Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PETENIS Ukraina Marta Kostyuk mengaku dirinya harus mengeblok gambar mengerikan perang di negaranya saat bertanding di Wimbledon.
Petenis berusia 21 tahun itu mengalahkan unggulan kedelapan asal Yunani Maria Sakkari setelah sempat kalah di set pertama dan melaju ke putaran kedua Wimbledon untuk tahun ketiga secara beruntun.
"Saya merasa sangat berduka untuk warga Ukraina yang tengah menderita. Mereka tidak punya pilihan," ungkapnya.
Baca juga: Swiatek Melaju ke Putaran Ketiga Wimbledon
"Namun, bagi saya, ketika saya bermaslah di lapangan, memikirkan kondisi mereka sama sekali tidak membantu."
"Pasalnya, saya tahu saya tidak bisa hidup seperti mereka. Saya harus tetap membumi," lanjut Kostyuk.
Petenis peringkat 36 dunia itu merupakan salah satu petenis Ukraina yang paling vokal mengenai keberadaan petenis Rusia dan Belarus di turnamen tenis dunia.
Baca juga: Rybakina Mengaku Gugup Ditonton Federer di Putaran Pertama Wimbledon
Tahun lalu, petenis dari Rusia dan Belarus dilarang berlaga di Wimbledon sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Namun, mereka masih diizinkan berlaga di turnamen lain sebagai petenis netral.
Di Prancis Terbuka, Kostyuk dicemooh setelah menolak menjabat tangan petenis Belarus Aryna Sabalenka setelah kalah di putaran pertama.
Kostyuk langsung mengecam aksi para penonton di Roland Garros dan menyebut mereka seharusnya malu.
"Tindakan para penonton sangat memalukan. Saya sama sekali tidak mengerti dan saya tidak akan pernah mengerti," kata Kostyuk.
"Di sini, hal yang berbeda terjadi. Saya sangat senang dukungan yang diberikan kepada saya," imbuhnya.
Kostyuk terancam tersingkir di putaran pertama Wimbledon. Dia kalah telak di set pertama dalam tempo 25 menit sebelum bangkit dan menang 0-6, 7-5, dan 6-2.
Di putaran kedua Wimbledon, Kostyuk akan berhadapan dengan petenis Spanyol Paula Badosa, yang mengalahkan Alison Riske-Amritraj 6-3 dan 6-3. (AFP/Z-1)
Sinner memilih untuk fokus ke pemulihan cedera yang didapatnya di Wimbledon 2025.
Juara Wimbledon 2025 Jannik Sinner memberikan hadiah berupa bola tenis bertanda tangan kepada Pangeran George dan Putri Charlotte.
Carlos Alcaraz mengaku kekalahannya atas Jannik Sinner di Wimbledon memotivasinya untuk terus berkembang.
Jannik Sinner berhasil mengukir sejarah di Wimbledon setelah menundukan rivalnya Carlos Alcaraz 4-6, 6-4, 6-4, 6-4.
Iga Swiatek berhasil mengalahkan Amanda Anisimova dalam laga final dengan skor 6-0 dan 6-0.
Untuk pertama kalinya Iga Swiatek berhasil menjuarai Wimbledon.
Coco Gauff, yang mendapatkan bye di putaran pertama, harus rela angkat kaki dari ajang Qatar Terbuka usai takluk 2-6 dan 5-7 dari petenis Ukraina Marta Kostyuk.
Coco Gauff, yang merupakan unggulan keempat, mengalahkan Marta Kostyuk hanya dalam waktu 61 menit di Wuhan Terbuka untuk meraih kemenangan kedelapan berturut-turut dalam tur.
Elena Rybakina mengalahkan Marta Kostyuk dengan skor 6-2 dan 6-2 dalam waktu 1 jam sembilan menit, mengakhiri laju performa terbaik lawannya yang berusia 21 tahun itu di turnamen tersebut.
PETENIS nomor satu dunia Iga Swiatek mengalahkan Marta Kostyuk 6-2, 6-1 untuk mencapai final ATP-WTA Indian Wells Masters.
Selanjutnya dia kan menghadapi pemenang antara juara AS Terbuka Coco Gauff atau Maria Sakkari dari Yunani di final hari Minggu.
Juara Grand Slam empat kali, yang merupakan juara Indian Wells Masters 2022, hanya butuh 69 menit untuk mengalahkan lawannya yang berperingkat 32 dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved