Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
Petenis Belarusia Aryna Sabalenka tampil luar biasa saat mengalahkan Iga Swiatek di final Madrid Terbuka, Sabtu (5/5). Itu merupakan kemenangan pertamanya di lapangan tanah liat melawan rival utamanya tersebut.
Petenis berusia 25 tahun itu selalu kalah dalam tiga pertemuan sebelumnya dari petenis Polandia itu di lapangan tanah liat tanpa memenangkan satu set pun. Tapi, kali ini, Sabalenka yang kini menempati peringkat kedua dunia, tampil lebih menyerang dan menang 6-3, 3-6, dan 6-3. Ini merupakan gelar kedua yang diraih Sabalenka di turnamen yang digelar di ibu kota Spanyol tersebut.
"Ini sesuatu yang luar biasa. Saya sangat senang bahwa saya bisa melawannya dan saya bisa mendapatkan kemenangan ini sehingga tidak terlalu membosankan bagi orang untuk menonton pertandingan kami," ujarnya, seusai pertandingan.
"Saya sangat menikmati bermain di lapangan tanah liat, karena saya memiliki waktu ekstra. Ini tidak supercepat, jadi saya bisa melakukan pukulan kuat saya. Juga ada reli-reli panjang.”
Bagi Sabalenka yang sukses membalas dendam atas kekalahan dari rival Polandianya di final Stuttgart dua minggu lalu, kemenangan kali ini sekaligus mengakhiri rentetan sembilan kemenangan beruntun yang diraih Swiatek.
Sabalenka meraih gelar ke-13 dalam kariernya dan gelar keduanya di lapangan tanah liat dalam waktu dua jam 25 menit. Kemenangan pada laga ini ditutup dengan sebuah pukulan forehand menyilang tak tak mampu dijangkau Swiatek.
"Saya sangat senang dengan kemenangan ini, terutama melawan Iga (Swiatek) di lapangan tanah liat. Selalu sulit melawannya," tambah Sabalenka.
Swiatek, yang gagal mendapatkan satu pun break point pada set pembuka, mampu memimpin 2-0 di set kedua karena lawannya kerap membuat kesalahan. Namun, saat tertinggal 1-3, Sabalenka yang mendapat empat break point, kembali melakukan servis dengan backhand winner yang keras.
Petenis Belarusia sekali lagi menempatkan Swiatek di bawah tekanan servisnya, tetapi petenis Polandia itu mampu menyelamatkan dua break point untuk bertahan. Swiatek menunjukkan permainan defensifnya yang bagus saat ia mematahkan lagi pukulan lawannya untuk memimpin 5-3 dan melakukan servis untuk memaksa set ketiga yang menentukan.
Di set ketiga, Sabalenka langsung unggul 2-0, untuk selanjutnya memimpin 5-3 hingga akhirnya menutup laga itu dengan 6-3. "Terkadang sulit, terkadang mudah. Itulah mengapa kami memiliki variasi dalam tenis," kata Swiatek.
Petenis nomor satu dunia itu mengkritik penyelenggara turnamen karena beberapa pertandingan digelar larut malam selama seminggu terakhir. "Tentu tidak menyenangkan bermain hingga jam 1 pagi. Tapi, saya senang bagaimanapun saya bisa melewati pengalaman ini dan bertahan hingga di final," ujarnya. (AFP/M-3)
Aryna Sabalenka mengatakan sakit hati karena menunjukan permainan tenis yang sangat buruk, usai kalah dari Coco Gauff di Prancis Terbuka.
Aryna Sabalenka, juara tunggal Grand Slam tiga kali dan runner-up dua kali, kini melaju ke final Grand Slam pertamanya di lapangan tanah liat di Prancis Terbuka.
Petenis Aryna Sabalenka berhasil mengalahkan Jill Teichmann 6-3, 6-1 untuk melaju ke putaran ketiga Prancis Terbuka.
Di semifinal Roma Terbuka, usai mengalahkan Aryan Sabalenka, Zheng Qinwen akan bertemu Coco Gauff yang mengalahkan petenis remaja Rusia Mirra Andreeva.
Aryna Sabalenka harus bekerja keras menaklukkan Sofia Kenin dalam laga pembuka yang berlangsung dramatis, dengan skor akhir 3–6, 6–3, 6–3.
Aryna Sabalenka mengawali perjalanannya di Roma Terbuka dengan kemenangan 6-2 dan 6-2 atas Anastasia Potapova, Jumat (9/5), untuk melaju ke putaran ketiga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved