Jangan salah memilih. Kesalahan dalam pemilihan tentunya akan berakibat motivasi membaca dan kemampuan menulis siswa juga rendah.
Kedua, guru harus menjadi contoh langsung bagi siswa dalam kemampuan membaca dan menulisnya. Contohnya menyebutkan beberapa buku yang telah berhasil tamat dibacanya. Begitu juga beberapa karya tulis yang sudah dipublikasikan. Ketiga, disampaikan kepada siswa bahwa saat ini Gerakan Siswa Menulis Buku. Bahkan saat ini ada acara FLN. Peserta di antaranya adalah siswa, sehingga banyak manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa saat mengikuti festival ini. Diantaranya para siswa dapat berbagi pengalaman.
Keempat, menayangkan video FLN yang sudah dilaksanakan sebagaimana yang telah tersedia di youtube. Kegiatan nonton bersama ini tentunya sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru, khususnya pada iklim pembelajaran di kelas.
Sebetulnya banyak cara yang dapat dilakukan guru di kelas dalam mengatasi rendahnya minat baca dan kemampuan menulis siswa. Kuncinya hanya kemauan. Caranya dengan menyediakan buku-buku yang bervariasi sehingga siswa dapat memilih buku mana yang menarik di baca. Jika minat baca siswa telah tumbuh dan buku-buku yang dibacanya sudah mulai banyak, kemampuan menulisnya akan muncul sendiri. Guru hanya tinggal membangkitkannya sedikit, kegiatan akan berjalan dengan sendirinya.
Selain menyediakan variasi buku, sebaiknya pihak guru menyediakan variasi video pembelajaran yang tepat. Jika hal ini dapat dilakukan tentunya minat baca siswa juga akan bertambah. Termasuk juga kemampuan menulis siswa. Video salah satunya adalah video berkaitan dengan penyelenggaraan FLN yang baru-baru ini dilaksakan. Boleh juga ditambahkan dengan video tahun lalu. Semakin banyak tentunya juga akan semakin baik. Caranya mudah, dengan mengunduh beberapa video yang ada di youtube.
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
Pemerintah perlu menentukan metode dan sasaran seperti apa yang ingin diambil dalam kebijakan terkait akses konten digital, terutama bagi anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved