Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GARETH Southgate memiliki kemewahan bagi seorang pelatih Inggris untuk menentukan nasibnya sendiri setelah patah hati kekalahan di final Euro 2024. Masa depan Southgate bersama timnas Inggris pun digadang-gadang segera berakhir.
Southgate sebelumnya menyatakan bakal mundur jika Inggris tak juara di Euro 2024. Hal itu diungkapkannya ketika Inggris baru saja mendarat di Jerman sebelum turnamen dimulai.
Usai final di Berlin, tim besutan Southgate meninggalkan Jerman dalam keadaan hancur dan terkuras. Southgate melambaikan tangan dengan setengah hati ke arah sejumlah fans Inggris yang datang ke hotel tim di pusat kota Berlin. Tidak ada kegembiraan di wajah Southgate dan yang ada hanya rasa kelelahan.
Baca juga : Southgate: Inggris Harus Bermain Sempurna Jika Ingin Jadi Juara Eropa
"Saya tidak bisa melihat skenario apa pun di mana dia ingin tetap dalam perannya. Saya pikir kita telah melihat akhir dari era Southgate di Inggris dan saya yakin para bosnya di FA juga mengetahui hal itu. Itu adalah keputusan Southgate," kata reporter senior Sky Sports Rob Dorsett.
Meskipun tidak mengatakan secara terbuka, FA disebut-sebut ingin Southgate bertahan dan memimpin Inggris ke Piala Dunia berikutnya pada 2026. Namun, hal menjadi meragukan.
Southgate dalam banyak hal dinilai telah frustrasi usai dua kali beruntun gagal di final Piala Eropa. Kebisingan kritik sepanjang turnamen menjadi salah satu faktornya.
Baca juga : Southgate akan Tetap Jadi Pelatih Inggris Terlepas Hasil di Final Euro 2024
Meski dihujani kritik, Southgate mengambil posisi untuk melindungi pemainnya.
"Patut dikagumi bahwa Southgate mencoba memikul semua kritik di pundaknya sendiri, untuk melindungi skuadnya, namun juga merupakan suatu kebohongan jika percaya bahwa tidak ada kritik yang melampaui pertahanannya," imbuh Rob Dorsett.
Southgate memandang kritik tajam dari mantan pemain Inggris seperti Gary Lineker dan Alan Shearer sebagai pengkhianatan. Pasalnya, mereka juga pernah berada di timnas dan menjadi bagian dari banyak generasi pemain Inggris yang juga gagal membawa pulang trofi besar.
Baca juga : Southgate Sebut Inggris Bermain Lebih Modern saat Kalahkan Belanda
"Tapi lebih dari itu, saya pikir Southgate benar-benar muak dan lelah dengan kritik berulang-ulang dan pelecehan yang diterimanya dari sebagian besar pendukung Inggris. Seringkali hal ini sangat tidak menyenangkan," kata Dorsett.
Selama tujuh pertandingan dan 33 hari di Jerman, hanya satu kali fans Inggris menyanyikan lagu yang menjadi lagu kebangsaan Euro 2020: "Southgate you're the one, football's coming home Again!" Nyanyian itu terdengar di Stadion Olimpiade Berlin satu jam sebelum final dimulai.
Jika bertahan, Southgate dalam posisi yang sangat sulit untuk bangkit karena tekanan dan penentangan dari segala penjuru.
Baca juga : Gareth Southgate Percaya Diri Kembali Antar Inggris ke Final Euro
Era Southgate di Inggris dinilai jauh lebih sukses. Terlepas dari pengecualian yang dicapai oleh Sir Alf Ramsey pada 1966, tidak ada pelatih Inggris yang dinilai dapat membanggakan seperti yang dicapai Southgate.
Banyak orang mengatakan bahwa Southgate memiliki banyak talenta Inggris kelas dunia dan dia wajib memaksimalkannya. Hanya saja, komentar tersebut serupa dengan yang dilontarkan kepada banyak pendahulu Southgate yang didengungkan sebagai Generasi Emas era 2000-an.
Itu adalah ungkapan yang diciptakan oleh ketua eksekutif FA saat itu, Adam Crozier, untuk menggambarkan pemain-pemain hebat seperti David Beckham, Michael Owen, Frank Lampard, Steven Gerrard, John Terry, Rio Ferdinand, Gary Neville, dan kawan-kawan.
Pada era tersebut, Inggris berhasil mencapai babak perempat final di tiga turnamen besar dan kemudian gagal lolos ke Euro 2008. Hal itu dianggap masih jauh dari apa yang dihasilkan saat ini di era Southgate. Di bawah kepemimpinan Southgate, Inggris melaju ke semifinal Piala Dunia 2018, final Euro 2020, perempat final Piala Dunia 2022, dan final Euro 2024. (Dhk/Z-7)
Presiden AS Donald Trump tiba di Skotlandia untuk kunjungan pribadi, bertemu PM Inggris Keir Starmer dan Menteri Pertama Skotlandia John Swinney.
Raja Charles III menerima kunjungan PM India Narendra Modi di Sandringham, setelah resmi menandatangani kesepakatan dagang.
AMERIKA Serikat (AS) dilaporkan kembali menempatkan senjata nuklir di Inggris untuk pertama kali sejak hampir dua dekade terakhir.
Tim ilmuwan Inggris kembangkan satelit mini CosmoCube untuk menangkap sinyal radio lemah dari zaman gelap kosmik setelah Big Bang.
IRAN akan menjadi tuan rumah pertemuan trilateral tingkat tinggi dengan Tiongkok dan Rusia pada hari ini waktu setempat.
Polisi dilempari botol dan suar asap dalam aksi protes di luar Bell Hotel, Epping, Essex. Hotel itu digunakan untuk menampung para pencari suaka.
Timnas Inggris membukukan kemenangan 2-0 atas timnas Rep Irlandia dan timnas Finlandia di dua laga pertama bersama Carsley dengan Jack Grealish mencetak gol di laga melawan Finlandia.
Gareth Southgate mengundurkan diri setelah timnas Inggris kalah di final Euro 2024 dari timnas Spanyol 2-1, Juli lalu.
Fermin Lopez bergabung dengan timnas Spanyol kala menjadi juara Euro 2024 dan kemudian meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.
Lee Carsley berhasil membawa timnas Inggris U-21 menjuarai Piala Eropa U-21 pada 2023 untuk pertama kalinya dalam 39 tahun terakhir.
Hukuman ini dijatuhkan UEFA terkait nyanyian Morata dan Rodri yang menyebutkan Gibraltar adalah bagian dari Spanyol, yang dilakukan pada perayaan gelar juara Euro 2024.
Secara total 17 laga diidentifikasi terpengaruh aksi rasisme termasuk tiga laga yang melibatkan Slovenia, Rumania, dan Serbia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved