Headline

Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Pembelajaran Produktif dalam Bingkai Personal Proses

Armiwati, Dosen FKIP Universitas Jambi, Fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation
28/2/2021 20:35
Pembelajaran Produktif dalam Bingkai Personal Proses
Armiwati(Dok pribadi)

BELAJAR terjadwal, ketat dan waktu terbatas beralih menjadi terbuka, fleksibel dan efektif. Materi  yang semulanya terbatas, butuh waktu dan biaya mejadi lebih beragam, sumber mudah diakses, dan biaya murah. Pembelajaran menjadi ramah lingkungan dan sayang bumi melalui pengurangan gas buang kendaraan mahasiswa yang warawiri. Mahasiswa belajar dari rumah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Disadari atau tidak, fakta ini adalah wujud nyata reformasi dan akselerasi metode pembelajaran berbasis TIK akibat pandemi covid -19.

Menurut Reeves (1998), belajar dengan teknologi berarti menggunakan teknologi sebagai alat bantu pembelajaran kognitif (cognitive tools) dan memanfaatkan teknologi dalam lingkungan pembelajaran konstruktivis (constructivist learning environments). Dengan demikian, ‘proses’ pembelajaran terpusat pada mahasiswa menjadi ciri utama pembelajaran daring. TIK menjadi sentral dan sumber belajar, proses, dan alat bantu untuk pembelajaran lebih  produktif dan bermakna.

Berawal dari kendala di lapangan baik masalah teknis seperti sinyal yang tidak bisa digeneralisir, maupun peraturan terkait protokol kesehatan yang harus diindahkan demi kebaikan bersama, maka ‘personal proses proyek’ dijadikan salah satu strategi pembelajaran mata kuliah sastra Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Universitas Jambi. Perkuliahan diawali dengan pendalaman teori dan konsep sastra serta hakikat kesusastraan baik secara individu, kelompok maupun diskusi secara virtual.  

Pemahaman ini kemudian diimplementasikan dalam bentuk karya seperti cerita anak; fabel, legenda, cerpen maupun puisi. Berbekal keterampilan TIK yang dikuasai mahasiswa, hasil karya tersebut divisualisasikan dalam bentuk digital. 

Digitalisasi ‘personal proses proyek’ ini tidak hanya untuk memenuhi standar proses dan standar penilaian pembelajaran saja. Mahasiswa, lebih lanjut mengunggah hasil karya mereka ke YouTube atau Google Form yang bisa diakses atau dimanfaatkan pengguna. Mahasiswa yang terkendala jaringan atau lebih tertarik pada goresan ekpresi langsung, tulisan dan gambar manual bisa jadi pilihan. Keunikan dan kreativitas yang indah dan beragam dihadirkan mahasiswa lewat karya kreatifnya.

Proses ini juga berdampak pada peningkatan soft skills mahasiswa yang ditunjukan; (1) adanya upaya perbaikan atau penyempurnaan yang dilakukan meskipun perkuliahan telah berakhir dan semester berikutnya sudah berjalan; (2) Ada upaya mahasiswa meningkatkan keterampilan TIK-nya agar hasil kaya berikut lebih baik; dan (3) Inisiatif untuk membuat karya kreatif ini menjadi media pembelajaran atau objek penelitian skripsi.  

Ada ungkapan bijak para ahli; saya baca saya lupa, saya amati saya ingat, saya kerjakan saya sangat paham. Proses ‘mengalami’ telah dilaksanakan dan diwujudkan mahasiswa dalam bentuk digitalisasi ‘personal proses proyek’. Proses ‘mengalami’ yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran telah dijalani ke level sangat paham dan memunculkan refleksi diri.
   
Kreativitas dan digitalisasi hasil belajar yang dihasilkan mahasiswa sangat menginspirasi. Enam  keterampilan literasi dasar sebagai ciri pembelajaran abad 21 ditunjukan mahasiswa dalam ‘proses’ pembelajaran; (1) literasi yaitu seperangkat keterampilan yang nyata terkait ketrampilan kognitif dalam membaca dan menulis; (2) literarasi berhitung untuk kecakapan hidup dalam semua aspek; (3) literasi sains sebagai ciri masyarakat akademis; (4) Literasi/kecakapan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK); (5) Literasi keuangan yakni logika berpikir di bidang keuangan dan tidak mudah tertipu seperti investasi bodong; dan (6) literasi budaya dan kewarganegaraan terkait cinta tanah air dan sikap humanis. Keterampilan dasar ini sebagian besar secara ekplisit dan implisit diekpresikan dalam karya kreatif mereka. Terima kasih mahasiswa harapan bangsa. 

Armiwati, Peserta Peningkatan Skill Menulis bagi Tenaga Pengajar Se-Indonesia
 


 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya