Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
SEJAK pandemi covid-19 menghantam negeri tercinta, pelan namun pasti, efeknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Bisnis kuliner yang bertahan mati-matian, buruh pabrik yang semakin membatasi pengeluaran, sampai mitra atau driver ojek online yang terlihat banyak menganggur.
Aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah merupakan salah satu penyebab mendasar terjadinya penurunan daya beli. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata upah pekerja di Indonesia menurun sebesar 5,2% selama pandemi, dari sebesar Rp2,91 juta di bulan Agustus 2019 menjadi Rp2,76 juta di bulan Agustus 2020.
Masih menurut BPS, sektor usaha paling terdampak adalah sektor akomodasi dan makanan-minuman yang turun sebesar 17,3%, dari Rp2,3 juta per bulan, menjadi Rp1,9 juta per bulan. Penurunan jumlah jam kerja menyebabkan penurunan upah para buruh. Hal ini tentu saja berdampak langsung pada daya beli masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Yang sebelumnya masih bisa menyisihkan uang untuk makan bakso bersama keluarga di akhir pekan, sekarang hanya bisa di rumah saja.
Walau kebutuhan rumah tangga yang esensial masih dapat terpenuhi, namun apabila daya beli masyarakat menengah ke bawah tidak segera membaik, maka pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2020 dikhawatirkan tidak optimal.
Program Pemerintah
Dinukil dari artikel di situs Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kemenkeu-DJPB) tanggal 24 November 2020, realisasi belanja negara mencapai 74,5% dari pagu, atau sebesar Rp2.041,8 triliun per 31 Oktober 2020. Fokus utama belanja negara adalah program?program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi COVID-19, sebesar 55,5%.
Apa saja kah program-program yang telah dilakukan? Tentunya dengan memerhatikan daya beli yang menurun, pemerintah menyalurkan belanja Bantuan Sosial (BANSOS) yang berupa Bansos Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Nontunai (BPNT/Kartu Sembako), Paket Sembako Jabodetabek, Bansos Tunai (BST) Non-Jabodetabek, BST bagi penerima Sembako Non?PHK, BANSOS beras bagi penerima PKH, serat Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa.
Bansos ini diberikan dalam berbagai bentuk, baik uang tunai maupun barang, agar dapat dibelanjakan di UMKM setempat. Bantuan yang diberikan pemerintah ini, diharapkan dapat menggerakkan perekonomian, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Nah, apakah program dari sisi demand saja sudah cukup? Tentu saja tidak, pemerintah juga memberikan dukungan dari sisi supply. Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) maupun diberikan insentif dan kemudahan agar bangkit, bertahan dan juga turut mendorong roda perekonomian.
Untuk pelaku usaha UMKM, ada subsidi bunga KUR dan non-KUR, di mana pada 20 November 2020 masing-masing telah terealisasi sebesar Rp2,2 triliun dan Rp2,98 triliun. Selain itu, program padat karya dari berbagai Kementerian masih terus dijalankan untuk melaksanakan pembangunan maupun pemeliharaan fasilitas yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, sekaligus untuk membuka lapangan kerja.
Perilaku Konsumen
PricewaterhouseCoopers (PwC), dalam hasil survei Global Consumer Insights 2020 PwC “Before and After the covid-19 Outbreak” mengungkapkan bahwa pandemi dan aturan pembatasan jarak sosial yang diterapkan telah menyebabkan perubahan mendasar dalam cara konsumen bekerja, berkomunikasi, makan, dan menjaga kesehatan mereka.
Survei ini dilakukan kepada konsumen secara global, yaitu survei pertama sebanyak 19.908 konsumen dari 27 negara atau wilayah, dan 74 kota antara bulan Agustus dan September 2019, dan survei kedua sebanyak 4.447 konsumen dari 9 negara atau wilayah dan 35 kota antara bulan April dan Mei 2020.
Sebagaimana disampaikan oleh Peter Hohtoulas, Retail and Consumer Advisor di PwC Indonesia dalam konferensi pers secara virtual (13/08/2020), terdapat beberapa insights yang dapat dijadikan catatan dalam konferensi konferensi pers tersebut adalah, pertama, terdapat peningkatan belanja konsumen Indonesia pada produk kesehatan (77%), bahan makanan (67%), hiburan dan media (54%), pengambilan/pengiriman makanan (47%), dan DIY/perbaikan rumah/berkebun (32%).
Kedua, meskipun 65% konsumen Indonesia mengalami penurunan pendapatan rumah tangga, namun 64% konsumen Indonesia optimistis tentang masa depan, dan akan menghabiskan lebih banyak pendapatan rumah tangga mereka.
Ketiga, lebih dari sepertiga konsumen (35%) membeli makanan secara online, di mana 86% dari konsumen tersebut berencana untuk terus melakukannya, bahkan setelah aturan pembatasan jarak sosial dihapuskan.
Hasil survei tersebut merupakan cerminan perilaku konsumen dengan ekonomi menengah di Indonesia, khususnya di kota-kota besar, dimana produk kesehatan dan produk bahan makanan menjadi buruan. Kondisi perekonomian masyarakat kelas menengah bisa dikatakan memiliki dampak negatif yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan kelas menengah ke bawah terhadap pandemi covid -19, terutama mereka yang tidak mengalami penurunan pendapatan.
Alangkah baiknya jika kelas menengah menjadi sasaran tembak para pelaku industri UMKM. Bicara mengenai UMKM, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut berkontribusi dengan meluncurkan program istimewa, yaitu aplikasi UMKM-MU. Aplikasi ini merupakan wujud kontribusi OJK dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Adalah suatu platform digital dalam bentuk website dan mobile app yang dikembangkan oleh OJK untuk membantu UMKM binaan dalam memperluas akses pasar secara digital.
Kenapa istimewa? Karena UMKM-MU melibatkan partisipasi seluruh Kantor Regional/Kantor OJK di seluruh Indonesia dalam melakukan pembinaan dan pendampingan bagi UMKM, serta melakukan pencarian, pemilihan, dan kurasi produk unggulan yang berkualitas di setiap daerah.
UMKM-MU diharapkan dapat menjadi bahtera yang mampu membawa UMKM Indonesia menjadi usaha yang berdaya saing tinggi dan terus tumbuh menopang perekonomian Indonesia.
Belanja, Yuk!
Dalam kondisi yang sulit seperti ini, merupakan tugas kita bersama untuk bahu membahu bangkit dan bertahan. Pemerintah tidak kenal lelah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, kemudahan, bantuan, dan binaan kepada pelaku usaha, namun begitu, seperti idiom “It Takes Two to Tango” benar adanya bahwa dibutuhkan kerja sama dari kedua pihak untuk membuat suatu hal menjadi sukses. Bukan hanya pemerintah, namun kita, sebagai masyarakat juga harus bergerak membantu.
Selain pelaku industri UMKM yang sudah up and running, dibutuhkan juga “new kids on the block” atau pelaku industri baru. Misalnya, istri seorang buruh pabrik yang sebelumnya tidak bekerja, mulai merintis usaha pembuatan shopping bag bersama dengan kelompok Ibu-Ibu di sekitar rumah yang dijual melalui platform digital, UMKM-MU salah satunya.
Stimulasi yang diberikan pemerintah harus dimanfaatkan, dan harus jeli melihat peluang sebagaimana hasil survei yang telah dilakukan oleh banyak pihak. Bukan hanya itu, seluruh lapisan masyarakat dapat membantu dengan cara membeli dan/atau menggunakan jasa yang ditawarkan pelaku usaha. Seperti yang sudah banyak beredar di media sosial; salah satu fast food ternama mengajak pelanggannya juga jajan di brand saingannya.
Merupakan suatu hal nyata, bahwa kita harus bergandengan tangan untuk melewati masa sulit ini. Jadi tunggu apalagi, yuk semuanya, kita ikut bantu gerakkan roda ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai impor Indonesia sepanjang Januari hingga Mei 2025 mencapai US$96,60 miliar.
NERACA perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Mei 2025 sebesar US$4,30 miliar.
BPS memperkirakan produksi beras Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2025 mencapai 29,97 juta ton, naik 14,09%.
INFLASI bulanan pada Juni 2025 tercatat sebesar 0,19%, ditandai dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,07 pada Mei menjadi 108,27.
Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah akan merevisi data angka kemiskinan nasional.
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved