Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Sinner dan Sabalenka Bidik Sejarah di AS Terbuka 2025

Khoerun Nadif Rahmat
24/8/2025 21:05
Sinner dan Sabalenka Bidik Sejarah di AS Terbuka 2025
Trofi Amerika Serikat Terbuka.(DOK AMERIKA SERIKAT TERBUKA)

JANNIK Sinner dan Aryna Sabalenka berambisi mencatat sejarah dengan mempertahankan gelar juara AS Terbuka 2025. Keduanya kini mengawali langkah di Grand Slam terakhir musim ini yang mulai digelar di New York, Minggu (24/8).

Petenis putri peringkat satu dunia, Aryna Sabalenka, membuka perjuangan mempertahankan mahkota juara dengan menghadapi petenis nonunggulan asal Swiss, Rebeka Masarova, di Arthur Ashe Stadium. Laga ini menjadi salah satu sorotan hari pembuka, yang untuk pertama kalinya digelar pada hari Minggu.

Sementara itu, Jannik Sinner yang juga menempati ranking teratas dunia tenis putra, baru memulai pertarungan Senin (25/8) melawan Vit Kopriva dari Ceko.

Baik Sabalenka maupun Sinner sama-sama berusaha menorehkan prestasi langka, mengingat lebih dari satu dekade belum ada petenis yang mampu mempertahankan gelar di Flushing Meadows. 

Di sektor putri, terakhir kali terjadi ketika Serena Williams meraih tiga gelar beruntun pada 2012–2014. Sedangkan di sektor putra, Roger Federer melakukannya dengan lima kemenangan berturut-turut hingga 2008.

Sabalenka menilai, kesulitan mengulang gelar di New York salah satunya disebabkan oleh tekanan mental yang lebih besar dibandingkan Grand Slam lain.

"Saya pikir ini sangat menekan, karena tempat ini terasa jauh lebih besar dari turnamen lainnya," ujar Sabalenka dikutip dari AFP.

"Mungkin setiap juara bertahan terlalu terbebani, tapi saya merasa cukup berpengalaman untuk fokus pada diri sendiri dan mencoba mengulang hasil itu," lanjutnya.

Ia juga menyinggung fakta bahwa 11 edisi terakhir AS Terbuka putri dimenangkan oleh 10 petenis berbeda. “Pikiran saya sederhana, yaitu mengubahnya,” ucap Sabalenka sambil tersenyum.

Senada dengan Sabalenka, Sinner menilai banyak faktor yang membuat AS Terbuka sulit ditaklukkan. "Kami sudah berada di akhir musim, banyak pemain kelelahan. Ini juga trofi besar terakhir tahun ini, jadi banyak hal bisa berubah," kata petenis Italia itu. 

"Tentu saja turnamen ini sangat sulit dimainkan."

Tahun ini, turnamen bergengsi tersebut memperebutkan total hadiah rekor senilai US$90 juta. Baik juara tunggal putra maupun putri akan membawa pulang masing-masing US$5 juta.

Bagi Sinner, ancaman terbesar datang dari unggulan kedua asal Spanyol, Carlos Alcaraz. Sang juara AS Terbuka 2022 itu sudah dua kali bertemu Sinner di final Grand Slam tahun ini: memenangi duel lima set di Roland Garros, tetapi kalah di final Wimbledon.

"Setiap kali kami bertemu, level permainan selalu naik ke titik tertinggi," kata Alcaraz.

Sementara di sektor putra, publik juga menanti kiprah Novak Djokovic. Petenis 38 tahun itu kembali memburu gelar Grand Slam ke-25 setelah terakhir tampil di semifinal Wimbledon sebelum dihentikan Sinner.

Di nomor putri, Sabalenka harus mewaspadai kebangkitan unggulan kedua Iga Swiatek. Juara Wimbledon 2025 itu baru saja menambah kepercayaan diri dengan kemenangan di Cincinnati Terbuka dan akan memulai langkah menghadapi Emiliana Arango asal Kolombia.

Turnamen ini juga berpotensi menjadi panggung perpisahan bagi legenda tenis, Venus Williams. Pada usia 45 tahun, ia mendapat wild card untuk tampil di penampilan ke-25 kalinya di AS Terbuka.

"Sangat menggembirakan bisa kembali. Tidak pernah terasa membosankan, justru semakin membuat bersemangat," ujar Venus. (I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya