Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DI tengah pandemi covid-19, media sosial menjadi pertunjukan orang-orang 'cerdas', yang mungkin kita menjadi salah satunya.
Setiap orang bisa menjadi 'pakar' hanya dengan membagikan artikel, ditambah dukungan beberapa teman di kolom komentar. Padahal orang itu tidak benar-benar 'membacanya'. Kita menggunakan keberlimpahan informasi agar tidak terlihat bodoh dan setara dengan yang lainnya, padahal sebaliknya.
Jurnalis sekaligus penulis novel, Karl Taro Greenfeld (2014), menyebut kondisi ini sebagai pertunjukan 'pengetahuan palsu' yang dibungkus dengan 'kecerdasan palsu. Saat ada artikel pembanding yang menerpanya, orang cenderung bertahan dan tetap meyakini artikel yang dibagikannya itu.
Psikolog sosial Universitas New York, AS, Jonathan Haidt (2014) mengatakan bahwa ketika fakta bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut, hampir semua orang akan bertahan dengan nilai yang dianut dan menolak bukti-bukti yang ada.
Inilah kenapa media sosial hanya membawa kita bergema di ruang kita sendiri alias echo chamber. Sesungguhnya kita 'berteriak-teriak' dan menjadi 'pakar' hanya di lingkungan yang sepaham dengan kita saja. Dukungan teman di kolom komentar bukan karena pengetahuan mereka yang mumpuni, tetapi karena sama-sama tidak tahu dasar informasi itu dihasilkan dan siapa pakar yang sesungguhnya.
Keberlimpahan informasi membawa bias informasi. Bias informasi menghasilkan bias kognitif (bias pengetahuan) dalam diri kita. Bias kognitif membuat kita menilai kemampuan pengetahuan kita lebih besar dari informasi itu.
Semakin mengonsumsi (atau setidak-tidaknya membiarkan diterpa) bias informasi, semakin kita yakin kita cerdas, (celakanya) makin kita tidak menyadari bahwa kita salah. Dari sinilah pintu masuk hoaks bermula dan bisa berkembang.
David Dunning dan Justin Krueger (1999) psikolog di Cornell University, AS, pernah meneliti bagaimana orang yang tak berkeahlian alias tak berkompeten bisa menyita perhatian dengan analisisnya.
Penelitian yang disebut sebagai efek Dunning Krueger itu menyimpulkan, inkompetensi seseorang bisa merampas kemampuannya dalam menyadari kesalahan tersebut. Dunning menyebutnya confident idiots.
Sedikit menyortir
Saat work from home menjenuhkan bagi sebagian dari kita, berselancar di internet dan media sosial bisa menjadi hiburan. Semakin banyak klik yang dilakukan, semakin deras informasi yang kita terima, makin sedikit waktu kita menyortir gempuran informasi tersebut, dan semakin bias informasi menerpa. Bisa jadi efek Dunning Krueger sedang bekerja di otak kita. Tahu-tahu kita merasa tahu banyak dari yang kita ketahui sebelumnya.
Tom Nichols (2017) dalam Matinya Kepakaran menyebut mereka yang menjadi 'pakar dadakan', karena tidak memiliki keahlian dalam 'metakognisi', sebuah kemampuan untuk menyadari kesalahan, dengan mengambil jarak, melihat apa yang sedang anda lakukan, lalu menyadari bahwa Anda salah melakukannya. Kita tenggelam dengan banyak data yang sesungguhnya tidak kita pahami.
Banjir informasi lebih cepat datang menghantam dibandingkan kecepatan kita menyaring, mencerna, menelusuri informasi tersebut. Kondisi ini setidaknya melahirkan dua hal, kabar buruknya, setiap orang bisa menjadi pakar di media sosial. kabar lebih buruknya, setiap pakar bisa 'terbunuh' di media sosial. Harap waspada, virus confident idiots bisa menyerang kita.
SETIAP tanggal 1 Agustus, media sosial dipenuhi ucapan penuh kasih bertuliskan Happy Girlfriend Day. Peringatan ini sejatinya ialah bentuk apresiasi bagi para perempuan hebat di hidup.
Australia larang anak di bawah 16 tahun akses YouTube, TikTok, dan media sosial lainnya mulai Desember 2025.
Media sosial adalah teknologi berbasis internet yang memfasilitasi komunikasi dua arah, membangun komunitas, dan berbagi konten antara individu atau kelompok secara real-time.
Dalam video tersebut, istri Arief Muhammad ini memperlihatkan sang suami sebagai sosok ayah dan suami yang penuh kasih sayang kepada keluarga.
Penampilan Hokky Caraka yang dianggap kurang optimal memicu ribuan komentar dari netizen di media sosial.
SAAT berada di masa sulit, sejumlah orang memilih meminta bantuan. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh putra dari musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianty, Dul Jaelani.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
LAPORAN terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa covid-19 XFG atau covid-19 varian stratus menjadi varian yang paling dominan di Indonesia.
varian Covid-19 XFG atau stratus tampaknya tidak membuat orang parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang khas yakni suara serak atau parau.
Kemenkes menyebut total kasus covid-19 dari Minggu ke-1 hingga Minggu ke-30 tahun 2025 sebanyak 291 kasus
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved