Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KELUHAN terhadap kelayakan aspek medis di event lari menjadi salah satu pembahasan yang mencuat di masyarakat. Mulai dari ketersediaan tenaga medis di jarak tertentu, hingga penanganan yang cepat merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh penyelenggara event.
Pun demikian, tetap saja ada beberapa penyelenggara yang belum memiliki kesadaran soal aspek medis di event lari.
Menanggapi permasalahan ini, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Andi Kurniawan berkata peran medis pada acara lari sangat penting. Penyelenggara, jelas Andi, harus memiliki prinsip untuk menanggulangi kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
Baca juga : Lari Jarak Pendek dan Manfaatnya bagi Tubuh
Sebab, tak semua peserta acara lari adalah atlet profesional. Acara lari dihadiri oleh beragam peserta, seperti pelari baru, individu yang ingin menjaga berat badan, dan individu yang ingin mengobati penyakit dengan olahraga lari. Keragaman peserta ini menimbulkan adanya masalah kesehatan atau cedera, yang menurut Andi, mungkin saja mengancam jiwa.
“Jadi sebagai penyelenggara event lari harus memprioritaskan layanan kesehatannya, karena layanan kesehatan sangat penting untuk menjaga keselamatan dan kesehatan dari peserta larinya,” ucapnya kepada Media Indonesia pada Senin (29/4) melalui WhatsApp.
“Kalau komit ingin menyelenggarakan event lari artinya harus komit juga untuk menyediakan layanan kesehatan yang sesuai dengan standar,” lanjutnya.
Baca juga : Jaga Kesehatan dengan Olahraga untuk Kesejahteraan Mental dan Fisik
Medical coordinator atau medical director merupakan indikator pertama untuk mengukur kelayakan sebuah event lari. Medical director, jelas Andi, adalah orang yang berpengalaman, dan memiliki kapabilitas untuk membuat perencanaan layanan medis dalam sebuah event lari. Rencana yang dibuat akan berguna apabila ada kejadian cedera, ketika evakuasi, dan mengatur Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat.
Selain itu, Andy juga menegaskan bahwa tim medis event lari, harus diisi oleh SDM yang dapat mengatasi masalah-masalah berkaitan dengan olahraga lari dan juga mempunyai kemampuan tentang keadaan darurat dalam olahraga. Kelengkapan tim medis mulai dari pemahaman SDM, hingga peralatan yang sesuai standar internasional, kata Andi, meminimalisir potensi adanya korban.
“Sehingga kejadian-kejadian atau masalah-masalah kesehatan dalam sebuah event lari itu bisa diminimalisir karena jangan sampai ada korban atau ada pelari yang tidak mendapatkan pelayanan medis dengan baik,” terangnya.
Baca juga : Pilih Sepatu Lari yang Nyaman dan Original di Athletics Goods
Masalah lain yang menjadi keluhan peserta event lari adalah kelangkaan stasiun medis. Andy pun bertutur, sesuai standar internasional yang dimiliki World Athletic, stasiun medis harus memiliki jarak yang sama dengan tempat pengisian air, yakni setiap 2 atau 2,5 Kilometer.
Tak hanya stasiun medis, dalam event lari, penyelenggara juga harus menyediakan alat eksternal defibrillator (AED) untuk penanganan penyakit jantung mendadak atau kolaps akibat jantung.
“itu juga harus ada dengan jarak-jarak tertentu apakah per 5 kilometer, ataukah 6 kilometer, sampai dengan 10 kilometer, sehingga ketika ada kejadian alat tersebut bisa sampai untuk menolong pelari yang menderita tersebut dengan baik,” pungkas Andi.
Baca juga : Pelari Nasional Ingatkan tidak Pakai Sepatu Baru untuk Lomba Lari
Absennya Kesiapan Medis dapat Timbulkan Korban
Andi pun menyinggung fakta bahwa beberapa penyelenggara event lari belum sadar akan peran krusial tim medis. Penyelenggara event lari yang baik, Andi berujar, akan memenuhi setiap standar internasional. Pun demikian, beberapa penyelenggara masih tidak menempatkan aspek medis di urutan pertama.
“Tapi juga masih ada race organizer yang medic itu bukan menjadi prioritas, menjadi prioritas nomor sekian, sehingga tidak diutamakan,” ucapnya.
Padahal, dampak dari tidak layaknya tim medis di event lari bisa sangat fatal. Tanpa penanganan medis yang baik, event lari bisa melahirkan korban cedera, yang bahkan cederanya berkemungkinan menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Belum lagi, Andy mengungkap tentang adanya potensi korban jiwa di event lari yang tidak memiliki kelayakan aspek medis.
“Yang paling dikhawatirkan atau yang kita hindari adalah jangan sampai terjadi korban atau kegawatdaruratan sampai pelari itu bisa kehilangan nyawa dalam sebuah event lari tersebut,” imbuhnya. (Z-6)
BELAKANGAN ini publik dihebohkan oleh sejumlah kasus pelecehan seksual.
Ketua KKI Arianti Anaya meminta masyarakat tidak ragu melapor apabila mengalami atau mengetahui tindakan pelecehan seksual yang dilakukan tenaga medis atasu kesehatan
Sebuah analisis audio forensik mengungkap pasukan Israel menembakkan lebih dari 100 peluru ke arah konvoi petugas darurat di Gaza, dengan tembakan berasal dari jarak sedekat 12 meter.
Layanan Home Care memungkinkan tenaga kesehatan untuk standby dan merawat pasien selama 24 jam di lokasi pasien, sementara Home Visit memungkinkan tenaga kesehatan untuk datang berkunjung.
Hingga Oktober 2024, Indonesia memiliki 106.000 apoteker, tetapi distribusi yang tidak merata menghambat layanan kesehatan di banyak wilayah.
PEMBANGUNAN kesehatan masyarakat memerlukan kerangka kebijakan yang adil, komprehensif, dan responsif.
Dody juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus memantau informasi di posko-posko yang didirikan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) DKI Jakarta-Jawa Barat.
Edukasi ini memberikan mereka keterampilan penting yang tidak hanya menyelamatkan nyawa, tapi juga mengajarkan mereka untuk peduli dan bertindak cepat dalam situasi darurat.
PT KAI Daop 4 Semarang menegaskan aspek keselamatan perlintasan sebidang yang selama ini dijaga oleh petugas KAI tidak akan kendur meski di tengah berlangsungnya efisiensi anggaran.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menilai, upaya untuk meningkatkan budaya K3 harus terus digalakkan.
Hingga kini, terdapat tujuh jenazah yang sudah berhasil dievakuasi menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
TRIR merupakan indikator keselamatan kerja yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, PHR mencatat angka 0,09.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved